LANGIT CHAPTER 2

9 3 0
                                    

Pagi menjelang, samar-samar cahaya mentari menyelinap melalui jendela kamarku. Waktu menunjukkan pukul 7 pagi saat aku bangun tidur. Terduduk sejenak sembari berusaha mengumpulkan nyawa dalam diri yang membuatku masih setengah sadar. Saat itu yang ada di kepala hanyalah rasa malas untuk beranjak menuju kelas pagi yang harus aku hadiri. Setelah bersiap-siap seperti biasa, aku segera bergegas menuju ke kampus. Tak lupa kukenakan jaket denim dan headphone andalan yang selalu menemani hari-hariku.

Pagi itu, Langit tak begitu cemerlang. Gumpalan awal menutup sang mentari untuk bersinar dengan hangat. Teduh tetapi tetap mampu menghangatkan. Aku menembus jalanan kota yang cukup lengang saat itu, sambil tetap mendengarkan musik melalui headset yang hanya akan aku kenakan saat mengendarai motor. Bukannya aku tak bisa lepas dari musik, hanya saja alunan melodi petikan gitar jauh lebih membuatku nyaman dibanding suara klakson para pengendara lain yang tak sabar untuk melajukan kendaraannya di jalan yang sempit ini.

Sesampainya di kampus, tak banyak hal yang kulakukan. Kuliah, mengerjakan tugas, lalu mencari spot yang teduh untuk mendengarkan musik. Membosankan? Tentu tidak. Hanya saja dalam diriku tidak terdapat jiwa yang menggelora. Seperti lagu-lagu melankolis yang biasa kusetel, hidupku pun begitu. Mengalir begitu saja, tanpa punya ekspektasi apa-apa terhadap kehidupan.

Mungkin bagi teman-temanku, aku hanyalah manusia introvert yang tidak peduli akan sekitarnya. Sayangnya, mereka salah. Aku justru lebih senang mengamati apa yang terjadi di sekitarku, tetapi dalam diam. Seperti hal yang biasa kulakukan selepas jam kuliah usai, aku pun kembali beranjak pergi ke lantai paling atas dari Gedung Kampus A. Dari sini aku bisa mengamati sekeliling tanpa ada yang menyadari.

Aku selalu menikmati berada di tempat ini. Ketika aku bisa mendengarkan melodi favoritku seraya memperhatikan orang-orang yang sibuk dan tenggelam dalam aktivitasnya di bawah sana. Siang itu, suasana Taman Gedung A cukup ramai. Para mahasiswa banyak berlalu lalang, sebagian tinggal sejenak untuk sekedar bercakap-cakap ataupun mengerjakan tugas. Rasanya dari sini aku bisa tahu, sepusing apa berada di antara mereka, sibuk dengan riuh ramai celotehan yang saling bertautan tak seirama.

Aku masih asyik menelusuri sudut demi sudut taman Gedung A, hingga akhirnya perhatianku terhenti pada sesosok wanita yang sedang sibuk dengan kameranya. Sepertinya dia sedang mengabadikan beberapa objek. Rasa penasaran pun muncul, potret apa yang ia harapkan saat berada di sudut taman kampus yang menurutku tak begitu "instagramable". Tak lama kemudian, ia bergegas merapikan barang-barangnya dan langsung beranjak pergi begitu saja, seorang diri. Tanpa memikirkannya terlalu lama, aku kembali terhanyut dengan lantunan melodi yang telah berganti judul. Perhatianku kembali meluruh, mengikuti alunan lagu dan angin sepoi-sepoi yang turut membuatku semakin terhanyut.

LANGIT & MELODI [ON GOING]Where stories live. Discover now