ATHLASALETHA 05

15.4K 1.3K 136
                                    

"Di sebelah sini nih, Leth! Di sini!" Athlas mengarahkan tangan Aletha ke otot bisepnya karena cowok tersebut meminta Aletha untuk memijat lengannya sebelum pertandingan basket di mulai.

Semua siswa SMA Galaksi sudah tampak mengerumuni area lapangan basket. Dari atas modium bagian tengah sudah ada staf guru SMA Galaksi dan SMA Garuda yang memang kedua sekolah tersebut menjalin hubungan baik.

Siswa SMA Garuda juga ikut berdatangan untuk menyemangati tim kebanggaannya sekolah mereka. Ada yang memang memilih untuk langsung duduk dan menunggu pertandingan dimulai atau pun mengobrol dulu dengan siswa dari SMA Garuda.

"Iya-iya, Ath. Ini juga di sini," jawab Aletha sesabar mungkin seraya memijat kembali lengan Athlas. "Kemarin pulang jam berapa dari gor?"

"Setengah dua belas."

"Malem banget. Emangnya enggak capek latihan sampe semalem itu?" Aletha bertanya. Ia hanya khawatir saja pada Athlas takutnya kelelahan dan ujung-ujungnya jatuh sakit.

"Iya lo pikir aja sendiri. Pake nanya."

Aletha mengangguk paham. Ia tidak mau membuat Athlas marah apalagi saat ini pacarnya tersebut akan tanding basket dengan SMA Garuda. Walaupun bukan tandingan sungguhan dalam artian kompetisi untuk memenangkan sesuatu, tapi tetap saja Athlas ingin yang terbaik untuk dirinya, tim basketnya dan juga untuk sekolahnya.

"Nanti kalau haus tinggal ngambil aja lah ya, kalau ini abis nanti gue bawa lagi dari kantin," ujar Laskar tiba-tiba saja datang membawa satu dus minuman botol.

Beberapa siswa yang memang bergabung dalam tim basket menoleh dan mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.

"Ath! Ketua cheerleadernya SMA Garuda cakep anjir! Bening banget," kata Laskar seraya menghampiri Athlas dan Aletha yang sedang duduk di salah satu bangku panjang di pojok ruangan.

"Laskar mau dud-"

"Gak usah! Dia bisa nyari tempat duduk sendiri," potong Athlas cepat seakan tahu apa yang akan diucapkan oleh gadis berambut coklat sepunggung tersebut.

"Ya elah Ath lo mah gitu banget sama gue." Laskar berkacak pinggang di depan Athlas, tapi tidak ditanggapi oleh sang empunya.

"Ehh, lanjut lagi yang tadi ya. Gila si cowok-cowok yang lain juga pada ngeliatin tuh cewek. Lo tau kan pantat bayi kayak gimana? Mulus banget anjirr! Bening banget sumpah!"

"Kalo lo suka ya deketin aja," jawab Athlas singkat apa adanya.

"Enggak semudah itu juga kali ngab! Gue harus mastiin dulu tuh cewek udah punya pacar apa belom. Enggak ada istilah, sebelum janur kuning melengkung tikung menikung masih bisa berlangsung dalam kamus hidup gue. Gue enggak mau ngerebut pacar orang."

"Hm."

"Awas aja lo ya kalo udah liat orangnya lo bakalan suka. Inget Aletha, Ath! Inget!"

Athlas diam tidak menyahut, tatapannya langsung tertuju kepada Edgar yang masuk kedalam ruangan bersama Kesya tepat di sampingnya. Mereka berdua sedikit berbincang yang membuat Athlas mengernyitkan dahi halus.

"Ya udah semangat ya." Kesya tersenyum yang dibalas dengan anggukkan ramah oleh Edgar.

"Anjir! Ada apa nih? Lo berdua udah dari mana? Ngapain aja? Semalam berbuat apa?" tanya Laskar ngawur yang membuat Kesya merasakan malu yang ketara, cewek tersebut malah langsung duduk di samping Aletha.

"Kepo aja lo kayak Dora!" Edgar menjawab.

Laskar membulatkan matanya heboh. "Fiks! Harus tercatat di buku kelulusan SMA Galaksi angkatan kita kalau seorang siswa bernama Edgar Rafisqi dari kelas 12 IPS2 pernah nonton kartun Dora the Explorer!"

"Sama lo juga ya, tuh buktinya lo sampe tau nama acara kartunnya," balas Edgar. Laskar menggaruk tengkuknya pelan seraya nyegir perlahan memamerkan deretan giginya yang berjajar rapi.

Di samping itu, Athlas masih menatap Edgar yang bingung dengan gelagat cowok tersebut. Dari kemarin malam, Edgar kelihatan berbeda karena terus-terusan senyum. Apalagi sekarang datang ke ruangan bersama Kesya. Athlas curiga jika Edgar dan Kesya memang ada apa-apa.

"ASTAGA LO BERDUA GUE CARIIN KE MANA-MANA TERNYATA DI SINI? KESEL GUE NYARI-NYARI! ANJIR LAH!" Verra berteriak dari ambang pintu masuk yang membuat orang-orang di dalamnya menoleh terkejut.

"Jangan teriak-teriak woyy! Berisik!" Salah satu teman setimnya Athlas berseru, tapi Verra mengacuhkannya.

"Anjir! Ngapain si lo teriak-teriak di sini? Udah tau nih ruangan menggema, lo malah teriak-teriak. Sakit kuping gue," ujar Laskar kepada Verra yang sudah berdiri di depan Aletha dan juga Kesya.

Verra menoleh. "Iya lo tutupin aja kuping lo kenapa si? Repot amat jadi orang!" sewotnya kepada Laskar.

"Astaga nih cewek enggak ada anggun-anggunya. Gue coret juga lo dari daftar calon pendamping hidup gue!"

"Yaudah coret aja si! Lagian siapa juga yang mau jadi pendampingnya hidup lo! Iuw enggak banget deh!"

"Walahh, siah! Tempokeun eungke, nyaho-nyaho maneh bakalan bogoh ka urang! Awas siah!"

"Udah anjir malah berantem! Tar kalau jodoh baru tau rasa," kata Edgar melipat kedua tangannya, ia menyandarkan punggungnya di tembok.

"Enggak lah! Ogah banget gue jodoh sama kutil badak! Gila!" Verra menjawab.

Laskar mendengus ketika mendengarnya. Ketika cowok blasteran tersebut hendak membalas ucapan Verra, tiba-tiba saja suara gemuruh dari lapangan membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut saling menoleh satu sama lainnya.

"Udah mau mulai, semangat ya. Aku bakalan dukung kamu," ujar Aletha seraya mengusap bahu Athlas. Cowok tersebut hanya mengangguk saja tanpa mengucapkan terima kasih.

Athlas berdiri yang diikuti oleh Aletha. "Semuanya semangat yuk! Main sebaik mungkin! Berikan yang terbaik!" Cowok tersebut memberi semangat dan terbukti mereka semua langsung tersenyum semangat.

"Semangat, Edgar!"

"Makasih," jawab Edgar kepada Kesya yang entah kenapa dapat di dengar oleh Athlas. Ia menoleh kepada Edgar yang ternyata cowok tersebut menyadari kalau Athlas sedang menatapnya.

"Apa?" tanyanya seraya menaikan ali kiri, Athlas tidak menjawab, dirinya langsung pergi keluar ruangan yang diikuti oleh yang lain. Edgar dan Laskar pun langsung membuntuyinta.

"Tempo siah eungke, maneh bakalan bogoh ka urang," kata Laskar kepada Verra sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan. Verra menjulurkan lidahnya mengejek ucapan Laskar.

Setelah semua cowok keluar dan menyisakan mereka bertiga, Verra langsung menggandeng tangan Aletha dan Kesya dari kanan dan kiri.

"Kalo mau pergi tuh bilang-bilang kek biar gue enggak pusing nyariinnya!"

"Iya, maaf ya Ver! Nanti kalau mau pergi-pergi lagi pasti bilang dulu kok," jawab Aletha yang di angguki oleh Kesya.

Verra mengangguk. "Nonton nih?"

"Boleh."

"Come on girls!"

Mereka bertiga pun menuju lapangan yang ternyata memang Athlas, Edgar, Laskar dan teman-temannya baru saja masuk ke lapangan. Teriakan dari siswa SMA Galaksi dan SMA Garuda saling bersahutan. Semakin dimeriahkan lagi dari teriakan semangat dari cheerleadersnya SMA Garuda.

Aletha sedikit menatap cewek yang berada di barisan paling depan di antara cheerleaders tersebut. Ucapan Laskar benar, cewek tersebut memang cantik dan bening.

"ATHLAS! AYOK SEMANGAT!!"

"GO ATHLAS GO, ATHLAS GO!"

"GO ATHLAS GO, ATHLAS GO!"

"SEMANGAT!! EDGAR!! LASKAR! ATHLAS!! SEMANGAT!!"

"WOOOO!!! SEMANGATT!!!"

"AWW SIAPA TUH YANG LAGI BENERIN CELANA? GANTENG BANGET BUNDD!"

"SMA GARUDA GEMOYYYY! UWWWW!!"

****
Gimana? Next?

a/n 2023

Fuck! Vote sama komen yang banyak! Besok gue update lagi!

18 mei 2023

ATHLASALETHAWhere stories live. Discover now