6

17.6K 810 5
                                    

*************

"Ma..maksud gue pacar pura-pura," ujar Ali lagi.
"Apaa..pura-pura?" ujar Prilly terkejut lagi.
"Aku gak mau,GAK mau," ujar Prilly penuh penekanan.
"Please prill,lo bantu gue," ujar Ali memohon.
"Gak!,kenapa harus aku?,terus apa untungnya buat aku?" tanya Prilly bertubi.
"Ya karna lo yang gue tarik kemarin di kantin,dan semua anak-anak taunya lo itu pacar gue,termasuk Jessi," jelas Ali.
Prilly diam. Ia benar-benar bingung harus berkata apa.
"Dan gue gak tau apa untungnya buat lo,tapi...gue bakal nurutin semua yang lo minta," jelas Ali lagi untuk meyakinkan Prilly.
Prilly berpikir sejenak,kemudian teringat percakapan Prilly dengan papa Ali tadi siang.
*******
Flashback on...
Setelah Prilly makan siang dengan Ali dan papanya tadi,ia kemudian berkeliling melihat rumah Ali yang megah itu. Prilly naik ke lantai 2. Tanpa sengaja Prilly membuka pintu ruangan yang terletak di paling pojok. Ternyata ruangan itu berisi sebuah grand piano. Dan seperti biasa ketika Prilly melihat grand piano,ia sudah tidak sabar untuk memainkannya.
Prilly duduk di depan grand piano itu,namun Prilly menyadari sesuatu. 'Kenapa ada bunga mawar putih tergeletak di sini?' tanya Prilly dalam hati heran.
Prilly mulai memainkan tuts piano tersebut. Namun permainan Prilly berhenti ketika seseorang memanggil nama Prilly.
******
"Prilly,kamu ngapain di sini?" tanya seseorang itu,yang ternyata papa Ali.
"Eh..om William..Prilly cuma lihat-lihat rumah om,terus gak sengaja Prilly masuk keruangan ini,maaf om.." jawab Prilly.
"Oh begitu," ujar papa Ali singkat.
"Maaf ya om Prilly gak sopan main masuk aja," ujar Prilly menyesal.
"Ga pa pa sayang...om kan tadi cuma nanya," jawab papa Ali dengan lembut.
"Emm...om Prilly boleh tanya?" tanya Prilly hati-hati.
"Boleh,mau nanya apa?" jawab papa Ali.
"Gini om...kenapa di atas piano ini ada setangkai mawar putih?,padahal kelihatannya piano ini gak pernah di mainin?" tanya Prilly panjang.
Raut muka papa Ali langsung menjadi sedih.
"5 tahun yang lalu ruangan ini adalah ruangan favorit Ali dan...mamanya," jawab papa Ali memulai cerita.
"Sepulang sekolah Ali selalu meminta mamanya mengajari piano,namun 1 tahun kemudian mama Ali...meninggal," ujar papa Ali menahan air mata.
Prilly sedari tadi diam,mendengarkan cerita dengan seksama.
"Ali sangat terpukul dengan kepergian mamanya,ia tidak mau lagi bermain piano setelah itu,dan mawar putih ini adalah bunga kesukaan mama Ali. Setiap hari Ali selalu meletakkan bunga ini di sini," jelas papa Ali.
"Maaf ya om,Prilly buat om sedih," ujar Prilly.
Ingin sekali Prilly menanyakan apa penyebab mama Ali meninggal,tapi Prilly mengurungkan niatnya.
"Gak pa pa Prilly,tapi om berharap kamu bisa ngajarin Ali main piano lagi,om kangen dengan Ali yang dulu," pinta papa Ali.
Prilly hanya mengangguk. Ia tidak bisa berjanji. Entah ia bisa atau tidak mengajarkan Ali piano dengan wataknya yang keras itu.
Flashback off
**********
Prilly berpikir dalam diam. Akhirnya...
"Prilly,lo denger gue gak sih?" tanya Ali kesal.
"Iya,aku denger kok,bener nih kamu mau nurutin semua permintaan aku, 'SEMUA'?" tanya Prilly menekan kata 'semua'.
'Aduh kelihatannya gue salah ngomong nih' kata Ali dalam hati.
"I..iya..bener gue bakal nurutin semua permintaan lo," jawab Ali.
"Oke aku mau jadi pacar pura-pura kamu," ujar Prilly kemudian. Terlihat senyum dibibir Ali.
