AYAHKU KOMA

2.4K 131 0
                                    

Sesampainya di lahan parkir rumah sakit dan membuka tali pengaman , kita berempat turun dari mobil dengan gaya berjalan sedikit berlari lalu memasuki rumah sakit.

Ibu menanyai nomor kamar pak rohman atau ayah atau suaminya , suster menjawab dan bergegas kita menghampiri ruangan ayah.

Kalau tidak salah saat kami membuka pintu ruangan ayah didalam sudah ada 3 dokter sedang mengobrolkan sesuatu yang serius , dan posisi ayah saat itu tidak sadarkan diri.

Ibu menangis saat itu , ia memeluk ayah sambil menanyakan ke ketiga dokter tersebut apa yang dialami suaminya kala itu.

Kulihat dokter kebingungan karena terlihat dari raut wajah mereka seperti orang kebingungan. Salah satu dokter menjawab (seingatku)

"Kami masih menyelidiki jenis penyakit yang dialami suami ibu dan kami akan berusaha semaksimal mungkin. Untuk saat ini biarkan kami yang mengatasinya ya bu. Ibu berdoa saja agar tuhan bisa membalikan keadaan" ucap salah seorang dokter.

Selepas mengatakan itu , ketiga dokter tersebut pamit keluar ruangan dan menyuruh agar kita semua siaga jika ada respon apapun dari ayah.

Malam semakin larut , mas Rafi mengusulkan untuk kita pulang terlebih dahulu dan dilanjut besok kembali. Dengan rasa terpaksa dari wajah ibu , ia setuju dengan usulan mas Rafi.

"Kita semua pamit.. besok aku balik lagi ko , kamu yang kuat ya yah.." sambil menangis dan mengelus rambut ayah , itulah kata kata yang keluar dari mulut seorang ibu dan istri yang tulus.

Keesokan harinya sehabis maghrib , aku ibu dan mas Rafi beserta istrinya kembali datang kerumah sakit untuk melihat keadaan ayah. Kali ini ditemani beberapa kerabat ku yang ikut untuk menjenguk.

Dibuka pintu ruangan ayah ,terlihat dokter yang tidak asing bagi ku yaitu bu Tian. Ia terlihat sedang memeriksa ayah dengan sedikit raut wajah yang panik karena kedatangan kami.

Ibu menyapa bu Tian disambung dengan menanyai perkembangan kondisi ayah. Saat itu , kami semua dikagetkan dengan pernyataan bu Tian.

Bagaimana tidak kaget , ayah yang 2 hari lalu masih sadar detik itu dinyatakan koma. Tangis ibu cukup membludak , ia kaget tidak percaya atas pernyataan yang dilontarkan bu Tian mengenai kondisi ayah.

Kerabat kerabatku yang ikut serta menjenguk kala itu , mencoba menguatkan ibu dan terus terusan menyadarkan ibu agar selalu berdoa kepada sang pencipta untuk kesembuhan ayah.

Aku benar-benar sudah tidak tau lagi apa yang harus diperbuat. Aku tidak menangis , aku tidak menangis secara kasat mata tapi secara batin aku menangis sejadi-jadinya.

Aku takut ayah meninggalkan kami
Aku takut ayah tidak kembali
Aku takut ayahku pergi meninggalkan kami semua
Aku tidak mau itu terjadi.

SELANJUTNYA>

SANTET TELUH SOANG (LENGKAP)Where stories live. Discover now