LANGIT CHAPTER 3

5 3 0
                                    

Hari berganti dan pagi mulai datang. Langit terlihat sangat gelap daripada biasanya. Aku beranjak menjalani rutinitas harian, mengikuti kelas pagi seperti biasa. Melajukan kuda besi roda dua melintasi jalanan kecil Kota Hujan yang padat dengan lalu lalang manusia serta aktivitasnya masing-masing.

Kuliah pagi ini berjalan seperti biasa, membahas tentang interaksi antar manusia yang jelas menjadi kelemahanku. Jelas saja, aku yang sangat jarang berinteraksi dengan manusia ini dihadapkan pada materi untuk memaparkan jenis-jenis interaksi manusia. Dua jam berlalu, aku pun tidak begitu bersemangat untuk mendengarkan sang dosen memaparkan teori demi teori. Andai saja ada musik pengiring, mungkin akan sedikit lebih baik.

Hari ini jadwal kuliahku tidak begitu bersahabat, kuliah pertama di jam 9 pagi, dilanjut dengan kuliah berikutnya di jam 3 sore. Waktu yang sangat panjang untuk ditunggu. Namun, akan terasa singkat dan tidak cukup waktu jika aku harus pulang ke rumah, kemudian kembali ke kampus untuk mengikuti kelas sore tersebut.

Saat hendak begegas meninggalkan kelas untuk menuju tempat favoritku saat menunggu jam kelas berikutnya, samar-samar terdengar gemercik air yang membasahi tanah. Ternyata langit telah menumpahkan bebannya yang telah ia tanggung sejak tadi pagi. Aku mendongakkan kepala sejenak ke arah langit seraya menebak kapan hujan akan reda, ternyata wajah langit belum akan berubah menjadi cerah seperti biasanya. Saat itu yang kupikirkan adalah ke mana kaki ini akan melangkah, mengingat tidak mungkin kuhabiskan waktu di rooftop yang tentu saja tidak akan terbebas dari ribuan peluh air yang jatuh membasahi bumi.

Aku pun memutuskan menelusuri sudut kampus Gedung A untuk mencari spot yang dapat kujadikan tempat untuk membunuh waktu. Sampai pada akhirnya langkahku terhenti di depan sebuah pintu kayu besar dengan plang bertuliskan "Perpustakaan". Tempat yang paling jarang kudatangi ini rasanya akan cocok untukku. Tidak akan banyak gerombolan mahasiswa yang akan menghabiskan waktunya di sini untuk sekedar bercanda tawa.

Memasuki ruangan perpustakaan, ribuan buku terpampang luas di rak buku panjang yang berbaris dengan rapi. Aku mencari satu, dua, tiga buku di bagian novel yang sekiranya menarik untuk kubaca. Namun, tak ada satu judul pun yang memaksaku untuk menariknya dari tumpukan buku-buku tersebut. Aku pun menyerah dan bergegas mencari tempat duduk yang sepi dan jauh dari lalu lalang para mahasiswa yang keluar masuk ruangan. Setelahnya, aku memutuskan untuk membuka laptop, sambil mencari update berita hari ini. Tak lupa headphone sudah bertengger dengan mantap di kepalaku, dan lagu Sheila on 7 dengan segera bergema di telingaku, ikut asyik menemani jam kosongku saat itu.

Belasan halaman web telah kutelusuri, aku pun mulai bosan. Mahasiswa silih berganti menghuni meja-meja perpustakaan, dan aku mulai memperhatikan masing-masing dari mereka. Ternyata banyak manusia yang tak pernah kulihat seperti saat aku mengamati dari atas Gedung A. Perhatianku terus berfokus pada sekeliling, sampai lagi lagi aku melihat sosok yang mencuri perhatianku.

Tidak asing, begitulah yang kurasa. Sejenak aku menaruh perhatianku pada salah satu wanita yang tengah berdiskusi kelompok di barisan depan. Ia memang tak banyak bersuara, namun tetap memperhatikan dengan seksama, terlihat dari sosok matanya yang tegas dan fokus. Aku rasa, aku pernah bertemu dengannya, tapi entah dimana. Tak lama setelahnya, diskusi mereka berubah menjadi obrolan tentang drama Korea favorit mereka. Namun, wanita itu sepertinya tidak begitu tertarik. Hanya mengangguk dan tersenyum tipis seperlunya. Sampai suatu ketika, ia mengeluarkan kamera nya untuk mengabadikan beberapa spot.

Sejenak kutermenung, menarik kembali memoriku untuk mencari jawabannya. Lamat-lamat, ingatanku sepertinya memberiku petunjuk tentang siapa wanita itu. Ketika aku mencoba untuk mempertegas garis wajahnya, ternyata ia telah meninggalkan perpustakaan. Dan tanyaku pun berakhir menggantung dengan penuh rasa penasaran. Batinku berkata, semoga saja akan ada kesempatan untuk bertemu dengannya lagi. Dan begitulah hariku berakhir, setelah menghadiri kelas sore yang sejak tadi siang telah kutunggu.

LANGIT & MELODI [ON GOING]Where stories live. Discover now