Bagian 42

10.6K 856 38
                                    

"Kak affi memang yang terbaik milih komik buat raffa" ucap raffa yang masih melihat komik apa saja yang telah dibelikan raffi dengan jumlah 15 buah komik kemudian memberikan dua jempol ke arah kakaknya tersebut.

Dengan segera raffa mulai membuka bungkus yang menghiasi salah satu komik yang menurut raffa paling menarik. Belum sempat membaca satu kata dari buku tersebut tangan sebelah kiri raffa sudah berada dalam genggaman aran untuk memasang kembali infusnya.

"Abang boleh kah raffa tidak di infus. Lihat tangan raffa bang udah jadi bengkak dan itu nambah jelek. Masa tangan raffa yang masih berwarna biru kehitaman ini ditambahin sama bengkak. Kan jelek abang" kata raffa yang melihat aran yang memegang salah satu tangannya dan aran yang membawa perlengkapan alat dokternya.

Raffi terkekeh pelan mendengar aduan raffa.

"Tuh kan bang, kak affi aja ngetawain raffa" tambah raffa lagi dengan sedikit memelaskan muka raffa.

"Siapa yang ngetawain affa. Kan kakak lagi keinget sesuatu yang lucu" elak raffi

"Bang, kak affi boong" bisik raffa dan menghiraukan raffi

Aran yang mendengar penuturan raffa bingung harus berbuat bagaimana. Sejak kapan raffa jadi tukang ngadu kepada keluarganya.

"Baby abang, cairan dalam infus ini cepat membantu meningkatkan daya tahan tubuhmu sayang. Jadi nanti tubuh baby yang berwarna ini akan cepat hilang dan biar baby tidak merasa sakit lagi" jelas aran pelan

"Tapi koq malah jadi bengkak abang, kan tambah sakit" protes raffa lagi

"Bengkak kecil ini, ngga akan lama koq. Oke" jawab aran yang telah menyelesaikan proses penginfusan raffa.

"Udah mulutnya jangan dimanyunin gitu,, mau abang cium hmm" goda aran yang tahu raffa sedang sebal dengan memonyongkan mulutnya.

Raffa yang mendengar ucapan raffa langsung menutup mulutnya dengan satu tangannya yang tidak terinfus dan mendelik sebal ke arah aran.

"Jangan dilepas lagi yah infusnya. Kalo lepas ntar abang taro disebelah tangan raffa lagi. Biar dua-duanya tangan baby bengkak" jelas aran

"Abaangg!" Cetus raffa

"Iya apah baby" sahut aran lembut yang pura-pura tidak tau kalau raffa tambah ngambek kemudian mengecup kepala raffa sayang.

"Isshh nyebelin. Raffa mau sama kak affi aja. Gamau sama abang aran. Hus hus hus sana abang jauh-jauh dari raffa" usir raffa

"Iya iya abang juga mau pergi koq" ucap aran

"Pasalnya raffa lagi jelek" tambah aran saat sudah dekat pintu sambil keluar ke kamar raffa

"Abaanggg!!!" Teriak raffa

Sedangkan aran yang mendengar raffa teriak diluar pintu terkikik pelan.

"Udah affa, jangan teriak-teriak. Sekarang raffa mau apa hmm" ucap raffi yang mendekat ke arah raffa

"Kak affi sini aja. Duduk sebelah raffa"balas raffa sambil menepuk-nepuk pelan ranjangnya

Raffi menurut dan duduk di ranjang sebelah raffa.

"Elusin tangan raffa. Hehe. Raffa mau baca komik" tukas raffa yang menyodorkan salah satu tangannya yang diinfus ke raffi

Raffi melakukan apa yang raffa inginkan dengan mengelus tangan raffa dengan lembut.

"Masih sakit hmm" tanya raffi

"Ngga sesakit sebelumnya kak" jawab raffa sambil membuka komik dengan salah satu tangannya yang menganggur.

RAFFA (Overprotective Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang