28.Overthinking.

12 3 0
                                    

-Happy Reading-

Selepas dari lantai tiga tepat pada ruangan Lily. Jeje kembali turun dan kembali ke pintu utama. Disana masih ada Juna yang setia menunggu seraya memegangi makanan yang akan ia berikan kepada Lily.

Dengan tak enak, Jeje mendekat ke arah pintu.

Sorry ya lama, gue juga sampe lupa nawarin lo duduk.” ucap Jeje ragu ragu. Juna melirik ke arah dalam, menunggu Lily yang menurutnya sebentar lagi akan keluar.

Jeje yang menyadari Juna yang mencari Lily pun langsung bersuara.

“Kenapa? Oh Lily, dia udah tidur ternyata. Mungkin dia capek.” ucap Jeje berbohong tentunya.

“Gitu ya? Yaudah tolong kasih ke Lily ya.” ujar Juna seraya memberikan kotak yang seperti nya isi onde onde kesukaan Lily. Setelah Jeje mengangguk barulah Juna kembali berjalan ke arah mobilnya.

Saat sudah berada di depan gerbang, tiba tiba mobil Juna keluar bersamaan dengan mobil seseorang yang akan masuk. Bersamaan mereka menuruni kaca jendela dan saling bertatapan sinis. Seperti hendak menghantam mangsanya.

“Gimana? Sukses ngedeketin bekas gue?” tanya Rayyan mengejek. Juna menggenggam erat setirnya.

“Apa mau lo anjing!” balas Juna yang tak terima. Rayyan mengangkat bahu nya acuh dan langsung menjalan kan mobil.

•••

Saat ini Diva tengah duduk bersender dikursi seraya memegangi perutnya yang masih datar. Rumah ini mempunyai tiga penghuni, namun papa nya sudah dua Minggu belum pulang dan masih di luar kota.

“Andai papa gak ninggalin Diva sendiri sama bang Martin, pasti Diva gak akan kaya sekarang.” ujar Diva sendu.

“Andai papa juga tau, bang Martin gak sebaik yang papa kira.” ucapnya lagi. Tiba tiba suara pintu yang terbuka cukup keras membuat Diva terkejut.

Saat Diva berdiri, ternyata sang pelaku adalah Martin. Martin pulang dengan keadaan yang sedang mabuk. Tiba tiba Martin mendekat dengan tatapan iblisnya, membuat Diva refleks mundur perlahan hingga ia terduduk di sebuah kursi.

Diva dapat melihat jelas tatapan sendu di mata Martin.

“Lily kenapa lo lebih milih Rayyan dari pada gue?” tanya Martin pada Diva. Namun sepertinya lagi dan lagi Martin menganggap bahwa Diva adalah Lily.

Diva menatap Martin ketakutan. Tiba tiba Martin menampar Diva.

“Dan lo Rayyan! karier dan cinta gue ancur setelah lo dateng!” bentak Martin. Sepertinya kali ini bukan lagi Lily yang dibayang bayang Martin, namun Rayyan.

“Adik gue sendiri bahkan rela nyuruh bokap gue buat keluarin gue dari E-sport.” ucap Martin sendu. Membuat Diva terpaku menahan tangisnya.

“Anjing lo semua bangsat!” bentak Martin masih dalam keadaan mabuk. Diva hanya bisa diam, dia tak berani berkata sedikitpun. Martin sedang mabuk, Diva takut Martin akan melakukan hal yang dapat membahayakannya.

Namun tiba tiba Martin menempelkan bibirnya pada Diva kasar. Sontak Diva menghindar namun justru malah membuat Martin semakin melakukan hal yang lebih.

WE AND OUR LOVE STORY [SELESAI]Where stories live. Discover now