30.Kepulangan Dinda.

11 3 7
                                    

-Happy Reading-

Lily sedari tadi membasuh wajahnya beberapa kali di wastafel, berharap sembab di matanya hilang, namun tetap saja. Alhasil Lily memutuskan untuk tetap keluar menemui mama nya.

“Ma? Sendiri kesini?” tanya Lily seraya duduk. Natha yang menyadari kehadiran Lily pun menoleh. Namun ia sedikit heran, kenapa mata Lily sembab?

“Mata kamu kenapa Ly? Abis nangis?” tanya Natha khawatir. Lily tersenyum berusaha meyakinkan mama nya.

“Oh ini, hari ini kan jadwal Lily masak, terus tadi motong bawang, giling bawang setengah jam, jadi gini deh.” jelas Lily. Meski Natha seperti tak percaya, namun ia tetap mengangguk saja.

“Tadi pas mama dateng sempet papasan sama Rayyan keluar dari sini, Rayyan abis kesini ketemu kamu ya?” tanya Natha mengingat tadi ia berpapasan dengan Rayyan, meski bedanya Rayyan sama sekali tak menyapa.

“I--ya, tadi sempet ketemu, nolongin Lily masak malah.” balas Lily sedikit gugup namun tetap tersenyum. Natha tersenyum senang.

“Alhamdulillah, kalian berdua udah sama sama gede, umur juga udah pas, apalagi yang ditunggu?” pertanyaan yang sangat dihindari untuk kaum kaum jomblo, tapi setahu Natha, Lily tidak jomblo.

“Nanti lah ma, kalo udah saat nya, Lily juga masih 23 tahun.” ujar Lily tertawa mendengar mama nya.

•••

Rayyan sedang duduk di samping ranjang rawat milik Qillen, sudah hampir sebulan wanita disampingnya ini belum tersadar dari koma nya. Rayyan terus menatap sedih mama nya, andai posisinya bisa ditukar, Rayyan rela berada di posisi mama nya, asal mama nya masih sehat sehat saja sekarang.

Tiba tiba pintu terbuka menampilkan perempuan berkisar 16 tahun yang sudah langsung berlari memeluk Qillen. Hal itu membuat Rayyan yang menatap sedih mama nya beralih menatap kaget perempuan di depannya.

“Nda? Dinda?” tanya Rayyan tak percaya. Dinda mendongak menatap Rayyan, sedetik kemudian dia berjalan cepat mendekat Rayyan dan memeluk Rayyan.

“Bang.., Dinda kangen..” ujar Dinda di dalam pelukan Rayyan.

“Bang Rayyan juga kangen sama kamu, kamu kapan sampe disini?” tanya Rayyan setelah melepas pelukannya. Dinda mengusap air mata yang keluar.

“Barusan Dinda sampe, kenapa bang Rayyan gak kabarin Dinda kalo mama koma bang?” tanya Dinda yang sekarang sudah menangis terbawa suasana. Rayyan kembali memeluk Dinda, mengelus kepala adiknya sayang.

“Bang Rayyan gak mau bikin kamu kepikiran Dinda, kamu masih harus fokus sekolah.” ujar Arga yang sedari tadi hanya memperhatikan kedua putra dan putri nya yang sudah 5 tahun lebih tak bertemu itu.

Terakhir mereka bersama sama saat Rayyan masih kelas 3 SMA, sedangkan Dinda saat itu usia nya masih 11 tahun. Dikarena kan Rayyan yang pergi ke luar negeri sehabis lulus selama 5 tahun, dan saat Rayyan pulang malah Dinda yang pergi ke Amerika untuk melanjutkan sekolah disana.

“Mama kenapa bisa kaya gini bang?” tanya Dinda yang sudah tak lagi menangis. Rayyan terdiam sebentar,

“Mama kena tabrak lari.” mengapa Rayyan tak memberitahu Lily yang menabrak mama nya? Entah lah.

WE AND OUR LOVE STORY [SELESAI]Where stories live. Discover now