Bagian 19

15.9K 1.2K 15
                                    

Kenapa vino bisa berada diruang makan?
Tujuan awal vino keruang makan adalah untuk mengambil minum karena terasa kerongkongannya kering dan kebetulan persediaan dikamar juga habis. Vino berjalan mengarah ke dapur. Tapi saat melihat ruang makan sedikit terang tentu membuatnya penasaran dan memeriksa kondisinya. Alangkah terkejutnya dia melihat raffa yang sudah akan melahap makanan yang dia pastikan tidak baik untuk kesehatan raffa. Dia juga tau kalo raffa punya riwayat magh.

"Letakkan makanan itu raffa" ucap vino yang sedang mencoba tidak mengeluarkan emosinya karena dia takut raffa akan takut padanya.

"kak vino? Kakak mau? Kebetulan raffa juga belum mencobanya. Jadi masih banyak." Balas raffa dengan senyumnya

Dengan segera vino mendekat kearah raffa dan mengambil makanan yang ada dipanci dan piring kecilnya serta mengambil alih makanan yang masih dipegang raffa dengan sendoknya. Kemudian mulai menjauhkan makanan tersebut dari raffa.

Raffa yang merasa aneh dan bertanya-tanya. Ada apa dengan kakaknya itu. Dia sekarang sedang lapar dan makanan yang sudah disiapkannya malah diambil semuanya. Apakah kakaknya mau mengambil semuanya dan memakannya sendiri? Pikir raffa.

"Kakak, kenapa kakak ambil semuanya? Raffa juga mau, jadi kita bagi aja berdua yah? Raffa lapar banget sekarang kak" pinta raffa sambil mencoba menggapai makanannya yang berada dibelakang vino.

Vino hanya diam dan tetap menghalau raffa agar tidak mendapatkan makanan yang dia inginkan.

"Kakak.. ayoolahh berbagi yah yah yah yah..raffa laperr kak belum makan tadi" rengek raffa dengan memohon

"Raffa boleh makan, tapi ngga boleh makan ini" jelas vino tegas.

"Ayolah kak.. kenapa ngga boleh yang mie itu.. itu udah jadi mie nya tinggal masuk mulut raffa aja kak dan nanti pasti kurang enak kalo terlalu lama kak karena akan terlalu lembek mienya." balas raffa

"Udah kakak bilang raffa ngga boleh makan ini." Sahut vino sambil membawa makanannya ke arah dapur.

"Iisshhh kakakk... kakak mau kemana?" Ucap raffa sambil mengekor dibelakang vino.

"Iikkkhhhhh kakak mau apain mienya... loh loh loh loh koq kaka buang sih mie nya" lanjut raffa saat melihat mienya dibuang kakaknya ditempat sampah.

"Kakak kenapa sih.. kan sayang mienya.. kenapa kakak buang,, terus sekarang raffa harus makan apa" rengek raffa yang kurang mengerti dengan sikap kakaknya. Karena sebenarnya raffa udah terbiasa makan mie di panti asal jangan terlalu sering dan terlalu pedas. Karena pasti akan dimarahin bunda.

"Kakak masakin" balas vino dan mulai menyiapkan menu nasi goreng untuk adiknya karena lebih cepat dan tak mau menunggu lebih lama lagi raffa merasa kelaparan. Dan dia juga tidak tega jika menyuruh raffa untuk makan roti. dia juga tidak bisa menyuruh maid karena pasti mereka sedang istirahat dan yang ada hanyalah bodyguard yang berjaga.

"Tuhh kan raffa harus nunggu lagi. Raffa udah laper kaakkkkk. Coba tadi kakak ngga buang makanan yang udah raffa buatt pasti raffa udah makann sekarang" jelas raffa sambil misuh misuh karena merasa sebal dengan kakaknya itu.

"Mulai sekarang raffa ngga boleh makan mie instan apapun alasannya. Kalo kakak tau, nantikan aja akibatnya" ancam vino tak lupa mulai menyiapkan makanannya dan menyiapkan segelas susu untuk sedikit mengganjal perut raffa dan beberapa biskuit yang memang selalu tersedia dirumah kemudian meletakkanya di meja dapur. Dapurnya memiliki meja kecil dan beberapa kursi.

"Sekarang raffa duduk disini dan makan ini dulu sambil menunggu kakak selesai masak" suruh vino.

Raffa hanya menurut sambil bergumam ngga jelas karena dia merasa kesal. Belum lagi peraturannya sudah bertambah 1 lagi peraturan. Baru beberapa hari bersama mereka. Sekarang dia udah punya 3 peraturan. Jangan-jangan setelah sebulan dia udah punya  lebih dari 20 peraturan dan itu bukan hanya satu orang tapi semua orang dari keluarganya.

Mau menolak juga ngga bisa apa-apa. Akhirnya dia mulai mengambil biskuitnya untuk mengganjalnya perutnya yang sudah kelewat lapar. Biskuit itu dengan malas dia celupkan ke susu yang dibuatkan kakaknya karena jujur dia kurang suka biskuit.

Vino masih asik meracik dan mulai memasak bahan yang disiapkan dengan menambah beberapa protein seperti bakso, sosis, telur, kacang polong dan beberapa sayuran tambahan. Raffa hanya melihat kakaknya memasak. Hingga dia bosan dengan susu dan biskuitnya, yang akhirnya raffa bermain dengan biskuit yang dia celupkan dengan susu dan membiarkannya lama. Raffa hanya memperhatikan saja biskuit itu yang sudah mulai melemah karena terlalu lama tercelup dengan air susunya yang hangat. Biskuit lemah itu mulai jatuh perlahan dengan pelan dan akhirnya mencapai dasar gelas. Kemudian raffa melepaskan sisa biskuitnya yang ada dijari tangannya dan membiarkan biskuit itu jatuh ke dasar gelas lagi.

Vino yang sudah selesai memasak. Akhirnya membawa makanannya ke arah raffa dan memperhatikan apa yang dilakukan raffa. Dia hanya merasa aneh dengan sikap raffa tersebut. Setelah tadi melihat raffa kesal sekarang yang dia lihat adalah ekspresi raffa yang seolah sudah bosan.

Vino meletakkan nasi gorengnya di depan raffa. Raffa yang menghirup aroma masakan kakaknya didekatnya pun merasa bahagia dengan mata berbinarnya. Akhirnya dia mendongak ke arah kakaknya dengan tersenyum. Rasa kesalnya sudah hilang saat makanan itu sudah tersaji didepannya.

"Eumm aromanya enak" cetus raffa

Vino yang melihat dengan cepat dari raut wajah raffa dari bosan ke berbinar bahagia seperti mendapatkan harta karun yang bernilai begitu berharga, padahal hanya sebuah makanan saja sudah membuat adiknya itu senang dan itu membuatnya terkekeh saja.

"Makanlah. Baby pasti lapar"

Raffa hanya mangguk-mangguk saja.

Dengan sigap dia mulai melahap makanannya dan enak pikirnya.

"Enak ka. Kakak mau?" Tawar raffa dengan senyumnya

"Buat baby saja" balas vino sambil mengelus rambut raffa pelan dan kemudian berjalan pergi dan kemudian kembali lagi kearah raffa sambil menyodorkan minum didepan raffa

"Makasih ka" cengir raffa

"Iya. Habiskan jangan sampai tersisa ya"

Raffa yang mendengarnya mengangguk saja karena jujur dia memang sangat lapar apalagi ditambah drama tadi. Akhirnya vino menemani raffa yang sedang makan disebelah raffa.

"Ka sudah.. makasih ka makananya.. ini makanan terenak yang pernah raffa makan" puji raffa dengan tulus

"Yasudah sekarang baby kembali ke kamar dan langsung tidur yah biar nanti kakak yang membereskan ini" tukas vino

"Tapi kan raffa yang makan koq kaka yang beresin"

"Ngga ada tapi-tapian. Sekarang baby tidur lagi yah, besok sekolah. Pasti nanti mengantuk kalo sekarang tidak tidur. Apalagi sekarang sudah jam 3 lewat"

"Iya kak. Raffa ke kamar dulu ya dan kakak nunduk deh"

Vino yang bingung pun hanya mengikuti kemauan raffa. Daaannnnn

cup

Raffa mengecup pipi vino kemudian langsung lari menuju lift.

Vino hanya tersenyum dan senang dengan sikap raffa yang sudah mulai menghilangkan sedikit rasa canggungnya. Ingin menegur raffa agar tidak lari juga sudah terlambat karena tadi dia sempat bengong sejenak karena dicium tiba-tiba dengan inisiatif raffa sendiri.

▪️▪️▪️▪️

RAFFA (Overprotective Family)Where stories live. Discover now