Teman Lama

468 79 32
                                    

"Selamat atas pernikahanmu, ya?" ucap pria yang selalu berpenampilan menawan itu sembari menjabat tangan Senja

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

"Selamat atas pernikahanmu, ya?" ucap pria yang selalu berpenampilan menawan itu sembari menjabat tangan Senja.

Walau sejujurnya sangat sakit mendapati kenyataan bahwa wanita yang selama ini diam-diam dia cintai, menikah dengan orang lain. Tersenyum dan pura-pura ikut bahagia adalah pilihan yang tepat untuk menutupi kesedihan hatinya.

"Makasih, Ren. Kamu kenapa enggak datang sih?"

"Maaf, waktu acara resepsi kamu, aku di luar kota. Ada pertemuan yang tidak bisa diwakilkan."

Alibi! Dia hanya tak kuat melihat Senja bersanding dengan orang lain. Itu sebabnya saat Senja resepsi, dia tidak datang. Padahal undangan sudah diterima dua minggu sebelum acara. Mustahil jika dia tidak tahu, bukan?

"Ren, sayang banget kamu enggak datang. Padahal temen-temen kampus kita banyak yang datang loh."

Saat ini mereka sedang mengobrol di ruang kerja Senja. Selesai meeting, Senja meminta Reno mampir ke ruangannya. Sekadar ngobrol sambil minum teh.

"Iya, aku minta maaf, ya?" Pria berkacamata dan berpenampilan rapi itu tersenyum lebar.

"Tapi nex time kamu harus ikut reuni, ya? Kan, kamu jarang hadir di acara reuni angkatan kita, Ren."

"Iya. Insyaallah." Reno mengangguk sambil tersenyum. "Oh, iya, denger-denger kamu dapat pilot, ya? Wah, satu frekuesi dong sama kamu? Kamu hobi jalan-jalan, dia sopir pesawat."

Senja hanya mengangguk dan memamerkan seulas senyum penuh makna. Obrolan siang itu terjalin cukup hangat.

***

Letih dan ingin segera menjatuhkan tubuh ke tempat tidur. Saat Langit masuk ke rumah, dia disambut dengan aroma masakan yang menggugah selera. Tentu saja itu bukan masakan Senja. Masih mengenakan seragam kebanggaannya, Langit langsung menuju ke ruang makan. Lastri dan Sumi saling tatap, mereka bingung. Sudah tiga hari Langit tidak pulang, ini kali pertama dia bertemu ART di rumahnya.

"Lang, baru pulang?" Senja datang sambil mengikat rambutnya.

"Iya." Langit menatap Senja sekilas, lalu dia meneliti barisan piring saji di meja makan. "Ada acara apa nih? Makan malam menunya sebanyak ini?" Langit minta penjelasan Senja.

"Iya. Kenapa?"

"Enggak kebanyakan? Ada udang asam manis, cah kangkung, rendang, buah potong, jus, terus itu apalagi?" tunjuk Langit pada piring berisi makanan kenyal yang disiram fla susu.

"Itu puding cokelat, Lang."

"Setiap hari masak kayak gini?"

"Enggak. Baru hari ini. Aku enggak tahu kamu sukanya makan apa. Ya sudah, aku minta Bi Sumi sama Mbak Lastri masak yang spesial. Jadilah ini semua." Senja merentangkan kedua tangannya, memamerkan semua hidangan di atas meja.

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum