ATHLASALETHA 06

14.6K 1.3K 167
                                    

Sekarang ruangan olahraga sedang ribut mempersalahkan bola karena Laskar hanya beberapa kali saja mendapatkan operan bola dari Athlas atau pun Edgar. Cowok tersebut merasa kesal karena dirinya terus-menerus berteriak meminta bola tapi tidak pernah dihiraukan.

Laskar mengacak-acak rambutnya kasar yang lepek karena keringat. Di hadapannya sudah ada Edgar yang sedari tadi mencoba memberikan penjelasan kenapa ia jarang memberikan bola kepada laki-laki blasteran tersebut.

"Kalo kalian maunya main berempat ya oke aja gue enggak masalah. Gue enggak bakalan masuk kalau gitu. Gak bakalan ikut main! Ganti aja gue sama anak basket lain!"

"Bukannya gitu, Kar. Gue takutnya kal-"

"Kalau gue ngulangin hal yang sama lagi kayak yang udah-udah gitu? Nganggep kalo basket itu voli? Iya?!" Laskar menyela ucapan Edgar secara cepat dengan amarah yang ia tahan.

"Gue juga enggak bakalan lupa terus kali, Gar! Gue juga bakalan fokus! Gue juga bakalan ngelakuin yang terbaik di depan SMA Garuda!"

"Lonya jauh, Kar," kata Athlas.

Laskar menoleh kepada kapten basket tersebut.

"Emangnya gue sejauh apa sampe-sampe teriak pun lo enggak denger? Ha?!"

Athlas diam.

"Gini aja. Lo semua pada ingin gue main atau enggak? Udah gitu aja," kata Laskar pada akhirnya kesal sendiri. Ia menatap Athlas, Edgar dan beberapa siswa lagi yang berada di ruangan tersebut.

Sebenarnya Edgar tidak salah juga tidak mengoper bola kepada Laskar, karena ia melihat beberapa kali Laskar akan menyemes bola yang ia operkan jika dirinya tidak berteriak kala saat itu sedang bermain basket, bukan voli.

Athlas juga menyadarinya. Dengan pertukaran pandang saja dengan Edgar kedua cowok tersebut sudah paham untuk tidak mengoper bola kepada Laskar selain beberapa kali ketika tim basketnya SMA Garuda tertinggal beberapa poin.

"Oke gue enggak bakalan ikut main. Udah," kata Laskar seraya keluar dari ruangan karena tidak ada satu pun yang menjawab.

"Kar?! Laskar!" Athlas berteriak tanpa ingin mengejarnya.

Ketika di ambang pintu ruangan, Laskar berpapasan dengan Aletha yang sedang membawa handuk kecil di tangannya.

Aletha hendak menegur cowok tersebut, tapi urung karena Laskar langsung berlalu begitu saja. Biasanya cowok tersebut sering menyapa Aletha jika bertemu atau iseng mencolek-colek tanganya. Namun, kali ini cowok blasteran tersebut tidak melakukan hal tersebut.

Gadis itu pun masuk seraya mengerutkan dahi bingung. "Laskar kenapa?" tanyanya begitu sampai di hadapan Athlas.

"Lapin keringet gue," jawab Athlas tidak menghiraukan pertanyaan Aletha barusan. Cowok tersebut langsung duduk di kursi panjang yang diikuti oleh Aletha.

"Kesya di mana, Leth?" tanya Edgar yang dilirik aneh oleh Athlas.

Lagi-lagi Athlas dibuat bingung dan penasaran kenapa Edgar menanyakan Kesya karena biasanya tidak seperti biasanya.

"Tadi di kelas sambil nyatet buat kerja kelompok besok," jawabnya seraya terus mengelap pelan keringat di dahi, pelipis, leher, dan belakang kepala Athlas.

"Oh."

Athlas menoleh kepada Aletha yang membuat sang empunya diam.

"Kenapa?" tanya Aletha bingung karena di tatap tajam oleh Athlas.

"Pulang sekolah ke rumah gue! Temenin gue main PS!" ujarnya.

Aletha tersenyum memberikan pengertian kepada Athlas seraya mengelap keringat di dahi cowok tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 27, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ATHLASALETHAWhere stories live. Discover now