SACRIFICE - BAGIAN 1

Start bij het begin
                                    

Belum sempat pria itu menjelaskan, namun si wanita itu sudah pergi berlari dengan rasa kekecewaan. Saat dia berlari tidak melihat bahwa dari arah lain ada sebuah truk melaju dengan kecepatan diatas rata-rata, alhasil menabrak tubuh si wanita tersebut hingga terpental jauh.

"Mamaaaaaaaa!!" teriak gadis kecil itu saat melihat tubuh mamanya menguling-guling di jalan akibat tertabrak sebuah truk. Gadis itu berlari menuju tempat di mana mamanya tergeletak dengan darah segar yang mengalir dari sekujur tubuh.

Gadis itu menangis, berteriak sambil memeluk tubuh mamanya yang sudah berbalur dengan darah.

"Mama, bangun Ma, jangan tinggalin Lia, Lia sayang mama, Mamaaaa."

Sebuah ambulans datang membawa mamanya bersamaan dengan beberapa mobil polisi, untuk menindaklanjuti kasus kecelakaan tersebut.

'flashback off'

Memori terburuk di masa lalu nya kembali terputar begitu jelas. Tanpa terasa air matanya jatuh dengan sendirinya.

"Ma, Lia kangen Mama." gumam Delia sambil menghapus air matanya.

Handphone yang berada di atas lemari, bergetar menunjukkan ada beberapa pesan dari teman-temannya.

ERLANGGA
Raga ngajakin jam 7 Queen

ME
Oke

Setelah menjawab pesan singkat 'ERLANGGA' dia membalas pesan dari teman lainnya.

GAVINO
Jam 7 Queen

ME
Oke

ALFA
Jam 7 jangan lupa

ME
Hemm

JORDI
Jangan lupa jam 7

ME
Hmm

Dan masih banyak pesan dari teman-temannya yang lain. Delia bingung, mengapa teman-temannya tidak menghubungi lewat grup saja, kenapa harus chat dirinya satu-satu,

Tanpa berpikir lama, jarum jam sudah menunjuk pukul setengah 7 malam, dia segera bersiap-siap. Setelah bersiap-siap dia mengambil kunci motor nya dan bergegas keluar kamar.

Saat dia melangkah kaki menuju pintu utama, suara papa nya terdengar "Lia mau kemana malam-malam?"

"Rumah temen," setelah mengucapkam kalimat itu, dia pergi meninggalkan papanya yang masih menatapnya. Tak heran dengan perubahan sifat putrinya akibat kejadian itu.

Motor sport melaju dengan kecepatan diatas rata-rata menerobos dinginnya angin malam. Setalah beberapa menit diperjalanan dia telah sampai tujuan, dia segera memarkirkan motor sport nya dan segera melangkah memasuki tempat itu.

Sesampainya di dalam, dia sudah melihat semua teman tongkrongannya. Jika ditanya apa ada cewek selain dia? jawabannya tidak. Karena dialah cewek satu-satunya yang berada diantara banyaknya cowok-cowok itu. Mereka bukan geng melainkan sudah bagian keluarga kedua setalah keluarga pertama mereka. Tak ada yang namanya ketua dan anggota, semua sama.


"Telat 2 menit doang," ujar Delia kepada teman-temannya dengan cengiran.

"No prob, Queen." jawab Alfa sambil menghisap satu batang rokok.

Mereka semua sedang berada di sebuah club ternama dipusat kota. Hanya pesta kecil-kecilan karena salah satu dari mereka yang bernama Raga sedang ulang tahun.

"Lo jangan minum Queen." tegur Alfa saat melihat Delia hendak menyeruput gelas yang ada didepannya.

"Dikit Al." ujar Delia

"Gak boleh, nih minum ini aja." Jawab Alfa sambil menyodorkan gelas yang berisi minuman soda biasa. Ya mereka semua menolak dengan keras saat Delia si Queen mereka menyentuh barang haram tersebut. Mereka niatnya ingin melindungi Queen, bukan merusak. Namun tanpa mereka tahu, Queen sudah rusak, karena pelarian Queen selama ini ya tempat ini.

"Jangan sekali-kali lo nyentuh barang haram itu." ujar Gavin kepada Delia.

"Lah lo bilang barang haram, tapi lo juga nyentuh goblok." sungut Delia mendapat cengiran dari Gavin. Mungkin ucapan Gavin sedikit konyol.

Suara musik yang berdengung ditelinga membuat telinga Delia sakit, namun sudah biasa.

"Raga mana?" Tanya Delia

"Mungkin ngamar." jawab Erlang asal membuat mata Alfa melotot hendak keluar. Tak berapa lama, suara deheman terdengar.

"Ngomongin gue kan,"

"Dari mana aja lo Ga?"

"Dari toilet," jawab Raga

"Owh, gue kira ngamar."

"Yaelah mulut lo, gini-gini gue masih perjaka ya." ujar Raga tidak terima.

"Siapa tau di hari ulang tahun lo, lo dapet hadiah istimewa gitu dari pacar lo." ujar Jordi namun tak di tanggapi oleh Raga.

"Hallo my Queen, akhirnya setelah sekian lama kamu ikut nongkrong disini sama kita-kita"

"My Queen mata lu ilang satu, Delia Queen kita, kita, bukan lo doang!" sarkas Gavin tidak terima. Delia tersenyum kecil saat melihat pertengkaran kecil yang terlontar dari teman-temannya.

"Iya deh iya, Queen kita." putus Raga mengalah.

"Nikmati aja pestanya, Mau habis berapa botol pun terserah kalian."

"Satu lagi, khusus buat Queen kita, lo gak boleh nyentuh minuman haram itu barang sedikit pun, dan di bar udah gue sediain minuman selain minuman memabukkan."

"Udah gue peringatin tadi," ujar Alfa

"Iya, iya, iya."

"Gitu dong, nurut." ucap Raga sambil mengacak-acak pelan pucuk kepala Delia. Delia tersenyum akibat perlakuan Raga, namun dia menghilangkan pikirannya jauh-jauh.

TBC

Publish : 21 Januari 2021
Revisi : 16 Juli 2021

SACRIFICE [On Going][Revisi Berjalan]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu