Bagian 13

22.7K 1.5K 21
                                    

Tok tok tok

Pintu kaca mobil diketok dari luar. Raffapun pamit dengan mencium tangan daddy dan kecup pipinya.

"Bye dad" ucap raffa

"Inget pesen daddy ya, kalau ada hal yang terjadi apapun itu hubungi daddy atau kakak atau abang,,"

"Iya dad iya"

Raffa keluar dari mobil dan melihat raffi sudah berada disamping pintu mobil dengan senyum yang melekat diwajahnya. Raffa membalas senyumnya. Saat pintu mobil telah ditutup dan berjalan meninggalkan sekolah, raffa langsung melihat sekelilingnya. Terlihat banyak siswa/i yang mulai memasuki gerbang sekolah. Ada beberapa siswa yang juga menatap kearah mereka dengan tatapan bingung seolah mencari tahu siapa dirinya dan tatapan memuja kearah mereka khususnya elang yang memang sudah terkenal tampan dan kapten basket dan ketua osis.

Raffa berpikir untuk mengacuhkan mereka, kemudian menggenggam tangan raffi untuk menambahkan rasa percaya dirinya. Raffi pun menggenggam erat balik tangan raffa yang disematkan padanya.

"Ayoo baby, kita ke ruang kepala sekolah dulu,," ajak elang

Mereka berjalan menuju ruang kepala sekolah. Disudut parkir ternyata juga ada yang memperhatikan mereka dengan tak kalah terkejut. Dia sudah lama mengenal raffi, bahkan kini masih setia menjadi musuh bebuyutannya sejak SMP. Setau dia, raffi tidak pernah memiliki seseorang yang mirip dengan dirinya. Dia selalu melihat raffi seorang diri dan berkumpul bersama ketiga sahabatnya. Dan kini siapa orang yang mirip dengan raffi? Apakah saudara kembarnya? Tapi sejak kapan? Bahkan jika mereka saudara kembar kenapa tidak pernah ada berita tentang hal itu. Lamunannya langsung buyar ketika seseorang yang menepuk bahunya dan mengajak untuk ke ruang kelas.

▪️▪️▪️▪️

"Selamat pagi paman" ucap raffi

"Selamat pagi raffi,, oh jadi ini saudara kembar raffi yang akan masuk sekolah ini fii?" Tanya sang kepala sekolah yang tak lain adalah paman mereka. Raffipun hanya mengangguk.

"Hallo sayang,,, perkenalkan paman adalah jonathan wijaksa pamanmu dan kepala sekolah di sekolah ini."

"Hai paman,, saya raffa adik kak affi" jawab raffa dengan senyumnya

"Uukkhhhhh kau manis sekali, beda dengan sebelahmu itu raffa" ungkap paman dengan gemas

"Paman sudahlah,, sekarang sudah kan kami membawa affa kesini,, jadi sekarang kami pamit ke ruang kelas dan oh ya affa akan dikelas denganku paman, ngga mau ada penolakan" sahut raffi

"hei hei heii... lihatlah raffa,, dia sungguh menyebalkan" adu paman

"Kak affi tetap kakakku paman dan kan affi tidak menyebalkan.. " sahut raffa. Sedangkan raffi yang mendengar jawaban raffapun tersenyum.

"Baiklah baiklah.. paman tidak akan mendebat lagi. Sekarang kalian boleh ke ruang kelas kalian. Semoga betah disini raffa. Dan ingat jika ada apa-apa jangan sungkan bilang sama paman oke" tukas paman sambil mengelus rambut raffa

"Iya paman, kami pamit dulu, terima kasih paman. Selamat pagi" jawab raffa sopan

"Iya son"

▪️▪️▪️▪️

Sebenarnya elang hanya mengantar raffa sampai depan ruangan kepala sekolah karena dia harus mengikuti rapat sebentar dengan anggota osis yang membahas tentang acara yang akan dilaksanakan minggu depan disekolah mereka mengenai acara hari jadi sekolah mereka. Jadi elang tidak ikut masuk ke dalam.

Setelah keluar dari ruangan kepala sekolah raffa dan raffi langsung menuju ke kelas mereka dengan raffi yang memimpin jalan.

"Affa,, nanti kalau mau kemana-mana bilang dulu ya sama kakak,, dan acuhkan mereka yang memperhatikan kita oke,, kak affi akan merasa aman jika affa tetap disamping kakak hmm?"

"Iya kak" sahut raffa dengan senyumnya

▪️▪️▪️▪️

Sesampainya dikelas, raffi langsung menuju mejanya. Kemudian meminta raffa untuk duduk terlebih dahulu. Kenapa? Karena lokasi duduknya raffi dekat dengan dinding, nomor dua dari belakang. Jadi raffi sengaja meminta raffa untuk duduk dibagian sebelah dinding dan raffi duduk dibagian yang tidak ada dindingnya agar dia bisa menjaga raffa dengan baik setidaknya untuk dikelas dari teman-temannya dan memberikan rasa nyaman kepada raffa.

Tak lama berselang banyak siswa/i yang memasuki kelas dan menatap kearah meja raffi dan raffa. Raffapun asik menyiapkan peralatan sekolah yang akan digunakan. Sedangkan Raffi hanya menatap tajam anak-anak yang dikelasnya seolah-olah dia bilang jangan ganggu saya dan orang disebelah saya.

Setelah mendapatkan tatapan tajam dari raffi anak-anak yang lain memutuskan untuk tidak memperhatikan raffa dan raffi. Disekolah raffi terkenal dengan orang yang dingin dan tak tersentuh kecuali sahabatnya. Raffi akan mengacuhkan semua yang dia anggap tidak penting dan akan memberikan pelajaran kepada siapapun yang menganggu dirinya dan orang-orang disekitarnya. Makanya banyak yang tidak mau berurusan dengan raffi. Apalagi raffi adalah anak pemilik sekolah dan merupakan keluarga terkaya yang memiliki banyak relasi. Lengkap sudah jika ada orang yang mengganggu raffi maka sudah ucapkan selamat tinggal pada sekolah mereka dan jangan lupakan nasib keluarga mereka.

"Tumben raffi udah dikelas jam segini,,, eh eh eh tunggu bentar koq muka kalian mirip sih,,, lo ngga buat orang lain buat operasi plastik biar mirip sama lo kan fi?" Ucap riezky prasetya nasution sekonyong-konyong saat tiba di depan meja raffi.

"Ih iya anjir, sama persis ngga ada bedanya. Cuma raut mukanya aja yang beda. Yang ini manis pake banget banget kayak gulali, nah yang ini kayak air putih, ngga ada rasa tapi menyegarkan" celetuk gilang perwira pratama yang kelakuannya ngga jauh beda dengan riezky.

Taaak taaaakkk

"Anjiirrr kepala gueeee" ucap riezky sambil mengelus kepalanya.

"Aduuhh kepala guee jugaaa,, aldo jangan main mukul kepala dong. Mahal nih mahal. Nanti kalo gue sakit gegara jitakan lo dikepala gue dan gue masuk rumah sakit gimana coba" ujar gilang dengan mengelus kepalanya dan menengok ke arah belakang yang memukulnya.

Yang memukul kepala tadi adalah aldo, aldo eksa william lengkapnya. Yang sifatnya sebelas dua belas dengan raffi. Dingin dan tajam ucapannya.

"Bisa diem ngga lo berdua, atau mau kamus ini yang mendarat dikepala lo dan lo" tukas aldo

Riezky dan gilang langsung kicep mendengar suara aldo. Sedangkan raffa hanya melihat mereka dengan pandangan heran. Mungkin temen raffa pikirnya.

▪️▪️▪️▪️

RAFFA (Overprotective Family)Where stories live. Discover now