SANTET TELUH SOANG (LENGKAP)

AWAL MULA

Hai.. nama aku Ayu Rahayu , kalian bisa panggil aku Ayu. Umurku 25 tahun saat ini. Kelahiran di salah satu kota di jawa timur , sudah bersuami dan mempunyai 1 orang anak perempuan berumur 5 tahun bernama Adela.

Jujur aku sedikit ragu ceritain kisahku ini , karena dulu aku sempat depresi setelah kejadian. Tapi balik lagi ke pembelajaran , aku ingin kisah ini dibaca oleh banyak orang dan dijadikan pembelajaran untuk kedepannya.

Kejadian ini aku alami saat itu umurku masih 16 tahun , udah lumayan basi sih ceritanya tapi gapapa lah hehe.

Disalah satu kota dijawa timur dimana di salah satu kampungnya juga aku tinggal. Aku tinggal dengan jejeran rumah yang isinya hampir semua kerabatku. Jadi misalkan tengah itu rumahku , rumah kanan dan seterusnya itu rumah kerabat kerabat ku. Gambaran kampungnya itu luas seperti perumahan tidak seperti kampung kampung pada umumnya.

Mungkin hampir 11 rumah dikampung yang mana semua rumahnya itu rumah rumah kerabatku. Tak pernah ku lihat ada percikan kemarahan dari kerabat ke keluarga ku atau dari keluargaku ke kerabat lainnya.

mba Rahmi , ia salah satu kerabat dan memiliki suami yang kurang akrab dengan keluargaku juga kerabat lainnya, bernama mas Irwan.

Mas Irwan merupakan satu satunya yang beragama islam dari keluarganya. Karena memang keluarga mas irwan itu beragama budha keturunan china, dan mas Irwan sendiri mualaf karena menikah dengan mba Rahmi yang beragama islam.

Kita selalu mengadakan acara pengajian bulanan dirumah mas Irwan. Karena mas Irwan sendiri terbilang orang yang cukup mapan dari segi materi.

Tapi di setiap acara pengajian mas irwan memang tidak pernah tampak walau acara itu dirumahnya sendiri karena memang yang mengusulkan pengajian diadakan di rumah mas irwan ialah Mba Rahmi, istrinya.

Selain menjadi rumah yang paling tengah dari rumah yang lain , rumah mas irwan dan Mba Rahmi ini terbilang rumah yang cukup luas. Kalau diukur , seluruh rumahnya bisa menampung mungkin kurang lebih 1000 orang.

Mba Rahmi dan Mas Irwan saat itu merupakan pasangan suami istri yang masih istilahnya daun muda dan belum dikaruniai anak.

Mba Rahmi setau ku , wanita yang gemar belajar ilmu agama dibandingkan Mas Irwan yang kesehariannya hanya bekerja bekerja bekerja.

Selanjutnya>