17

13.6K 657 4
                                    

Maaf updatenya lama bin banget
Makasih masih mau baca...
Maaf typo...

********

Esoknya Ali datang ke rumah sakit. Sambil membawa bunga mawar putih dan boneka doraemon kesukaan Prilly, Ali berharap Prilly bisa mengingatnya walaupun hanya sedikit.

"Hai Prilly," sapa Ali.

Prilly hanya tersenyum canggung kepada Ali. Prilly merasa masih asing dengan Ali. Tetapi, Prilly merasa ia pernah mengenal Ali, kenal dekat malahan.

"Aku bawain hadiah buat kamu," kata Ali sambil memberikan bunga dan boneka yang ia bawa. Prilly tersenyum senang.

"Wah...makasih...ehm.."

"Ali," saut Ali

"Iya Ali, maaf ya aku belum ingat betul dengan semuanya," Prilly meminta maaf karena ia sedikit lupa dengan nama Ali.

Ali memaklumi itu, namun ia tetap merasa sakit karena Prilly lupa dengan namanya.

"Iya ga papa, jangan di paksakan kalau nanti kamu malah sakit," ujar Ali.

Prilly merasa senang karena perhatian Ali terhadapnya.

"Tante kemana?" tanya Ali.

"Mama lagi ke cafetaria," jawab Prilly singkat.

Ali dan Prilly terdiam dalam pikirannya. Lalu, Ali berinisiatif untuk sedikit membantu Prilly mengingat dirinya.

"Prill, aku mau kasih tahu kamu sesuatu," ujar Ali.

"Apa?"

Ali mengambil ponselnya dan membuka gallery tempat foto-fotonya dengan Prilly tersimpan.

"Kamu inget sama foto ini?" Ali memperlihatkan foto saat mereka tampil di festival piano.

Prilly berusaha mengingatnya. Tapi, Prilly menggelengkan kepalanya.

"Maaf aku lupa," jawab Prilly.

"Atau ini, foto ini saat kita nonton pertunjukan piano, kamu inget kan?" Ali kembali memperlihatkan foto kebersamaannya dengan Prilly. Dan lagi, Prilly berusaha, sangat berusaha mengingat semua itu, tapi tiba-tiba Prilly merasa kesakitan di bagian kepalanya.

"Argh...argh...sakit..." teriak Prilly sambil memegang kepalanya.

"Prilly kamu kenapa?" tanya Ali cemas.

Prilly menekan kepalanya kuat, menandakan betapa sakitnya yang ia rasakan.

"Sakiit...."

"Maaf sayang, maaf aku maksa kamu ingat semuanya," ujar Ali.

"Aku panggilkan dokter dulu," Ali segera keluar untuk memanggil dokter.

Tak berapa lama dokter yang menangani Prilly datang dan memeriksa Prilly. Setelah di beri obat, Prilly sudah tidak ksakitan lagi dan sekarang ia tertidur karena pengaruh obat penenang.

"Bagaimana dok keadaan Prilly?" tanya Ali.

"Prilly merasa kesakitan karena mengingat sesuatu, disarankan kenangan-kenangan yang Prilly belum ingat jangan terlalu dipaksakan, karena otaknya masih belum sepenuhnya pulih," jeals dokter. Ali mengusap wajahnya kasar.

"Makasih dok, saya akan membantu Prilly mengingat secara perlahan," ujar Ali. Kemudian dokter itu keluar dari ruangan Prilly.

Ali menghampiri Prilly yang sedang terlelap. Ali menatap Prilly dalam. Entah cara apa lagi yang harus Ali lakukan untuk mengembalikan memori Prilly. Tetapi, Ali akan tetap berusaha mengembalikan memori Prilly bersama dirinya kembali.

***

Hampir 2 minggu Prilly berada di rumah sakit, dan hari ini Prilly sudah diperbolehkan pulang. Namun, Prilly belum bisa mengingat semuanya. Termasuk tentang Ali. Ali pernah berusaha membantu Prilly mengingat dirinya, tapi Prilly malah merasa kesakitan pada kepalanya. Dan dari saat itu, Ali hanya bisa bersabar agar Prilly mengingat dirinya dengan sendirinya.

Hari ini Ali dan papanya berkunjung ke rumah Prilly untuk menjenguknya. Ali dan papanya akan menjalankan misi untuk mengembalikan ingatannya. Papa Ali juga sangat mendukung misi Ali. Karena berkat Prilly juga yang sudah mengembalikan senyuman Ali.

"Pa, nanti papa ajak Prilly ke rumah ya," Ali meminta papanya untuk mengajak Prilly ke rumah mereka. Papa Ali tersenyum melihat tingkah anaknya itu.

"Iya beres, nanti papa ajak Prilly ke rumah," balas papa Ali.

"Emangnya nanti kamu mau apain Prilly?" tanya papa Ali asal.

"Ya nggak di apa-apain, cuma mau ingetin dia sesuatu," jawab Ali.

"Sesuatu apa?" tanya papa Ali lagi.

"Papa ini kepo," jawab Ali singkat.

Papa Ali menatap Ali bingung. Tetapi, sudahlah terserah apa yang mau dilakukan anaknya itu. Ia hanya di suruh mengajak Prilly ke rumah, itu saja.

Sampai di rumah Prilly, mereka segera mengetuk pintu rumahnya. Ternyata, yang membukakan adalah Raja.

"Eh kak Ali sama om, silahkan masuk," Raja mempersilahkan Ali dan papanya masuk dan duduk di ruang tamu.

"Hai Will, tumben kesini," papa Prilly keluar untuk menemui Ali dan papanya.

"Biasa, si Ali nangis-nangis untuk ketemu Prilly," goda papa Ali.

"Nggak, papa apaan sih, nggak nangis kok om, ehm...Prillynya ada om?" tanya Ali. Para papa hanya tersenyum melihat tingkah Ali.

"Ada, dia di kamar sama mamanya, kamu langsung ke atas aja," jawab papa Prilly. Setelah izin dari papa Prilly, Ali segera melesat ke kamar Prilly.

Ali sudah sampai di depan kamar Prilly. Ia melihat Prilly sedang di suapi mamanya. Walaupun pintunya terbuka, Ali tetap mengetuk pintu untuk menyadarkan mereka akan keberadaanya.

"Oh nak Ali, masuk sini," mama Prilly mempersilahkan Ali masuk. Kemudian Ali duduk di tepi tempat tidur Prilly.

"Mamaa...." teriak Raja dari bawah.

"Mama ke Raja dulu ya prill, kamu makan sendiri,"

"Biar Ali aja tante yang nyuapin," saut Ali langsung. Mama Prilly tersenyum. Kemudian mama Prilly keluar dari kamar untuk menghampiri Raja.

"Nggak usah aku makan sendiri aja," tolak Prilly lembut berusaha meraih mangkuk buburnya.

"Kamu itu masih lemes, sini buka mulutnya, aaa..." suruh Ali. Apa boleh buat, akhirnya Prilly membuka mulutnya untuk menerima suapan Ali.

"Ali, kamu itu sebenarnya siapa sih?" tanya Prilly tiba-tiba. Ali sedikit terhenyak.

"Aku...aku ya Ali," jawab Ali seadanya.

"Iya tau, tapi apa ada hubungannya aku sama kamu, dulu," lanjut Prilly. Ali menghela nafas. Ali menaruh mangkuk berisi bubur itu di nakas samping tempat tidur Prilly.

"Ada, tapi aku akan bersabar sampai kamu ingat lagi, kamu harus mengingatnya sendiri," jawab Ali tulus sambil mengelus puncak kepala Prilly.

"Tapi kamu mau bantu aku mengingatnya lagi?" Prilly memang merasa sangat dekat dengan Ali. Seperti ada hubungan yang spesial antara dirinya dengan Ali.

"Pasti, tapi jangan terlalu di paksakan untuk mengingatnya, aku tidak mau kamu sakit," Prilly mengangguk. Perhatian Ali sangatlah besar. Ali tidak mau Prilly sakit, walaupun Prilly sedang berusaha untuk mengingatnya. Mengingat semua kenangan bersama Prilly.

Tiba-tiba Prilly memeluk Ali sangat erat. Entah kenapa Prilly ingin memeluk Ali, Prilly merasa rindu dengan pelukan seseorang, tapi Prilly tidak ingat siapa seseorang itu. Begitu juga dengan Ali, ia sangat amat rindu dengan pelukan Prilly, ia bahkan lupa kapan Ali dan Prilly berpelukan seerat ini.

"Ekhm..." seseorang berdeham di ambang pintu kamar Prilly yang terbuka.

*******

Siapa yang ganggu kemesraan Ali Prilly???
Jangan lupa vote n coment ye...

I Feel You RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang