Memastikan

421 91 59
                                    

Tangisan Hana tak bisa berhenti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tangisan Hana tak bisa berhenti. Dia benar-benar kecewa dengan jalan pikiran Langit. Di ruang tengah kediaman Surya, suasana siang itu lumayan tegang. Samuel sampai tidak ke kantor karena diminta Surya datang untuk menasihati Langit.

"Bilangin adikmu itu! Bikin malu Papa sama Mama aja," ujar Surya kepada Samuel, dia sangat kesal kepada Langit.

Samuel menarik napas dalam, dia meraup wajahnya kasar. "Kakak sudah curiga sejak awal, Lang, yang tiba-tiba kamu setuju sama perjodohan itu. Kenapa kamu sampai punya pikiran begitu? Kamu pikir dengan membuat kontrak nikah, sudah membahagiakan Mama-Papa?"

Langit hanya menunduk, membantah bukan solusinya sekarang. Dia pasrah, mendengarkan semua ocehan keluarganya yang menyalahkan dia.

"Mama juga udah tahu kalau kalian tidur terpisah kamar. Itu sebabnya Mama sering nginep mendadak di rumah kalian. Sengaja Mama diem, enggak cerita ke Papa juga, berharap hubungan kalian membaik. Syukur-syukur bisa berumah tangga seperti pasangan pada umumnya. Ternyata, kalian sudah punya kontrak nikah. Sakit hati Mama, Lang, kecewa!" Hana mengurut dadanya, dia menangis hingga sesenggukan.

"Papa sama Mama sepakat menjodohkan kamu sama Senja bukan semata-mata karena kami berteman baik sama mertuamu. Menurut kami, Senja wanita yang baik, berpendidikan, dan jelas dari keluarga baik-baik! Kamu malah menyia-nyiakan dia. Malu Papa, Lang!" Surya menekan dadanya dengan jari telunjuk. "Terus siapa wanita yang dimaksud mertuamu itu?" sergah Surya menatap Langit tajam.

Sebelum menjawab, Langit menatap Samuel. Seperti meminta bantuan. Samuel mendengkus, dia terpaksa angkat bicara.

"Jadi, beberapa hari belakangan ini Langit mondar-mandir ke rumah sakit, Pa. Mantap pacarnya waktu SMA koma," papar Samuel membuka obrolan mengenai kesalahpahaman tentang wanita lain itu.

"Apa hubungannya sama kamu, Lang?" tanya Hana.

"Dia koma, Ma. Namanya Puspita. Pas hari resepsiku sama Senja, dia mau datang, tapi malah kecelakaan. Kepalanya mengalami benturan keras, itu yang menyebabkan gumpalan darah pada otaknya. Kami sudah lama tidak berkomunikasi, terakhir dulu waktu masih SMA dan itupun saat perpisahan sekolah."

"Kamu tahu dari mana kalau dia koma?" Hana terus mendesak, dia ingin tahu sampai akar-akarnya.

"Violet. Adiknya datang ke rumah."

"Kamu sudah lama berhubungan sama dia?" Surya tampak menahan emosinya.

"Sebelumnya enggak pernah, Pa. Dia yang mencari informasi tentang aku dari teman-teman di kantor."

"Terus apa yang mereka inginkan darimu?" Samuel mengintimidasi Langit.

Terdiam! Langit menunduk semakin dalam.

"Heh! Jawab!" Samuel mendorong bahu Langit. "Apa yang mereka minta darimu?" Samuel meninggikan suaranya.

"Me-me-mereka min-ta a-a-aku nikahi Puspita saat nanti dia sudah sadar."

AVIATION IS JUST A LOVE STORY (Airman punya segudang cerita)Where stories live. Discover now