Terhalang Restu Papa

432 84 41
                                    

Di hotel sendiri, melamun di balkon, memikirkan Senja dan nasib rumah tangganya ditemani sekaleng minuman bersoda

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Di hotel sendiri, melamun di balkon, memikirkan Senja dan nasib rumah tangganya ditemani sekaleng minuman bersoda. Rasanya lelah dengan masalah ini. Ingin mundur, tetapi perjuangan Langit sudah setengah jalan. Sejak kejadian di kantor Senja beberapa hari lalu, Langit dan Senja putus komunikasi. Sebab nomor Senja tidak bisa dihubungi lagi. Entah apa yang dilakukan Handoko pada ponsel wanita itu.

"Ya Allah, aku harus bagaimana?" Langit bersandar, memandang langit malam yang sepi, tanpa bintang.

Apakah dia harus berjuang sendiri sekarang? Saat Langit memejamkan mata, ponselnya bunyi menandakan panggilan masuk. Langit mengerutkan dahi karena yang terlihat nomor baru. Khawatir itu telepon penting, akhirnya dia menerimanya.

"Halo."

"Halo, Lang. Ini Tante Yani."

Langit yang tadinya bersantai langsung menegakkan tubuhnya.

"Iya, bagaimana, Tan?"

"Lang, Tante mau tanya serius sama kamu."

"Tanya apa , Tante?"

"Kamu jadikan menikahi Puspita saat nanti dia sudah sadar?"

"Eeeeeee ...." Langit kebingungan, dia menggaruk tengkuknya. "Soal itu ..."

"Lang, Tante mohon sama kamu. Selama ini lelaki yang Puspita ceritakan kepada Tante cuma kamu. Enggak ada nama pria lain yang mengisi cerita dalam hidupnya. Besar harapan Puspita bisa hidup bersama kamu, Lang."

Ada perasaan aneh menyeruak dari dalam hati Langit. Apa itu cinta? Bukan! Melainkan rasa bersalah. Bisa saja Langit egois, tak perlu memikirkan Puspita dan hanya fokus memperbaiki rumah tangganya. Namun, itu tidak bisa Langit lakukan. Sebab, Langit sudah telanjur mengetahui banyak hal yang dilakukan Puspita untuk menunggunya.

"Tan, beri saya waktu."

"Oke. Tante akan memberi waktu untuk membereskan rumah tanggamu."

"Maksud Tante?"

"Aku dengar dari Violet kalau istrimu sudah meninggalkan kamu dan kembali ke orang tuanya. Tunggu apalagi, Lang? Itu berarti dia enggak mau bertahan denganmu. Tinggalkan perempuan seperti itu. Pilihlah wanita seperti Puspita, yang jelas mencintai kamu dan selama ini setia menunggumu."

Persoalan hati, Langit sudah yakin kalau dia hanya mencintai Senja. Perasaannya terhadap Puspita sekadar kasihan. Apa rasa kasihan bisa menjadi dasar seseorang membangun berumah tangga?

"Lang, kok diem?" tanya Yani seperti mendesak Langit agar segera memberinya jawaban.

"Eham!" Langit menarik napas, lalu mengembuskan perlahan. "Tante, Maaf untuk saat ini saya belum bisa menjawabnya."

"Apa karena istrimu? Apa perlu Tante bicara sama dia?"

"Enggak perlu, Tan."

"Lang, Tante mohon sama kamu. Tidakkah kamu kasihan sama Puspita? Dia sudah bertahun-tahun berkorban untukmu loh."

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant