12

15.4K 670 4
                                    

"Apa...apa, emangnya gak boleh panggilnya 'aku-kamu'? " tanya balik Ali sambil menekan pipi Prilly yang chubby.
"Ih...sakit, ya boleh aja, " jawab Prilly sambil mengelus pipi yang kesakitan.
Namun, dalam hati Prilly memang bahagia. Sekarang Ali sudah berubah menjadi seorang yang menyenangkan...bukan menyebalkan.

*****

Setelah makan siang, Ali mengajak Prilly kembali ke taman rumah Ali. Ali juga membawa gitar coklatnya. Niat Ali adalah mengajari Prilly bermain gitar.
"Ali kenapa sih kita ke sini, kamu juga kan masih sakit? " tanya Prilly.
Ali terdiam. Ia menggandeng tangan Prilly dan mendudukkan Prilly di bangku taman.
"Dulu kamu pernah bilang kalo mau bisa main gitar kan? " tanya Ali balik, tanpa menjawab pertanyaan Prilly sebelumnya.
Prilly hanya mengangguk. Kemudian diikuti Ali yang duduk di sebelah Prilly.
"Nah...sekarang kamu mau gak aku ajari? " tanya Ali lagi.
Seketika senyum terukir di bibir tipis Prilly.
"Mau banget..." teriak Prilly senang.
Ali segera menutup telinganya karena teriakan Prilly. Prilly yang menyadari tingkah Ali langsung meminta maaf.
"Maaf...kelewat seneng.. Hehe," ujar Prilly.
"Emangnya harus ya teriak kaya gitu? " tanya Ali heran.
"Iya, kan udah kebiasaan, udah ah, katanya mau ngajarin main gitar, " ujar Prilly mengalihkan pembicaraan.
"Kebiasaan buruk, " gumam Ali.
"Sini jari kamu, " ujar Ali mengarahkan jari Prilly ke senar gitar.
"Ini namanya kunci C, " ujar Ali mengarahkan kemudian memetik gitarnya.
Prilly mengangguk, ia sebenarnya sudah tau dasar bermain gitat, hanya saja Prilly belum mahir benar bermain gitar.
"Ekhm...li,sebenarnya tu aku udah bisa dasarnya, tapi..." belum selesai Prilly berbicara.
"Terus ngapain dong aku ngajarin kamu,bilang kek kalo udah bisa, " sela Ali dengan wajah terlihat kesal.
"Tuh kan, main potong aja, aku itu belum selesai ngomong, pake acara ngambek segala, " ujar Prilly yang ikut-ikutan kesal.
"Aku itu dasarnya emang udah bisa, tapi belum terlalu mahir main gitarnya, makanya aku minta ajarin kamu, eh...malah kamu gak ikhlas ngajarinnya, ya udah aku pulang aja kalo gitu," jelas Prilly panjang kali lebar dan beranjak dari duduknya.
Seketika Ali menahan tangan Prilly untuk tidak pergi.
"Iya maaf...aku ikhlas kok ngajarin kamu, " ujar Ali lembut sambil menarik Prilly untuk duduk kembali di sampingnya.
"Kok masih cemberut sih...senyum dong, " bujuk Ali.
"Aku nyanyiin biar senyum lagi, oke barbie, " rayu Ali.
Prilly terlihat menahan senyumnya saat Ali memanggilnya 'barbie'.
"Picture perfect memories
Scattered all around the floor.
Reaching for the phone cause,
I can't fight it anymore."
Ali mulai menyanyikan lirik lagu untuk Prilly.
Wajah Prilly langsung berubah ceria.
"And I wonder if I ever cross your mind.
For me it happens all the time."
Ali bernyanyi sangat indah dipadu dengan petikan gitarnya.
" It's a quarter after one.
I'm all alone and I need you now.
Said I wouldn't call, but I lost all control
And I need you now.
And I don't know how I can do without,
I just need you now."
Ali dan Prilly mulai bernyanyi bersama. Lagu ini memang lagu kesukaan Prilly. Dan, seperti jodoh, Ali juga menyukai lagu ini.
Suara Ali dan Prilly begitu menyatu. Pantas, mereka dipilih sebagai wakil dalam kompetisi piano. Ya...kompetisi itu bukan hanya kompetisi bermain piani saja tetapi bermain piano sambil bernyanyi.
" It's a quarter after one.
I'm all alone and I need you now.
And I said I wouldn't call,
But I'm a little drunk and I need you now.
And I don't know how I can do without,
I just need you now.
I just need you now.
Oh baby I need you now."
Mereka menyelesaikan bait terakhir dari lagu I Need You Now milik Lady Antebellum itu.
"Sekarang deh, baru mau senyum, " ujar Ali yang melihat Prilly tersenyum senang.
"Hehe...kamu kok tau lagu kesukaan aku? " tanya Prilly.
Ali mengernyitkan dahinya.
"GR banget, siapa coba yang tau, aku kan cuma nyanyi lagu yang aku suka aja, " jawab Ali enteng.
Bukannya kesal karena di bilang kegeeran, Prilly malah kembali tersenyum senang.
"Berarti, lagu kesukaan kita sama dong, " ujar Prilly senang.
Ali langsung menoleh menatap Prilly.
"Kita??? " tanya Ali.
Ali berniat menggoda Prilly. Ali memajukan wajahnya ke wajah Prilly.
"Kapan, aku dan kamu menjadi kita? " tanya Ali.
Wajah Prilly berubah menjadi semerah tomat. Ia memundurkan wajahnya dan mendorong Ali.
"Ih...jangan deket-deket napa, ya masa...aku dan...kamu panggilnya satu-satu, " ujar Prilly terbata dan tidak jelas, plus ia salah tingkah karena Ali.
Seketika, tawa Ali yang sedari tadi ia tahan meledak karena melihat sikap Prilly.
"Hahaha...kamu lucu banget kalo lagi salting...cie salting...hahaha..." ujar Ali tertawa lepas. Ia mencolek pipi Prilly dan kembali menggoda Prilly.
"Ali...gak lucu tau, berhenti ketawanya Ali..." ujar Prilly antara sebal dan malu.
"Ali nyebelin..." teriak Prilly. Namun, Ali bertambah tertawa keras karena Prilly.
Ada perasaan bahagia karena Prilly bisa melihat Ali tertawa seperti itu. Dulu, belum pernah Prilly melihat Ali seperti itu. Sikapnya yang cuek dan dingin tanpa senyum. Namun, sekarang keadaan berubah menjadi sebaliknya.
*****
3 hari lagi Ali dan Prilly akan tampil dalam kompetisi piano. Mereka telah berlatih selama 2 bulan terakhir ini berharap menuai hasil yang terbaik. Dan, hari ini adalah hari terakhir mereka berlatih piano dengan miss Merry.
Hari ini Prilly ingin  mengajak Ali pergi ke Mall untuk membeli sekedar baju untuk penampilan maksimal mereka saat kompetisi nanti.
"Li, kita ke Mall ya, abis pulang latihan," ajak Prilly.
"Emang mau ngapain kita ke mall, mau beli apa?" tanya Ali yang sedang membereskan barang-barangnya usai latihan. Dan beranjak keluar tempat latihan.
"Yah li, beli apa gitu kek, baju atau apa, buat kompetisi nanti, " ujar Prilly yang mulai melangkah mengikuti Ali keluar dari tempat latihan.
Ali berhenti mendadak. Alhasil, Prilly yang ada di belakang menabrak Ali.
"Aduh," ujar Prilly kesakitan karena menabrak tas punggung Ali.
Ali hanya tertawa melihat Prilly.
"Eh...maaf,ngerem mendadak," ujar Ali.
Prilly hanya mendengus kesal.
"Ya li ya...kita ke mall, " pinta Prilly untuk kesekian kalinya karena dari tadi Ali belum menjawab permintaan Prilly.
Ali menghela nafas.
"Ya udah iya, " pasrah Ali. Prilly tersenyum senang.
"Makasih Ali..." ujar Prilly sambil mencubit pipi Ali yang akhir-akhir ini bertambah chubby seperti pipi Prilly. Kemudian, Prilly langsung berlari ke mobil meninggalkan Ali.
"Udah di turutin, malah cubit pipi, Prilly..." teriak Ali. Dari kejauhan terlihat Prilly menjulurkan lidahnya.
*****

I Feel You RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang