Langit Senja

609 83 15
                                    

Menyibukan diri dengan tumpukan pekerjaan membuat Senja lupa makan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menyibukan diri dengan tumpukan pekerjaan membuat Senja lupa makan. Itu hal sepele, apalagi mengenai pendamping hidup. Senja belum kepikiran sama sekali. Padahal usianya sudah tiga puluh tahun.

Pemilik perusahaan masuk ke ruang kerja Senja, dia langsung duduk di kursi depan meja kerja wanita yang selalu tampil cantik tersebut.

"Senja," seru Baskoro, papanya.

Senja yang tadinya sedang menatap computer, lalu beralih memandang Baskoro.

"Apa, Pa?" sahutnya sangat lembut.

"Mama sama Papa sepakat mau ngenalin kamu ke anak temen Papa."

"Ya sudah, kapan?" sahut Senja santai karena hal seperti ini bukan terjadi yang pertama baginya.

"Tapi tolong, kali ini jangan bikin Papa malu."

"Enggak, Pa. Siapa sih yang bikin Papa malu? Mereka aja yang enggak mau sama aku."

"Karena kamu mintanya aneh-aneh, Ja."

"Ah, emang aneh kalau lamaran aku minta Ferrari?"

Baskoro menghela napas panjang. "Bukan aneh. Tapi mereka pikir kamu matre."

"Pa, orang kan perlu diuji. Kalau dia di awal udah nyerah, gimana di tengah jalan nanti? Iya, kan?"

Ada saja jawaban Senja untuk memberi alasan kepada orang tuanya. Hal itu sengaja Senja lakukan supaya orang yang akan dijodohkannya mundur.

"Papa akan atur jadwal pertemuan kalian. Besok kalau sudah pasti, Papa kabari."

"Iya, Paaaaaa."

Setelah menyampaikan tujuannya, Baskoro langsung keluar dan pulang. Dia bersama Ayu-istrinya-membuat janji dengan teman baik mereka-untuk mempertemukan Senja dengan putranya.

***

Di sela padatnya jam terbang, Langit mengusahakan menerima telepon dari Suryo. Meskipun dia jarang pulang, sesibuk apa pun, Langit mengusahakan selalu merespons telepon orang tuanya.

"Insyaallah, Pa," sahut Langit sangat lembut.

Hal utama yang harus dilakukan pilot sebelum melakukan terbang adalah mengecek kesehatan secara berkala. Ini salah satu penentu, pilot bisa terbang atau tidak. Jika hasil rekam medis tidak sesuai standar seperti pengecekan organ mata, penyakit dalam, tekanan darah, atau terpengaruh obat-obatan dan minuman beralkohol, pilot tersebut tidak diizinkan terbang dan harus digantikan. Saat terbang kondisi pilot harus steril.

"Iya, Pa. Atur saja. Insyaallah aku lusa pulang," ujar Langit duduk di crew center menunggu semua tim penerbangannya hari ini kumpul.

Crew center mirip lounge, tempat awak kabin bersiap sebelum terbang. Tempat bertemunya atau perkenalan antar kru yang akan terbang bersama-jika mereka belum kenal. Perusahaan maskapai memiliki crew center sendiri-sendiri di setiap bandara. Jika di bandara Soekarno Hatta berada di terminal tiga.

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Where stories live. Discover now