13

1K 189 6
                                    

***

Hari ini Jiyong tidak bermalam di rumah. Setelah setengah hari bermain di Mano Entertainment, pria itu harus menebus waktu bermainnya dengan bekerja lebih keras. Ia melakukan pemotretan di malam hari, setelah makan malam, kemudian bekerja di studio rekaman sampai matahari terbit. "Kalau tahu kalian akan menyuruhku bekerja semalaman begini, seharusnya kemarin aku menolak libur setengah hari dan bekerja saja," gerutu Jiyong yang harus makan pagi di agensi karena ia belum bisa pulang sampai beberapa jam ke depan.

"Mau bagaimana lagi?" balas Yongbae yang baru saja datang setelah beberapa jam mengunjungi istrinya. "Eommamu menyuruhku membantumu mendekati istrimu. Istrimu pasti lelah bekerja kalau malam, jadi kau harus mendekatinya di siang hari, bukan begitu?" teori Yongbae yang membuat Jiyong tidak habis pikir. Mungkin temannya itu melihat dirinya sebagai robot yang bisa bermain saat siang dan bekerja keras saat malam.

Jiyong yang tidak bisa menerima teori itu, kemudian memilih untuk diam. Ia tidak ingin menyia-nyiakan sedikit sisa tenaganya untuk berdebat dengan Yongbae. Satu-satunya hal yang Jiyong inginkan saat ini adalah pulang dan tidur di ranjang empuknya. Pria itu bahkan tidak bisa menghabiskan sarapannya karena ingin cepat bekerja kemudian pergi dari sana.

"Kenapa dengan sarapannya? Kau tidak bisa makan makanan yang bukan masakan istrimu sekarang?" tanya Yongbae, sebab tidak biasanya Jiyong menyisakan makanannya. Pria itu tipe pria yang hanya mengambil sedikit makanan, namun selalu memastikan untuk menghabiskan makanannya. Bahkan di hotel, Jiyong yang tidak bisa menghabiskan makan malamnya selalu memakan kembali makan malam itu untuk sarapan. Ia tipe yang tidak suka membuang-buang makanan.

"Kalau ku pikir-pikir, aku tidak pernah memakan masakan istriku," gumam Jiyong. "Kami memesan katering untuk makan pagi, makan siang di tempat kerja dan makan malam sendiri-sendiri di perjalanan pulang."

"Kalian tidak makan malam bersama?"

"Makan, di restoran dekat apartemen sebelum pulang," jawab Jiyong. "Selain peralatan makan, ku rasa aku tidak pernah melihat peralatan memasak di rumah. Mungkin Lisa tidak bisa memasak?" gumam Jiyong yang kemudian mengatakan kalau ia tidak begitu peduli istrinya itu bisa memasak atau tidak. Setidaknya, meskipun Lisa tidak bisa memasak atau tidak punya waktu untuk memasak, mereka tetap bisa makan dengan tenang. "Walaupun tidak bisa memasak, dia memakai waktunya dengan sangat baik. Kita semua sama-sama punya waktu dua puluh empat jam, dan dia memakai waktu memasaknya untuk bekerja di agensi. Dia terlihat keren saat bekerja."

Yongbae menyetujui ucapan Jiyong. Mengomentari seorang istri yang tidak bisa memasak tidak lagi keren sekarang. Selama keluarga itu baik-baik saja, selama suami wanita itu tidak keberatan dengan keadaan itu, Yongbae tidak punya hak untuk menilai. Toh Jiyong bukan pria yang harus berhemat dengan memasak makanannya sendiri, tidak ada masalah ekonomi yang perlu ia khawatirkan dari keadaan pasangan baru itu.

Setelah membicarakan urusan masak-memasak, Jiyong kemudian bertanya pada Yongbae– apa kau mengenal Choi Hyunsuk dan kekasihnya?– tanyanya.

"Kurasa Seungri pernah bilang kalau Hyunsuk berkencan dengan Ryujin, dari JYP. Ada apa? Hubungan mereka ketahuan?" tanya Yongbae dan Jiyong menganggukan kepalanya.

"Hubungan mereka ketahuan pacar Hyunsuk yang lain," jawab Jiyong yang kemudian menceritakan pada Yongbae semua yang ia lihat. Pria itu bercerita mulai dari cerita yang di posting Karina sampai ia melihat Karina dan Hyunsuk di toko kue– tentu tanpa mengatakan tentang masalah keluarga dan pekerjaan Karina di agensi. "Aku melihat mereka bertengkar di toko kue. Bagaimana ini? Kurasa aku harus memberitahu managernya, atau memberitahu Hyunsuk hyung? Bukankah Hyunsuk– maksudku Choi Hyunsuk perlu ditegur?"

"Kenapa tidak kau sendiri saja yang menegurnya?"

"Kenapa aku?"

"Kau seniornya. Dan kau yang melihat mereka kemarin," jawab Yongbae namun jawaban itu tidak lantas membuat Jiyong merasa harus menyelesaikan masalah itu sendiri.

Jiyong merasa kalau ia tidak punya wewenang apapun untuk menegur Choi Hyunsuk. Ia bukan manager yang bertanggung jawab atas bocah itu, bukan juga teman dekatnya. Ia bukan orang yang bertanggung jawab, jadi kenapa ia harus menegurnya?– ragu Jiyong. Lagi pula, Jiyong tidak tahu bagaimana caranya menegur Hyunsuk.

Baru siang hari Jiyong bisa pulang. Pria itu tiba di rumah saat jam makan siang. Suara dari berisik dari dapur menyambutnya, namun ia tidak ambil pusing, menoleh pun tidak. Hari ini asisten rumah tangganya datang, membersihkan rumah juga mengirim pakaian kotor ke binatu. Sembari melangkah ke daisy room, pria itu berucap, meminta asisten rumah tangganya– Lee Jeongeun– untuk membuatkannya secangkir cokelat hangat.

Lima belas menit kemudian, pintu ruang pribadi Jiyong di ketuk. Ruang pribadi itu berbentuk persegi, dengan sebuah kamar mandi di sudut, lemari pakaian di sebelahnya, ranjang single size tidak jauh dari sana, satu set sofa, sebuah meja kerja yang penuh cat juga peralatan menggambar, lantas yang terakhir beberapa peralatan untuk merekam musik dan alat musiknya. Kamar itu terasa terlalu sempit bagi Jiyong, setelah pria itu mulai tinggal di sana. Padahal awalnya ruang itu terlihat sangat luas karena beberapa barangnya di simpan dalam tempat penyimpanan.

Jiyong yang saat itu sudah berbaring di ranjangnya, enggan untuk bangun dan membukakan pintu. Karenanya ia menyuruh asisten rumah tangganya untuk masuk dan meletakan cokelat hangat itu di atas meja.

"Meja yang mana?" tanya Lisa, yang mengantarkan cokelat hangat itu. Gadis itu baru membuka mulutnya setelah ia masuk ke ruang pribadi Jiyong dengan sebuah nampan berisi secangkir cokelat hangat.

Mendengar suara Lisa, Jiyong yang sebelumnya berbaring sembari telungkup di ranjang langsung menoleh. Pria itu berdiri kemudian mengambil nampan yang Lisa bawakan untuknya. Tiba-tiba saja Jiyong merasa bersalah karena menyuruh Lisa seperti ia menyuruh asisten rumah tangganya– meski perintah yang ia berikan tidak lah berlebihan.

"Kau tidak ke kantor? Maaf aku pikir tadi bibi Lee," canggung Jiyong.

"Aku bekerja dari rumah, bibi Lee sedang ku suruh ke binatu." Tanpa menatap Jiyong, gadis yang siang ini memakai celana pendek dengan kemeja kerjanya itu duduk di atas ranjang Jiyong. "Minho hari ini libur tapi dia ada di agensi dan seharian ini dia terus menggangguku, jadi aku pulang. Dia tidak berani ke sini karena aku bilang oppa ada di rumah," cerita Lisa sementara matanya sibuk menilai ruang pribadi Jiyong.

Rasanya canggung kalau Jiyong duduk di sebelah Lisa sementara masih ada banyak ruang di tempat itu. Jadi, demi sopan santun, pria itu membawa minumannya dan duduk di atas kursi beroda tanpa sandaran punggung. Ia minum sedikit cokelatnya, kemudian meletakan cokelat itu di atas meja kerjanya, bersama beberapa cat yang masih baru belum di pakai.

"Sepertinya Minho menyukaimu, dia kelihatan senang saat melihatmu," komentar Jiyong. "Tapi, apa hubungan kalian tidak baik? Kenapa kau terus menghindarinya?"

"Hubungan ibunya dengan ayahku yang tidak baik," jawab Lisa. "Dengan ibuku juga? Kurasa begitu. Hubungan orangtua kami tidak baik jadi orangtua Minho juga tidak memperlakukanku dengan baik. Aku rasa Minho sengaja menggangguku? Ah... Omong-omong, aku sudah memikirkannya kemarin, bagaimana kalau oppa pindah kamar?"

"Untuk apa? Daisy room dan peaceminusone room menyenangkan. Kau ingin merubahnya lagi?"

"Kurasa kamar ini terlalu kecil untuk oppa, bagaimana kalau daisy room untuk ruang kerjamu saja, lalu oppa tidur di kamar utama? Kita bisa memasang sekat, membagi kamarnya jadi studio musik dan tempat menggambar. Jadi oppa tidak perlu mencium aroma cat saat sedang membuat lagu. Kalau oppa tidak nyaman karena aku masuk ke kamar utama, oppa bisa mengunci pintunya saat tidur di sana," tawar Lisa, membuat Jiyong jadi melihat-lihat sekeliling ruang kerjanya. Ruang itu memang terlalu sempit untuk semua barang-barangnya. Namun alih-alih langsung menerima tawaran Lisa, Jiyong mengatakan kalau ia akan menyelesaikan sendiri masalah itu.

***

slice of lifeWhere stories live. Discover now