Nyuekin Senja

528 84 34
                                    

Langit pulang kerja tadi pagi, sejak itu juga dia tak mengajak Senja berbicara sama sekali

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Langit pulang kerja tadi pagi, sejak itu juga dia tak mengajak Senja berbicara sama sekali. Bahkan sampai sore saat Senja pulang kerja pun, Langit masih membisu. Makan malam ini hening, Langit tak sedikit pun memandang Senja. Sesekali Senja melirik, Langit fokus dengan makan malamnya. Selesai makan, Langit langsung pergi meninggalkan ruang makan. Dari tempatnya duduk, Senja melihat Langit memakai jaket.

"Mau ke mana?" tanya Senja sedikit mengeraskan suaranya agar Langit yang berada di ruang tengah mendengar.

"Keluar." Setelah itu Langit pergi.

Terdengar suara motor di garasi, lalu suara itu meninggalkan rumah. Selera makan Senja hilang. Dia tidak menghabiskan makanannya. Senja pergi ke kamar, dia menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Mengingat perhatian yang beberapa kali Langit berikan, Senja merindukan itu.

"Apa salahku sih? Kenapa dia sampai berubah begitu? Memang benar, di kontrak itu tertulis tidak boleh ikut campur urusan pribadi, tapi apa begini caranya? Berasa orang asing."

Senja kesal, dia memukul-mukul bantal hingga menggigitnya gemas. Sebenarnya kenapa dia jengkel begitu? Apa karena perubahan sikap Langit?

Sedangkan Langit pergi ke rumah kakaknya. Dia mencurahkan kekesalan yang mengganggu pikiran dan hatinya beberapa hari ini.

"Kamu cemburu?" tanya Samuela sedikit menyunggingkan senyum mengejek.

"Cemburu? Ayolah, Kak. Jangan berkata begitu. Aku cuma kesal sama dia. Sebagai suami kayak enggak punya harga diri."

"Tegur dong." Samuel masih menanggapi curhatan Langit itu santai. Dia sedang mempelajari sikap dan cara Langit menceritakan Senja. Dari gelagatnya, tampak Langit benar-benar kesal, ingin marah kepada Senja, tetapi tidak bisa, entah mengapa begitu.

"Aku enggak bisa."

"Kenapa?"

Tak mungkin Langit memberi tahu soal perjanjiannya dengan Senja. Kalau sampai rahasia pra-nikah mereka bocor, itu disebabkan Langit, bisa-bisa dia membayar Senja seratus juta dan mereka akan cerai cepat. Oh, Langit tidak mau rugi sebanyak itu. Biaya pernikahan kemarin saja belum bisa mengembalikan tabungan Langit seperti semula.

"Takut kamu sama cowok itu?" Samuel tersenyum remeh.

"Enggak!"

"Terus kenapa? Kamu berhak dong menegurnya. Kan Senja istrimu."

"Mmmm ... waktu itu aku udah telanjur tertutup emosi aja. Males mau bicara sama dia."

"Enggak baik loh menghindar dan diemin istri begitu. Jangan lama-lama ngambeknya." Samuel beranjak dari tempat duduknya.

Saat Samuel ingin pergi dari balkon, Langit berkata, "Aku malam ini tidur sini."

"Terserah." Samuel meninggalkan Langit sendiri di balkon.

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant