Bagian 49

8.6K 770 34
                                    

"Kakak mohon bertahanlah affa" lirih raffi kemudian mengambil alih tubuh raffa dalam gendongannya. Ia ingin segera keluar dari hutan ini secepatnya agar adiknya dapat segera mendapatkan pertolongan.

"Affa sayang kakak hmmm.. tolong bertahan untuk kakak" lirih raffi lagi saat mulai berjalan ditengah rintikan hujan.

Raffi sudah merasa sedikit putus asa, karena kemanapun kakinya melangkah seperti masuk ke dalam labirin yang entah kenapa tidak mendapat titik terang untuk keluar dari hutan. Lelah, dingin, takut, sedih, sepi, jalan yang tak berujung, musuh yang belum diketahui berada dimana, dan bantuan yang tidak tau kapan akan datang membuat perasaan raffi campur aduk. Air mata yang tetap terus mengalir karena memikirkan nasib adiknya membuatnya lebih putus asa. Tapi dia tidak boleh putus asa sekarang.

"Ternyata kamu disini nakkk" ucap orang tersebut tepat di depan raffi yang sudah lelah sehingga menurunkan sikap kehati-hatian raffi.

"Hah hah hah. Mau apa kalian!" Ucap raffi yang masih kelelahan dan mencoba agar tidak lengah. Tapi satu hal yang pasti. Raffi tidak bisa kabur lagi dan dia harus melawan.

"Menyerahlah nak. Kau dan saudara kembarmu itu tidak akan bisa kemana-mana lagi. Hahaha" kekeh orang tersebut

Raffi perlahan menurunkan raffa dari gendongannya untuk bersiap melawan musuh yang berada di hadapannya dengan jumlah 2 orang.

Raffi yang memang membawa pisau kecil disakunya untuk berjaga-jaga mau tak mau mengeluarkan pisau tersebut karena dia sudah merasa tersudut dan mengambil sikap waspada agar tetap melindungi dirinya dan raffa.

"Hohoho bro, ternyata dia membawa pisau mainan. Aku takuutt broo" ejek pria tersebut kepada temannya

"Hahaa. Lebih baik kau menyerahlah nak. Kami akan membawamu secara damai jika kau tidak melawan. Tapi jika kau memberontak jangan salahkan kami yang akan sedikit melukaimu" ucap dingin orang satunya lagi

"Gue ngga perduli. Apa yang kalian mau hah? Uang? Emas? Perusahaan? Cukup katakan. Aku akan memberikannya pada kalian" sahut raffi

"Hahaha kamu mau bernegosiasi dengan kami hahaha. Tapi maaf kawan, karena kami tak butuh itu. Yang kami mau hanya kalian berdua ikut bersama kami" jawabnya

"Aku tak sudi ikut dengan kalian" balas raffi dengan menekan setiap katanya.

"Baiklah. Jangan menangis nak jika kita sedikit melukaimu" ujar orang itu dan memberi kode lewat matanya untuk melawan raffi dan diangguki oleh sebelahnya.

Perkelahian yang tak seimbang mau tidak mau harus terjadi yaitu satu anak yang masih kelas 10 dan dalam kondisi sangat kelelahan dengan 2 orang dewasa yang cukup terlatih dan dalam kondisi tubuh yang masih prima karena sering berlatih.

Raffi tetap menjaga titik fokusnya dan secara langsung ditengah perkelahian melawan satu orang karena yang satunya lagi hanya mengamati di belakang.

Sreet

Pelaku terkena pisau raffi dilengannya dan membuat darah segar mengalir.

"Sialan kau nak. Aku takkan ragu-ragu untuk melayanimu nak" ancamnya

Buk buk buk buk

"Akh akh" raffi kena pukulan sang musuh tepat diperutnya dan membuat raffi tersungkur ke tanah.

"Sudah menyerah nak?" Tanya orang tersebut sambil mencoba mendekati raffi secara perlahan

"Hah hah hah uhuk uhuk" engah raffi dan terbatuk dengan sedikit mengeluarkan darah melalui mulutnya.

Raffi mencoba untuk berdiri untuk melawan orang tersebut yang akan berada dekat dengan dirinya karena tetap melangkah secara pelan ke arah raffi. Tapi sayangnya raffi sudah tidak mampu menopang tubuhnya sendiri sehingga membuatnya terjatuh lagi lagi dan lagi ke tanah.

RAFFA (Overprotective Family)Where stories live. Discover now