Bagian 52

12.4K 790 45
                                    

Kediaman wijaksa

20 jam pasca kejadian

Di mansion megah wijaksa selama 20 jam terakhir sejak kejadian si kembar tidak pernah sepi orang berlalu-lalang baik dari anggota keluarga, maid, maupun bodyguard. Opa, thomas, bram, varo, brian, vino, aran, dan verrel tak pernah bisa memejamkan matanya barang semenit. Wajah lelah juga telah tergambar jelas diwajah mereka, namun keinginan untuk beristirahat tidak pernah tersirat dikepala mereka. Mereka hanya difokuskan kepada pencarian si kembar dengan memantau penuh anak buahnya yang bekerja.

Kendala utama mereka adalah tempat dilaksanakannya kemah si kembar jauh dari pantauan CCTV kota dan berada di tengah hutan yang menyebabkan sinyal sulit untuk dijangkau. Hal tersebut tentu berdampak pada informasi yang mereka dapatkan menjadi minim.

Hal diatas lah yang membuat pencarian si kembar sangat lambat, karena mereka harus memeriksa satu persatu mobil yang keluar masuk di wilayah si kembar berkemah. Tidak menutup kemungkinan, pelaku menggunakan jalur alternatif yang tersebar luas di wilayah hutan.

Sedangkan oma, adelia, valeri, verrel, dan elang telah terlelap di kamar masing-masing atas permintaan opa bahkan aran memberikan obat tidur bagi mereka agar dapat beristirahat karena fisik wanita dan anak dibawah umur lebih rentan sehingga mereka memutuskan untuk memberikan obat tidur secara diam-diam.

Braak

"Bagaimana sampai sekarang belum ada perkembangan sejak 20 jam terakhir, percuma saja kalian saya bayar mahal jika tidak bisa menemukan cucu saya dengan cepat!!" ucap opa membuka suara karena sudah sangat frustasi.

Anak buah yang berada diruangan bersama anggota keluarga wijaksa tersentak sejenak karena tiba-tiba sang opa menggebrak meja kemudian kembali seperti semula fokus mengkoordinir situasi di beberapa tempat.

Faktor lain yang membuat mereka sulit untuk menebak pelaku adalah karena jumlah musuh mereka  tidak berjumlah satu atau dua, melainkan puluhan bahkan ratusan belum lagi ditambah dengan musuh yang tidak terlihat.

"Dad? Apakah ada aktivitas yang aneh dari tangan kanan raffi? Barangkali ada petunjuk, karena raffi selalu bersama raffa " Ucap bram yang baru menyadari jika setiap cucu wijaksa kecuali bungsu memiliki tangan kanan yang di amanahkan oleh sang opa dan hanya opa lah yang bisa mengaksesnya.

Hal yang tersirat secara langsung dikepala sang opa adalah dia lupa dengan keberadaan tangan kanan raffi karena terlalu fokus dengan informasi langsung sehingga lupa dengan informasi tidak langsung. Tak lama opa memencet tombol di benda persegi empatnya dan meletakkannya di samping telinga.

"Kirimkan berkas 5 bulan terakhir yang dilakukan oleh raffi, tanpa ada satupun yang terlewat. Termasuk informasi yang dicari oleh raffi" ucapnya

"Baik tuan" balas di seberang telepon.

10 menit kemudian

Tok tok

"Maaf tuan, saya ingin mengantar berkas dari Mr. X"  lapor sang bawahan.

"Baiklah" ucap opa kemudian menerima berkas tersebut yang berisi berkas tentang kegiatan raffi dan apa yang dicari oleh raffi.

Cukup banyaknya berkas yang diserahkan, maka sang opa membagi beberapa berkas ke yang lainnya agar lebih cepat mendapat hasil yang semoga saja dapat menjadi petunjuk mengenai keberadaan si kembar saat ini.

Lembar demi lembar mereka periksa tanpa ada satupun yang terlewat. Ketelitian dan kejelian memang diperlukan untuk mendapatkan petunjuk tidak langsung. 20 menit sudah mereka berkutat dengan berkas raffi tapi belum juga mendapat hasil yang mereka inginkan.

"Dad? Siapa reinaldi wiratama?" Ucap brian yang kebetulan menemukan nama seseorang yang menurutnya cukup asing. Apalagi adiknya mencari nama itu, buat apa pikir brian

RAFFA (Overprotective Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang