14

15.7K 662 6
                                    

*******
Keesokan harinya, Ali menceritakan bagaimana bisa ia menyatakan cintanya dengan sangat romantis kemarin.
"Ali cepet cerita... " rengek Prilly yang sudah tidak sabar dengan cerita Ali.
"Iya iya, sabar dong, " balas Ali.
Kemudian, Ali memulai ceritanya.
"Kamu inget gak prill, kemarin aku bilang gak bisa anterin pulang kamu karena aku bilang mau ada rapat basket," ujar Ali menflashback memorinya.
"Iya inget, " balas Prilly dengan polosnya.
"Sebenarnya kemarin aku tu gak ada rapat, aku tu... "
"Jadi kamu bohongin aku, " sela Prilly cepat dengan raut muka yang kesal.
"Tuh kan ngambek, tadi siapa yang maksa cerita, ini aku mau cerita main potong aja, " balas Ali juga sedikit kesal.
Prilly seketika menatap Ali bersalah.
"Maaf...jangan marah dong li, cerita lagi ya, janji deh gak main potong lagi, " rengek Prilly lagi sambil menggoyang-goyangkan lengan Ali.
"Iya...waktu itu aku ketemuan sama Bella, aku minta bantuannya untuk buat kejutan untuk kamu, karena di pinter main biola ya udah kita duet pake piano sama biola,, gitu ceritanya, " jelas Ali. Prilly terharu dengan usaha Ali. Sampai-sampai ia meneteskan air mata.
"Kok nangis prill? " tanyakan Ali cemas sambil mengusap air mata Prilly.
Prilly menggelengkan kepalanya.
"Gak...gak papa, aku cuma terharu atas usaha kamu, makasih ya..." jawab Prilly. Ali tersenyum lega mendengarnya.
"Sama-sama, aku lega melihat kamu menangis karena kebahagiaan, bukan karena kesedihan, " ujar Ali lembut sambil mengusap puncak kepala Prilly. Prilly hanya tersenyum dan mengusap sisa air matanya.
***
Seminggu berlalu. Ali dan Prilly merasa sangat bahagia, terlebih lagi Prilly. Dia seperti diberi kejutan setiap hari oleh Ali. Dari mulai sikap dan sifat Ali yang selama ini belum diketahui Prilly. Seperti dua hari yang lalu, saat mereka berdua makan di cafe, tiba-tiba Ali menuju panggung yang tersedia di cafe tersebut. Dan...Ali memainkan lagu 'Beloved' milik seorang pianist bernama Yiruma. Walaupun tidak ada lirik, tapi Prilly sangat menghayatinya. Dia tau maksud dari lagu yang dibawakan Ali. Prilly sangat bahagia, ia telah berhasil mengembalikan Ali yang dulu.
***
Ali dan Prilly sedang menikmati makan siangnya di taman sekolah. Ali sengaja mengajak Prilly makan di situ agar bisa berduaan juga. Namun, makan siang mereka terhenti ketika seorang perempuan menghampiri mereka.
"Jessi, " ujar Ali dengan nada tidak suka.
"Ngapain lo kesini? " tanya Ali yang kemudian bangkit dari duduknya.
"Gue...gue cuma mau minta maaf karena... " jawab Jessi menggantungkan kalimatnya.
"Karena apa? " kini Prilly angkat bicara karena sedari tadi ia diam.
"Karena...gue udah...udah nyuruh orang untuk nabrak lo dulu... " jawab Jessi terbata karena ketakutan.
"Apa? " ujar Ali dan Prilly terkejut.
Ali geram. Kalau saja Jessi bukan perempuan, pasti Ali akan mengahajarnya habis-habisan.
"Lo...Jessi akan tanggung akibatnya, " ujar Ali geram.
"Please...jangan laporin gue ke polisi, " mohon Jessi.
"Udah Ali, ini gak perlu dibahas lagi, " ujar Prilly menengahi. Sejujurnya Prilly juga terkejut kenapa bisa Jessi tega melakukan itu.
"Tapi sayang... "
"Ssst...toh aku juga udah sembuh kok, jadi sekali lagi kita semua lupain kejadian yang lalu, " ujar Prilly bijak. Ali menghela nafas berat.
"Prill, jadi lo maafin gue? " tanya Jessi penuh harap. Prilly tersenyum kemudian mengangguk.
"Makasih prill, makasih banget, " ujar Jessi sambil memeluk Prilly.
Setelah berbincang cukup lama dengan Jessi, akhirnya mereka memutuskan untung berteman.
"Prilly...kamu yakin dengan ucapan Jessi tadi? " tanya Ali kepada Prilly.
"Yakin, masa orang mau berteman gak boleh, " jawab Prilly enteng.
"Tapi prill, Jessi kan dulu gak jahat sama kamu, masa kamu bisa maafin gitu aja, " ujar Ali ragu.
"Ali sayang....itukan dulu, percaya deh pasti Jessi udah berubah kok, " balas Prilly meyakinkan.
"Ih...kamu malaikat atau manusia sih baik banget, " puji Ali gemas sambil mencubit pipi Prilly.
"Sakiit... Ali, ya aku manusia lah," balas Prilly sambil memegang pipinya yang memerah.
"Bukan prill, kamu itu bidadari, " puji Ali lagi dan seketika wajah Prilly berubah seperti udang rebus.
***
Hari ini Prilly mengajak Ali ke pertunjukan piano di Amore Music. Sebuah gedung khusus untuk pertunjukan piano. Ini pertama kalinya mereka pergi bersama melihat pertunjukan piano bersama.
Prilly menggunakan dress biru tua sedikit di atas lutut dengan lengan 3/4. Sedangkan Ali menggunakan kemeja panjang biru tua. Mereka terlihat sangat serasi.
"Sayang...kamu kok senyum-senyum sendiri? " tanya Ali sambil konsentrasi menyetir.
Memang sedari tadi Ali melihat Prilly terus tersenyum entah karena apa.
"Gak papa, aku cuma gak nyangka aja kalo kita bisa pergi bersama ke pertunjukan piano." jawab Prilly.
Ali tersenyum. Kemudian, ia mengusap puncak kepala Prilly.
"Tapi aku lebih gak nyangka lagi karena aku bisa mencintai kamu, dan kamu juga membalas cinta aku, " ujar Ali lembut.
"Ih...emangnya aku cinta sama kamu? " tanya Prilly tiba-tiba. Ali mengerti kalau Prilly hanya bercanda, tetapi ia akan melakukan sesuatu.
"Oke, jadi kamu gak cinta sama aku? " tanya Ali balik dengan wajah pura-pura kesal. Prilly langsung meraih lengan Ali.
"Gak kok, aku bercanda, aku cintaaa...banget sama kamu, " balas Prilly karena takut Ali marah. Namun, Ali tetap berpura-pura marah.
"Ali sayang...jangan marah dong, " ujar Prilly merayu. Ali tetap diam, walaupun mereka sudah sampai di gedung pertunjukan.
"Ya udah kalo kamu gak mau maafin aku, aku duluan aja ke dalam..." ujar Prilly sambil merapikan bajunya. Kemudian...
Cuup... Prilly mencium pipi Ali. Perbuatan Prilly membuat Ali semakin terpaku.
"Jangan marah lagi ya sayang..." ujar Prilly kemudian keluar dari mobil.
Ali masih terdiam di dalam mobil. Ia tersenyum sambil memegang pipi kirinya. Ali merapikan pakaiannya kemudian keluar menyusul Prilly ke dalam gedung pertunjukan.
***
Prilly duduk di deretan paling depan. Semua itu karena Ali yang memesan tempat duduk VVIP. Prilly yang duduk sambil memainkan ponsel dikejutkan dengan...
Cup...Ali yang tiba-tiba datang sambil mencium pipi kanan Prilly.
"Alii..., " ujar Prilly hampir berteriak. Ali hanya tersenyum memandang kekasihnya yang terkejut itu.
"Ali ini tempat umum, kamu tau gak sih... " ujar Prilly menahan suara, apalagi sekarang pipinya mulai memerah.
Kemudian Ali duduk di samping Prilly.
"Ooo...jadi kalo di tempat sepi boleh, atau di mobil kaya kamu tadi? " goda Ali dan semakin membuat pipi Prilly merona.
"Issh...Ali, " ujar Prilly malu yang sambil memukul lengan Ali.
"Sebentar, kamu gak marah lagi sama aku? " tanya Prilly tiba-tiba. Ali mengernyitkan dahinya.
"Siapa yang marah? " tanya Ali balik.
"Kamu, " jawab Prilly polos.
"Kapan?" tanya Ali lagi. Ali sedang menahan tawanya karena berhasil menjaili Prilly.
"Aaa... Ali kamummppft " ujar Prilly berteriak yang segera dibungkam mulut Prilly oleh tangan Ali.
"Ssst...jangan teriak-teriak, ini tempat umum, " ujar Ali kemudian melepas bungkamanya.
"Kamu sih yang mulai, " kesal Prilly. Prilly mengerucutkan bibirnya. Itu terlihat lucu dan menggemaskan untuk Ali.
Beberapa saat, pertunjukan pun dimulai. Prilly terharu melihat dan mendengarkan permainan para pianist itu. Apalagi saat mereka memainkan arasemen lagu Kiss The Rain dan River Flows In You milik pianist Yiruma. Prilly sampai meneteskan air mata dibuatnya. Ali yang berada di sampingnya segera menyeka air mata Prilly menggunakan ibu jarinya.
"Kamu itu perasa banget ya, sampai nangis kaya gini," ujar Ali heran dengan kekasihnya itu.
"I...iya li, itu karena permainannya bagus banget, " ujar Prilly masih terisak. Ali menggelengkan kepalanya melihat sifat Prilly itu.
***
Ali dan Prilly keluar dari gedung pertunjukan untuk kembali pulang ke rumah. Saat di perjalanan, Prilly meminta Ali untuk berhenti sebentar di mini market.
"Li, berhenti sebentar ya di mini market, mau beli sesuatu, " pinta Prilly.
"Iya nanti berhenti, " jawab Ali singkat.
"Makasih, " ujar Prilly tersenyum.
"Apa sih yang gak buat kamu, " goda Ali membuat Prilly tersipu.
"Mulai deh gombal, " cibir Prilly.
Ali hanya tersenyum menanggapi cibiran Prilly.
Sesampainya di depan sebuah mini market Prilly segera turun untuk membeli sesuatu.
"Ali temenin aku dong, " pinta Prilly.
"Maaf sayang aku lagi capek, kamu bisa sendiri kan, " balas Ali. Bukannya Ali tidak mau, tetapi ia benar-benar lelah hari ini.
"Ya udah gak papa, kamu istirahat aja di mobil, " ujar Prilly sambil mengelus punggung Ali.
Kemudian, Prilly keluar menuju mini market yang ada di seberang. Ali sengaja memakirkan mobilnya di seberang mini market karena permintaan Prilly.
Prilly tahu kalau Ali lelah karena sore tadi ia juga rapat dengan tim basketnya, kemudian malamnya menonton pertunjukan piano.
Saat menyeberang jalan, tanpa Prilly sadar ada mobil melaju kencang. Braakk....
Mobil itu menabrak Prilly. Tubuh Prilly terhempas dan kepala Prilly terbentur trotoar, alhasil darah segar mengalir di kepala Prilly.
Ali yang ada di mobil terkejut mendengar suara tabrakan itu. Ia segera keluar untuk melihat siapa korban kecelakaannya. Namun karena korbannya tertutupi oleh warga, Ali sulit untuk melihat wajah korban itu. Setelah menerobos beberapa warga, betapa terkejutnya Ali melihat siapa yang tertabrak.
"Prilly!! " seru Ali terkejut. Ia langsung memeluk Prilly yang tak sadarkan diri.
"Prilly, sayang...bangun, bangun sayang... tolong panggilkan ambulans... " teriak Ali kepada warga sekitar.
Ali benar-benar kalut. Ia takut Prilly meninggalkan dirinya seperti mama Ali dulu.
"Sayang...bangun, jangan tinggalin aku, maaf aku gak anterin kamu tadi, ayo prill bangun sayang..." ujar Ali sambil menangis dan mengguncangkan tubuh Prilly.
Sesampainya di rumah sakit, Prilly segera di larikan ke UGD. Ali menunggu di luar dengan cemas,kemudian ia segera menghubungi keluarga Prilly.
Tak lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruang UGD.
"Bagaimana keadaan Prilly, dok? " tanya Ali cemas.
Dokter itu menghela nafas berat.

********

I Feel You RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang