29.Kenapa Tega?

13 3 0
                                    

-Happy Reading-

Jeje dan Jeslyn sekarang sedang berada di teras rumah cowo cowo A.K.A rumah Rayyan dan yang lainnya. Sedari tadi Jeje sibuk memencet bel yang tak kunjung dibuka juga oleh penghuni nya.

“Duh.., niat punya rumah gak sih dia orang ini.” ujar Jeslyn seraya duduk mengipas wajahnya dengan tangan.

“Lo kenapa dah kaya orang kepanasan, gue aja gak panas panas amat.” ucap Jeje sedari tadi memperhatikan Jeslyn. Hal itu membuat Jeslyn menoleh.

“Gue gerah ya anjir bukan panas.” balas Jeslyn jengkel. Jeje menatapnya bingung.

“Apa bedanya ege?” ucap Jeje kesal. Tak lama pintu terbuka menampilkan Rayyan yang seperti nya baru saja akan pergi.

Jeje seketika gugup, apa tak ada orang lain selain Rayyan dirumah ini?

“Lo sendiri?” tanya Jeje basa basi. Rayyan hanya menampilkan wajah dingin nan datarnya.

“Ada Aksa, cuma masih tidur.” balas Rayyan seadanya.

“Yaudah tolong bangunin dia sih..” ucap Jeje lagi.

“Ada apa?” bukannya membangunkan Aksa, Rayyan malah bertanya.

“Dirumah gak ada yang angkatin galon, gue mau minta tolong.” balas Jeje berusaha tenang. Tanpa menjawab, Rayyan melangkah melewati Jeje dan segera berjalan kerumah mereka.

Saat Rayyan sudah berada di depan meja makan, tepatnya di dekat dapur, tak lupa pula Jeje dan jeslyn yang sedari tadi mengikutinya, tiba tiba Rayyan terhenti. Dia melihat Lily yang sedang menyusun piring yang berisikan lauk ke atas meja makan.

“Dimana galonnya?” tanya Rayyan datar. Lily yang menyadari suara berat itu pun menoleh kaget.

“Ra--

“Je, dimana galonnya?” tanya Rayyan memotong Lily, seraya sedikit melirik kebelakang menunggu Jeje menjawab.

“Ee..itu di dapur.” ujar Jeje kikuk. Dan segera Rayyan berjalan mendekati letak galon tersebut. Dengan biasa saja dia mengangkat galonnya hingga terpasang sempurna. Lily sedari tadi tak melepas tatapannya dari Rayyan, dia sangat merindukan Rayyan.

“Ray.., lo gak mau makan dulu?” tanya Lily seraya menahan tangan Rayyan saat Rayyan berjalan melewatinya. Rayyan melepas tangan Lily kasar membuat Lily tersentak.

“Gak tau diri ya lo, beruntung gue masih berbaik hati gak menjarain lo.” balas Rayyan ketus dan segera pergi keluar meninggalkan Lily yang mematung di tempatnya. Matanya memanas siap mengeluarkan cairan bening sekarang juga.

“Ly.., jangan dimasukin ke hati ya.” ujar Jeje. Namun Lily malah berjalan menaiki tangga dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Saat sudah di dalam kamar, Lily menutup dan mengunci pintunya. Kemudian dia menyenderkan badannya di pintu seraya menangis, hingga perlahan ia terduduk.

“Kenapa Rayyan tega ngomong kaya gitu sama Lily.” ujar Lily seraya menangis. Dia memukul lantai di sampingnya kuat. Tangannya pun terkepal hingga urat tangannya sedikit terlihat.

“Lily gak salah, bukan Lily yang nabrak Tante Qillen. Tapi kenapa Rayyan gak percaya sama Lily.” ucap Lily lagi, meski ia tau, hal itu tak akan membuat hubungannya dan Rayyan membaik sekarang.

WE AND OUR LOVE STORY [SELESAI]Where stories live. Discover now