"Dan untuk permintaan aku yang pertama...adalah...kamu harus mau belajar lagi main piano lagi!" ujar Prilly.
Seketika senyum Ali hilang saat Prilly mengucapkan permintaannya yang pertama.
"GAK,gue gak mau," ujar Ali tegas.
"Tapi li,kan kamu yang kasih syarat buat nurutin semua permintaan aku," ujar Prilly.
Memang benar Ali mau nurutin semua permintaan Prilly,tapi untuk permintaan yang satu itu Ali tidak bisa menyanggupi...
"Gue pamit," ujar Ali tiba-tiba.
"Gue perlu berpikir," ujar Ali lagi. Kemudian Ali beranjak dari rumah Prilly.
Prilly hanya bengong. Ia melihat kepergian Ali. 'Kenapa li,kamu begitu membenci piano yang seindah dan selembut itu?' tanya Prilly dalam hati. 'Ali,aku janji akan buat kamu suka dan mencintai piano lagi,' janji Prilly dalam hati.
*********
Prilly sedang duduk di kelas sambil membaca buku,tiba-tiba...Braakk...
"Heh lo,lo sama Ali cuma pura-pura pacaran kan?" tanya Jessi dengan nada marah.
Prilly diam. Entah merasa ketakutan atau tidak tahu harus menjawab apa.
"Lo jangan diem aja,jawab pertanyaan gue!!" suruh Jessi sambil menarik Prilly untuk berdiri dengan kasar.
"Aku..." ujar Prilly ketakutan.
"Cepet jawab!,atau gue.." ujar Jessi.
"Atau lo apa?" tanya seseorang yang ternyata itu Ali. Ali bejalan mendekat ke mereka berdua.
"Ali?" ujar Jessi kaget.
"Atau apa Jessi,lo mau ngapain Prilly?" tanya Ali lagi.
"Atau gue akan bikin hidup ini cewek menderita!!" ujar Jessi keras.
"Ali lo sama dia cuma pacaran pura-pura kan?" tanya Jessi dengan nada marah.
Ali kemudian menarik Prilly untuk mendekat padanya. Ali membisikkan sesuatu pada Prilly.
"Oke gue akan nurutin permintaan lo kemarin,dan sekarang lo jadi pacar gue," bisik Ali.
Prilly melihat Ali tidak percaya. Namun Prilly melihat keseriusan dimata Ali.
"Beneran?" ujar Prilly keceplosan.
"Apa?" tanya Jessi tidak mengerti.
"Hah..ma..maksud aku..bener aku sama Ali emang pacaran kok," jelas Prilly.
"Dan kita itu udah di jodohin sama orang tua kita," ujar Ali kemudian sambil merangkul pundak Prilly.
"APA??" ujar Prilly dan Jessi bersamaan karena terkejut.
"Apa kamu bilang di jodohin,kita gak ada perjanjian seperti itu ya.." bisik Prilly.
"Udah diem aja,tenang sayang..." jawab Ali tapi tidak berbisik.
'Sayang??,makin ngaco nih Ali,' batin Prilly.
"Ali lo itu..."
"Apa...,kalo sampai berbuat macem-macem sama Prilly,lo akan berurusan dengan gue,inget itu!!" potong Ali dengan nada mengancam.
Lalu Ali membawa Prilly keluar dari kelasnya. Jessi kian menahan amarahnya.
"Awas lo Prilly," ujar Jessi licik.
********
Ali menarik Prilly ke tempat biasa,yaitu taman belakang. Ya...memang sekarang taman belakang seperti sudah menjadi milik Ali dan Prilly.
"Ali," ujar Prilly. Namun Ali tetap diam.
"ALI!!" sentak Prilly kemudian.
"Apa?" ujar Ali akhirnya.
"Tolong jelasin maksud kamu tentang perjodohan tadi!" suruh Prilly.
Ali diam. Ia juga tidak tahu mengapa ia berkata seperti itu tadi.
"Maksud gue itu...gini...itu cuma...," ujar Ali berbelit-belit.
Prilly hanya diam menunggu penjelasan Ali.
"Gini,tadi itu cuma biar Jessi gak nanya-nanya lagi," ujar Ali.
Prilly menghela nafas.
"Ya gak gitu juga kali..pakai bilang kita dijodohin," ujar Prilly pasrah.
"Tapi lo masih mau kan jadi pacar gue...maksudnya pacar pura-pura gue?" tanya Ali hampir keceplosan.
"Iya,tapi kamu juga harus mau belajar piano lagi," jawab Prilly.
"I...iya..gue mau.." ujar Ali pasrah.
*********
Rose dan Prilly berencana untuk pulang bersama. Namun Rose membatalkannya karena harus menjemput adiknya. Akhirnya Prilly pulang sendirian. Tiba-tiba,saat Prilly belum sampai di depan gerbang,ia ditarik oleh Jessi ke taman belakang.
"Sini lo!!" sentak Jessi.
"Apa sih kamu jess,aku mau pulang," ujar Prilly. Saat Prilly ingin beranjak,ia ditarik lagi oleh Jessi sampai punggung Prilly menghantam pohon.
"Aaww..sakit tau jess," ujar Prilly.
"Apa lo bilang sakit?,lebih sakit mana kalo pacar orang direbut orang lain," ujar Jessi marah.
"Apa sih maksud kamu?" tanya Prilly.
"Lo itu pura-pura gak tau...atau lo itu bodoh!" sentak Jessi.
"Apa ini tentang Ali?" tanya Prilly.
"Sekarang lo sadar..lo itu udah rebut Ali dari gue!" ujar Jessi.
"Rebut?,aku rebut, kata semua orang termasuk Ali,kamu itu mantannya Ali,trus apa hak kamu?,Ali juga udah gak mau sama kamu," ujar Prilly panjang lebar dan lancar. Entah kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Prilly.
"Berani-beraninya lo ngomong kaya gitu!" ujar Jessi geram.
*******
Ali sedang mencari Prilly untuk pulang bersama sekaligus belajar piano. Saat melewati taman belakang,Ali melihat pertengkaran antara Jessi dan Prilly.
" Berani-beraninya lo ngomong kaya gitu!" ujar Jessi geram. Kemudian Jessi mendorong Prilly sampai Prilly jatuh dan lututnya berdarah karena terkena batu.
"Aaw.." erang Prilly kesakitan.
Ali yang melihat kejadian itu dari kejauhan segera menghampiri mereka berdua.
"Jessi!" teriak Ali dengan muka marah.
"Ali," ujar Jessi kaget.
"Apa yang lo lakuin sama Prilly?" tanya Ali marah lalu menghampiri Prilly yang masih kesakitan.
"Lo gak pa pa?" tanya Ali lembut. Prilly hanya menggeleng. Sedetik kemudian Ali melihat lutut Prilly yang berdarah.
"Heh lo!,lo liat lutut Prilly sampai berdarah karna lo!" ujar Ali makin marah.
"Ali gue lakuin ini karna gue gak mau lo direbut sama dia,gue sayang sama lo li!" teriak Jessi.
"Tapi gue udah gak sayang sama lo," ujar Ali datar.
Perkataan Ali membuat Jessi sakit hati dan Jessi langsung pergi meninggalkan Ali dan Prilly.
"Lo harus segera diobat, lo mau ke UKS dulu atau langsung pulang?" tanya Ali pada Prilly.
"Langsung pulang aja," jawab Prilly sambil menahan sakit.
Ali mengangguk kemudian membopong Prilly untuk berjalan ke motornya. Namun masih setengah perjalanan menuju motor Ali,tiba-tiba Ali menggendong Prilly.
"Eh..eh..eh...Ali kamu ngapain turunin aku!" Prilly memberontak digendongan Ali.
"Udah lo diem aja,lo itu jalannya lelet,mau luka lo infeksi karna gak cepet diobat?" ujar Ali santai.
"Tapi gak gini juga..,cepet turunin..!" ujar Prilly terus memberontak.
"Lo diem atau lo gue jatohin,dan luka lo makin parah?" ujar Ali tegas.
Prilly diam,ia hanya pasrah. Prilly tak menampik bahwa dalam gendongan Ali sangat nyaman. Sesekali Prilly melirik Ali yang wajahnya begitu dekat dengan Prilly.
7 menit kemudian,Ali dan Prilly sampai di parkiran. Kebetulan hari ini Ali membawa mobil Camaronya. Ali membukakan pintu untuk Prilly dan menempatkannya di depan.
"Kita mau kemana Ali?" tanya Prilly sambil meringis kesakitan.
"Kita ke rumah gue," jawab Ali singkat.
"Gak mau,aku maunya langsung pulang ke rumah!" ujar Prilly.
"Ya udah kita langsung ke rumah lo," ujar Ali lembut.
Dalam perjalanan mereka saling diam. Tak ada kata yang keluar dari mulut Ali dan Prilly.

*************

I Feel You RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang