8

16.7K 758 3
                                    

********

Jessi dan Prilly duduk dihadapan kepala sekolah ZS. Mereka menunduk takut.
"Apa alasan kalian membuat keributan di kantin tadi?" tanya Pak Hartawan.
"Anu...pak tadi cuma salah paham aja,ya kan," jelas Jessi sambil menepuk pundak Prilly.
"Eh..i..iya,tadi cuma salah paham," ujar Prilly.
"Kalo begitu kalian saling minta maaf,bapak masih bisa toleransi," ujar Bapak Hartawan bijak.
Prilly mendahului untuk mengulurkan tangannya. Dan disambut Jessi dengan ragu.
"Ya sudah,Jessi kamu kembali ke kelas dan kamu Prilly tetap di sini," ujar Bapak Hartawan.
Jessi melenggang pergi dengan menatap sinis Prilly.
"Ada apa pak?" tanya Prilly takut.
"Gini kamu kan berprestasi dalam hal musik,khususnya alat musik piano," jelas Bapak Hartawan.
"Iya pak," ujar Prilly sopan.
"Bapak ingin kamu mewakili ZS untuk ikut dalam Festival Piano Nasional antar SMA,bagaimana kamu bersedia?" tanya Bapak Hartawan.
Senyum mengembang di bibir tipis Prilly.
"Iya pak saya bersedia," jawab Prilly antusias.
"Tapi salah satu tantangannya adalah kamu harus berduet dalam bermain piano nanti," jelas Kepala sekolah ZS.
"Terus siapa pasangan duet saya pak?" tanya Prilly.
"Itu terserah kamu,mau pilih sendiri pasangan kamu atau yang memilihkan sekolah," ujar kepala sekolah ZS.
Prilly berpikir sejenak. Dan...
"Saya pilih sendiri pak," ujar Prilly semangat.
******
Ali sedang gusar di kelasnya. Ali cemas memikirkan Prilly yang dipanggil kepala sekolah dan sampai sekarang Prilly belum kembali. Sampai akhirnya...
"Maaf...kepada siswa yang bernama Aliando Sanders di mohon untuk segera ke kantor kepala sekolah..." suara speaker di kelas Ali berbunyi.
Ali meminta ijin kepada guru yang mengajar dan segera pergi ke kantor kepala sekolah.
Ali berjalan dengan jantung berdebar,kenapa ia dipanggil kepala sekolah.
Tok...tok...tok...
Ali mengetuk pintu kepala sekolah dengan pelan.
"Masuk," saut kepala sekolah dari dalam.
Kemudian Ali masuk ke ruangan dan mendapati Prilly yang sedang duduk di depan kepala sekolah.
"Silahkan duduk Ali," ujar kepala sekolah mempersilahkan Ali duduk.
"Ada apa bapak memanggil saya?" tanya Ali sopan.
"Langsung saja,kamu diminta untuk mewakili dalam Festival Piano Nasional antar SMA," jawab kepala sekolah.
Prilly yang sedari tadi diam menahan ketegangan. 'Apakah Ali bersedia?' batin Prilly gusar.
"Tapi kenapa saya pak,apakah tidak siswa lain?" tanya Ali.
"Ini semua permintaan pasangan kamu," jawab kepala sekolah.
"Pasangan...maksudnya?" tanya Ali lagi.
"Iya ini semua permintaan Prilly,pasangan kamu yang akan berduet di festival nanti," jelas kepala sekolah.
Mendengar nama Prilly,Ali langsung menoleh ke Prilly yang berada di sampingnya. Prilly hanya tersenyum saat Ali menatapnya.
"Lo!?" bisik Ali penuh penekanan.
"Maaf...,ini cuma satu-satunya kamu mau lagi belajar piano..hehehe.." bisik Prilly.
"Bagaimana Ali kamu bersedia?" tanya kepala sekolah.
"I...iya pak saya bersedia mewakili sekolah,tapi saya belum terlalu bisa bermain piano," jawab Ali.
"Kan ada Prilly yang mengajarkan,dan sekolah akan membina kalian juga. Setiap hari Selasa,Rabu,dan Kamis kalian akan di beri semacam kursus piano," jelas kepala sekolah.
Prilly terlihat sangat senang,sementara Ali hanya bisa tersenyum kecut mendengar penjelasan kepala sekolah.
"Ya sudah kalian berdua kembali ke kelas,untuk kapan festivalnya diadakan kalian tunggu informasi nanti,yang penting kalian belajar dulu," ujar kepala sekolah.
"Iya pak,kami akan berusaha untuk mengharumkan nama Zetrain School," ujar Prilly bersemangat. Dan Ali hanya tersenyum untuk kesekian kalinya.
Kemudian mereka berdua keluar dari kantor kepala sekolah. Ali berjalan tanpa menoleh ke Prilly saat Prilly memanggil Ali. Prilly berlari menghampiri Ali karena dia cukup tertinggal dengan Ali.
"Ali," panggil Prilly. Ali tetap tidak mau berhenti.
"Ali!!" panggil Prilly lagi sedikit berteriak.
"Apa," jawab Ali datar.
"Kamu marah ya?" tanya Prilly.
"Gak," jawab Ali singkat jelas. Lalu Ali melanjutkan jalannya kembali.
"Aliii..." teriak Prilly mengejar Ali.
Prilly berhasil meraih tangan Prilly.
"Ali kamu marah," ujar Prilly dengan wajah memelas. Ali melirik Prilly,perasaan antara kesal dan gemas menjadi satu di hati Ali. Ali menghela nafas.
"Gue gak marah chubby..." ujar Ali gemas sambil mencubit pipi Prilly.
"Aaww...Alii..sakit.." teriak Prilly. Ali melepaskan cubitannya dan menutup telinga.
"Jangan teriak-teriak napa sih..." ujar Ali kemudian berlari. Mereka berdua berkejaran sampai ke kelas.
Semua terasa indah jika kita menerima dengan ikhlas.
********
Hari pertama bimbingan hanya Prilly yang datang. Entah kemana Ali perginya,kabur atau memang ada kepentingan.
"Prilly, kemana Ali kok tidak ikut bimbingan?" tanya pelatih Merry.
"Anu..itu miss..Alinya tadi ada kepentingan mendadak jadi dia tidak datang," jawab Prilly berbohong untuk melindungi Ali. Sebenarnya ia juga tidak tahu kemana Ali pergi.
*******
1 setengah jam berlalu. Waktu menunjukkan pukul 16.00. Prilly menelfon supirnya untuk menjemput ia di sekolah,tapi supirnya mengantarkan Raja ke rumah temannya.
Prilly menghela nafas,akhirnya ia pilih untuk berjalan sejenak sambil mencari taksi. Saat Prilly akan menyeberang ke sisi jalan yang lain,tiba-tiba dari arah lain...
Braakk....
Sebuah mobil audy putih menghantam tubuh Prilly. Pengemudi mobil tersebut segera melanjutkan perjalannanya,tanpa memberi pertolongan kepada Prilly. Orang-orang yang ada disekitar segera menghampiri Prilly yang tergeletak dengan luka di kepala. Lalu,sebuah mobil Range Rover berhenti. Seorang pria turun untuk melihat Prilly. Dan...
"Prilly," teriak pria tersebut. Pria tersebut terlihat sangat khawatir.
"Dia...dia teman saya..tolong bantu bawa ke mobil saya," ujar pria tersebut. Kemudian pria tersebut segera melajukan mobilnya ke rumah sakit.
******
Langkah cepat seorang pria sedikit menggema di lorong Rumah Sakit Medica. Wajah pucat,terlihat sangat khawatir akan keadaan seseorang yang ada di salah satu kamar rumah sakit itu. Setelah sampai di ruang ICU,langkahnya terhenti melihat pria yang sempat ia kenal,namun matanya beralih ke kedua orang tua yang duduk mengkhawatirkan anaknya di ruang ICU.
"Tante,bagaimana keadaan Prilly?" tanya pria itu khawatir.
"Belum tau Ali...dokternya belum keluar.." jawab mam Prilly terisak.
Ya,pria yang baru datang dengan tergesa-gesa itu adalah Ali.
"Ya udah tante,Prilly pasti baik-baik aja di dalam," ujar pria itu menenangkan.
Mama Prilly hanya mengangguk.
Pandangan Ali beralih ke seorang pria yang duduk bersebelahan dengan orang tua Prilly. Ali mengepalkan tangannya.
"Heh..lo pasti yang nabrak Prilly kan!!?" bentak Ali sambil menarik kerah baju pria itu.
"Apaan sih lo,bukan gue yang nabrak," jawab pria itu. Pria itu berusaha melepas tangan Ali dari kerahnya.
Papa Prilly langsung berdiri dan memisahkan mereka.
"Kalian ini tau gak ini rumah sakit," ujar papa Prilly. Ali melepakan tarikannya.
"Kamu Ali, dia itu bukan penabraknya,dia itu Revan yang nolongin Prilly," jelas papa Prilly.
"Kamu seharusnya berterima kasih sama Revan," lanjut papa Prilly.
Ali merasa bersalah dan malu.
"Ya udah,om tante Revan pulang dulu," ujar Revan akhirnya. Revan mencium tangan papa dan mama Prilly.
"Iya,hati-hati ya...dan terima kasih sudah menolong Prilly," ujar mama Prilly.
Revan berjalan melewati Ali. Lalu,Ali mengejar Revan dan menepuk pundak Revan.
"Hei bro..,maaf soal tadi dan gue juga mau berterima kasih lo sudah nolongin Prilly," ujar Ali kepada Revan. Revan mengangguk.
"Gak papa,lo tadi kan belum tau yang sebenarnya," ujar Revan memaklumi.
Mereka bersalaman,dan sebelum Revan pergi...
"Li,lo jagain Prilly baik-baik,sepertinya ada yang mau celakain Prilly,gue udah lapor polisi atas kecelakaan Prilly," jelas Revan.
Kening Ali berkerut mendengar penjelasan Revan. 'Siapa yang ingin mencelakai Prilly?' pikir Ali.
"Apa Prilly tadi jadi korban tabrak lari?" tanya Ali penasaran. Revan hanya mengangguk.
"Udah lo sekarang masuk,dan lo inget yang gue omongin tadi,lo jaga Prilly baik-baik,atau...gue yang jagain Prilly...selamanya..." jelas Revan,kemudian beranjak ke mobilnya.
Ali diam. Ia memikirkan perkataan Revan tentang pelaku yang menabrak Prilly dan soal...Revan yang ingin menjaga Prilly selamanya. 'Apa Revan suka sama Prilly?' batin Ali.
******

I Feel You RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang