2

45.7K 1.1K 10
                                    

************
Masih tersimpan kenangan Ali,saat ia belajar piano dengan mamanya. Umur 12 tahun,di sebuah studio milik keluarga Ali,ia tampak bersemangat belajar piano bersama mamanya. Tetapi, Ali masih kesulitan mempelajari piano,mamanya juga terus memberi semangat untuk Ali tidak putus asa. Sampai akhirnya,mamanya meninggal karena suatu hal,Ali belum bisa juga bermain piano. Di saat itu Ali merasa tidak ada lagi yang memberinya semangat dan tidak ada lagi yang bersabar mengajari Ali. Akhirnya,Ali berhenti belajar dan bermain piano. Ali berpindah belajar bermain drum. Lambat laun Ali merasa drum adalah salah satu alat musik yang bisa meluapkan kebahagiaan,kekecewaan,kekesalan,kemarahan,dan semua perasaan yang Ali rasakan saat itu...
"Woi bro ngelamun aja lo," ujar Alex mengagetkan Ali.
"Apaan sih lo," balas Ali datar. Sesaat kemudian mata Ali tertuju ke seorang gadis yang turun dari lantai 3 bersama temannya Rose. Ya...gadis itu adalah Prilly.
Rose dan Prilly yang akan menuju kelas XI A berjalan melewati Ali dan Alex yang duduk di sebuah bangku taman.
"Hai Alex...,hai Ali...," sapa Rose.
"Hai juga Rose dan....," Alex berusaha mengingat. Ali yang ada di sampingnya hanya diam saja.
"Prilly," saut Rose.
"Oh ya Prilly," ujar Alex yang berhasil mengingat,tapi dibantu sih.
"Masa teman sekelas sendiri lupa lo," ujar Rose datar.
"Ya maaf...eh li lo kok diem aja sih balas kek sapaannya," ujar Alex kepada Ali. Namun Ali tetap diam,ia hanya memandangi Prilly intens. Prilly yang dipandangi pun terlihat risih dan salah tingkah.
************
'Ali kok lihat aku gitu banget,emangnya ada yang salah sama aku' batin Prilly sambil melihat dirinya sendiri dari atas sampai bawah. Kemudian Prilly mengajak Rose untuk melanjutkan perjalanan ke kelas.
"Rose ayo kita kembali ke kelas udah mau bel nih,mari Ali..Alex" pamit Prilly kepada Ali dan Alex. Rose pun hanya mengangguk setuju. Saat Prilly melangkahkan kakinya,tak sengaja gelang yang dipakai Prilly pun terjatuh. Gelang itu jatuh tepat di hadapan Ali, Alex yang ada di samping Ali tidak tahu karena Alex sibuk dengan gadgetnya. Ali segera mengambil gelang milik Prilly. Ali ingin mengembalikan gelang itu,tapi Ali mengurungkan niatnya. Ali memasukkan gelang itu ke sakunya.
**************
Teng....teng....teng.....
Bel pulang sekolah berbunyi. Siswa Zetrain School berhambur keluar menuju gerbang depan. Memang bel pulang sekolah adalah bunyi yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa.
Tetapi tidak dengan Prilly,ia masih sibuk mencari gelang kesayangannya. Prilly hampir menangis karena gelang itu pemberian ibunya,bisa dikatakan gelang turun temurun.
"Prill,udah ketemu belum sih?, keburu sore nih,gue juga ada janji," tanya Rose yang sedari tadi menunggu Prilly.
"Aduh...belum ketemu,gimana ini...," balas Prilly sambil terus mencari.
"Ya udah kalo kamu mau pulang gak pa pa kok," lanjut Prilly.
"Tapi lo gak pa pa gue tinggal?" balas Rose. Prilly hanya menggelengkan kepala.
"Oke gue pulang,sorry ya Prill," sesal Rose pada Prilly.
"Iya,ya udah sana gih," balas Prilly.
"Bye Prill...," pamit Rose.
"Bye," jawab Prilly singkat.
Prilly melanjutkan kegiatannya mencari gelangnya. Setelah, satu jam mencari dan hasilnya nihil. Prilly mendesah lelah. Akhirnya Prilly mengambil tasnya untuk bergegas pulang karena hari mulai sore.
Prilly melewati lorong sepi. Prilly tertunduk lesu,tanpa sengaja...Bruk...
"Aaww..." Prilly menabrak seseorang,tapi untungnya ia tidak sampai jatuh. Prilly menatap orang tersebut. Dann....dia lagi. Ali lagi yang ia tabrak.
"Lo itu suka banget nabrak-nabrak gue," ujar Ali datar sambil menatap Prilly.
"Maafin aku li," ujar Prilly meminta maaf.
Tanpa ada jawaban dari Ali,tiba-tiba Ali melangkah mendekati Prilly. Awalnya Prilly diam saja,tetapi Ali malah semakin dekat dengan dirinya. Prilly melangkah mundur,sampai akhirnya punggung Prilly menyentuh tembok. Dekat semakin dekat...
"A...Ali kamu ma..mau ngapain..?" ujar Prilly tergagap karena ketakutan karena Ali mendekatkan wajahnya ke Prilly. Prilly menutup mata,Prilly takut menatap Ali dengan jarak sedekat itu. Dan...
"Eh,lo itu cewek,tapi kok masih berkeliaran di sekolah,mau uji nyali lo di sini,terus lo kenapa merem gitu?" tanya Ali lirih. Ternyata Ali hanya mau menanyakan itu??!!
Prilly yang sedari tadi memejamkan mata langsung membuka mata dan mendorong tubuh Ali menjauh dari dirinya.
"E...emangnya kenapa kalo aku masih di sekolah,dan kenapa sih kamu deket-deket kayak gitu?" tanya Prilly tergagap.
"Lo gak pulang,tuh gerbangnya udah mau ditutup," ujar Ali tanpa menjawab pertanyaan Prilly,lalu berjalan pergi. Prilly melongo,baru kali ini ia bertemu seorang laki-laki seperti Ali. Prilly tersadar dengan pikirannya,saat itu pun...
"Paakk...tunggu gerbangnya jangan ditutup," teriak Prilly sambil berlari.
"Loh kok belum pulang?, ayo cepat gerbangnya saya mau tutup ini," ujar pak satpam.
"Iya..heh..inih...juga mau pulang," ujar Prilly ngos-ngosan. 'Huh...ini semua gara-gara Ali' kesal Prilly dalam hati.
**************
Prilly terlihat sangat lelah. Prilly langsung menuju dapur untuk mengambil air minum,dan di sana ternyata ada mama Prilly.
"Prilly,kok pulangnya sore banget?" tanya mama kepada anak sulungnya itu.
"Emm..itu ma..ada ekskul di sekolah tadi," jawab Prilly berbohong.
"Ya udah,sekarang kamu mandi terus turun buat makan malam,dan jangan lupa sholat dulu," suruh mama Prilly.
"Ya ma..," jawab Prilly singkat,kemudian Prilly menuju kamarnya.
Prilly baru ingat tentang gelang pemberian mamanya yang hilang tadi,Prilly serasa mau menangis lagi karena takut jika dimarahi nanti.
Setelah sampai di kamarnya Prilly langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur bergambar doraemon. Tiba-tiba Prilly mengingat kejadian antara dirinya dan Ali tadi,dan entah mengapa jantungnya kembali berdetak kencang. Saat Ali mendekatkan wajahnya,saat napas Ali yang menerpa wajahnya,dan hampir....
'ahh..apa sih yang aku pikirkan',Prilly berajak menuju kamar mandi untuk menghilangkan pikirannya terhadap Ali.
***********
Di sebuah kamar bernuansa warna putih dan hitam,tidak banyak hiasan di sana,hanya ada beberapa foto keluarga. Ali yang duduk di sofa kamarnya sedang memandangi sebuah benda yang ada di tangannya. Benda itu terbuat dari emas putih, di sana terdapat inisial P berhiaskan berlian-berlian kecil,terlihat biasa tapi sangat elegant ketika dipakai. 'P' inisial itu langsung mengingatkan Ali pada si empunya.
"Gelang yang bagus...," guman Ali kemudian memasukkan gelang itu ke dalam laci samping tempat tidurnya.
Ali kembali teringat pada gadis doraemon itu. Ali teringat permainan pianonya yang terdengar indah,dan kembali mengingatkan pada mamanya yang telah tiada. 'Heeh...' Ali menghela napas panjang,menyegarkan pikiran,tentang gadis doraemon,mamanya,ataupun kejadian yang terjadi hari ini.
**************
Kriing... kriing...kriing...jam weker doraemon berbunyi membangunkan pemiliknya. Tau dong jika ada kata-kata 'doraemon' benda atau segala macam apapun itu milik siapa?, ya itu milik Prilly Prunaprismia. Ia masih saja berkutat dengan mimpinya. Terdengar suara mamanya daru balik kama Prilly.
"Prilly banguunn....ini sudah jam berapa?" teriak mama Prilly.
"Emm...ya ma..emang jam berapa sih..?" Prilly berguman dan matanya masih enggan untuk dibuka. Setelah melihat jam ternyata...
"MAMAA......,kenapa gak bangunin Prilly dari tadi.." teriak Prilly kaget. Prilly berlari ke kamar mandi,hanya 5 menit ia mandi. Prilly memakai seragamnya dengan sangat tidak rapi,dasi yang tidak dimasukkan ke kerah baju,rambut yang berantakan hanya dikucir ke atas,kaos kaki panjang sebelah,dan parahnya lagi ada kantung mata melingkar sempurna diwajah Prilly.
"Astaga..kantung mataku,pasti gara-gara Rista yang ngajakin aku chat sampai jam 1 pagi..huh.." ujar Prilly ngedumel. Ya, Rista adalah sahabat Prilly di Bali,setiap saat mereka selalu bersama,dan jika mereka sedang saling curhat-curhatan bisa menghabiskan waktu 3 jam lebih.
Setelah selesai dengan dandan Prilly yang...amburadul,ia segera turun. Di dapur Prilly langsung menyambar roti isi dan meminum susu coklatnya dengan tergesa-gesa.
"Aduh prill..pelan-pelan dong makannya,sambil duduk gitu,nanti tersedak lho," ujar mama ila lembut.
"Udaah..gak..adah waktuh lagi...mah," jawab Prilly dengan mulut penuh roti isi.
"Ya udah ma,pa Prilly berangkat dulu," pamit Prilly kepada kedua orang tuanya.
**************
Olahraga. Ya olahraga adalah salah satu pelajaran yang Ali suka,walaupun membuat Ali lelah dan berkeringat. Wajar kalau tubuh Ali terlihat sedikir atletis.
**************
'Huh...olahraga' batin Prilly kesal. Prilly memang kurang menyukai pelajaran olahraga,tapi bukannya tidak pernah olahraga. Ia lebih baik mengejarkan soal matematika dibanding mengikuti pelajaran olahraga yang membuatnya capek dan berkeringat.
************
Pelajaran olahraga dimulai. Terlebih dahulu pak guru menyuruh siswa kelas XI A untuk pemanasan. Setelah pemanasan,pak guru mengajarkan mereka salah satu teknik dalam permainan bola basket,yaitu bagaimana cara melakukan 'lay up shot'.
2 jam pelajaran pun telah berlalu. Prilly dan Rose sedang beristirat dipinggir lapangan.
"Eh prill,lo tadi kok terlambat sih,untung pak Irwan (guru olahraga) juga ikut-ikutan terlambat,hehe...," tanya Rose kepada Prilly yang sibuk menyeka keringat.
"Iya nih,semalem aku tuh chattingan sama sahabat aku yang di Bali sampai jam 1 pagi,nih liat kantung mataku," jawab Prilly sambil memperlihatkan kantung matanya yang terlihat samar.
"Ih...iya-iya,jangan deket-deket napa,biasa aja nunjukinnya," protes Rose karena Prilly terlalu dekat dengan wajahnya. Prilly pun hanya tersenyum. Kemudian mata Prilly menangkap seorang laki-laki yang sudah beberapa kali ia tabrak kemarin.
"Emangnya gak capek apa main futsal gitu?,tadikan sudah olahraga," bisik Prilly yang melihat Ali dan teman-temannya sedang bermain futsal. Rose yang mendengarnya pun menoleh.

************


I Feel You RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang