18

15.2K 650 6
                                    

HAII....i'm comeback
Maaf ya lamaaaaa....buanget...nget...

"Ekhm..." seseorang berdeham di ambang pintu kamar Prilly yang terbuka.

Ali dan Prilly segera melepas pelukan mereka.

"Papa ganggu ya?" tanya papa Ali. Mereka berdua terlihat salah tingkah karena kepergok berpelukan.

"Nggak kok om, tadi illy cuma kangen sama seseorang aja, " jawab Prilly sopan.

"Iya papa ganggu," ujar Ali pelan. Alhasil sebuah pukulan Prilly mendarat di lengan Ali.

Papa Ali hanya mengangguk memaklumi.

"Kangen sama siapa illy?" tanya papa Ali lagi. Prilly terlihat berpikir. Ia juga bingung sedang rindu pada siapa.

"Illy juga gak tau, pokoknya kangen sama seseorang aja," Prilly menjawab dengan jujur. Tapi saat Ali memeluknya tadi rindu yang ia rasakan seperti terobati.

Ali menatap Prilly sendu. Semoga yang Prilly rindukan itu adalah dirinya, karena Ali juga sangat rindu dengan Prilly yang dulu.

***

Hari ini Prilly bersiap untuk datang ke rumah Ali. Kemarin ia sudah berjanji kepada papa Ali untuk datang karena papa Ali mengundangnya. Setelah bersiap dan sarapan, Prilly menunggu Ali untuk menjemputnya.

Tok...tok...tok

Suara ketukan pintu terdengar jika ada tamu yang datang ke rumah Prilly di hari minggu yang cerah ini. Karena papa, mama dan adiknya sedang sibuk sarapan, alhasil Prillylah yang membuka pintunya. Dan tamunya adalah...

"Pagi Prilly," sapa pria itu.

Senyuman Prilly mengembang melihat siapa yang datang berkunjung.

"Revan...." Prilly menghambur kepelukan Revan, teman lamanya. Prilly memeluk Revan seaakan ia dan Revan sudah lama tidak bertemu, padahal beberapa minggu sebelum kecelakaan, ia dan Revan sempat bertemu bersama Ali.

Setelah mengajak Revan duduk di teras rumahnya, Prilly mengambil minuman ke dapur dan kembali lagi.

"Kamu kok di sini?, kamu pindah ke Jakarta?" tanya Prilly sambil meletakkan minuman untuk Revan.

Revan mengernyitkan dahinya. Ia bingung dengan pertanyaan Prilly. Namun, beberapa detik kemudian Revan ingat bahwa Prilly mengalami amnesia dan kehilangan memori jangka pendeknya seperti yang di ceritakan Ali.

"I...iya aku pindah beberapa bulan yang lalu," jawab Revan.

"Kamu kok nggak ngabarin aku kalo kamu pindah ke Jakarta?, kamu udah nggak nganggap aku sahabat kamu ya?" tanya Prilly lagi.

Revan semakin dibuat bingung dengan pertanyaan Revan.

"Enggak gitu...cuma...cuma, aku sibuk ngurusin kepindahan sekolah dan kebetulan ada acara juga di sekolah baru aku," jawab Revan sedikit berbohong.

"Nggak udah gugup juga kali, aku juga cuma bercanda kok,"

Bruum....

Suara mesin mobil terdengar dari halaman rumah Prilly. Setelah mematikan mesinnya, keluarlah si empunya mobil, dan itu adalah Ali. Ia sengaja datang pagi-pagi, karena ingin mengajak Prilly ke rumahnya untuk sekedar mengenang kenangannya bersama Prilly. Yah...walaupun kemarin Ali harus meminta bantuan papanya untuk mengundang Prilly ke rumah agar Prilly mau datang.

"Hai prill, Revan lo di sini?" tanya Ali.

Revan bangkit dari duduknya dan menghampiri Ali.

"Iya gue cuma berkunjung kok," jawab Revan.

"Tenang bro gue nggak akan ngambil Prilly dari lo," bisik Revan. Ali tersenyum sumringah.

Revan sempat marah karena tahu Prilly kecelakaan, lagi. Tetapi setelah mendengar penjelasan Ali, Revan meminta maaf kepada Ali karena sudah salah sangka.

"Kalian kok bisik-bisik sih?, ada yang disembunyiin ya dari aku?" tanya Prilly penasaran.

Revan dan Ali saling berpandangan.

"Enggak, kita cuma ngomongin tentang urusan laki-laki," jawab Ali santai.

"Ya udah prill, aku pulang dulu, tuh kamu juga udah ditunggu pa..."

"Aaww..." Ali menginjak kaki Revan sebelum ia selesai berucap.

"Pa apa Revan?" tanya Prilly bingung.

Revan juga bingung harus menjawab. Lalu Ali mengkode Revan untuk mengucapkan kata 'papa'.

"Ehm...itu maksudnya...pa...papanya Ali, ya kamu udah di tunggu papanya Ali," jawab Revan terbata.

Prilly mengangguk mengerti.

"Oke ayo Ali katanya papa kamu udah nunggu," ujar Prilly.

"Oh...iya iya," balas Ali.

Akhirnya, Ali dan Prilly menuju ke rumah Ali, sedangkan Revan pulang ke rumahnya. Di dalam mobil Ali saling diam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Kemudian, Ali berniat memutar lagu kesukaannya, lebih tepatnya kesukaan Ali dan Prilly.

"Li kamu juga suka lagunya Coldplay?" tanya Prilly mengawali obrolan mereka.

"Suka banget malahan, apalagi yang judulnya Yellow," jawab Ali sumringah.

Mereka berdua bernyanyi bersama. Menghilangkan rasa kaku dan bosan. Sambil bernyanyi sesekali Ali melirik Prilly yang terlihat sangat menikmati nyanyiannya.

Tak terasa mereka sudah sampai di rumah Ali.

"Ayo prill turun, udah nyampe," ujar Ali. Prilly menggangguk dan keluar mengikuti Ali.

Prilly terlihat mengamati seluruh ruangan di rumah Ali.

"Kamu tunggu di sini atau kamu boleh lihat-lihat rumah aku kalo kamu bosen, aku mau panggil papa dulu," ujar Ali. Prilly tersenyum senang.

'Prilly, mudah mudahan kamu ingat sesuatu di rumah ini" batin Ali.

Ali ke kamar papanya untuk memanggil keluar menemui Prilly. Sedangkan Prilly mulai berjalan melihat ruangan di rumah Ali. Mata Prilly tertuju pada ruangan yang sedikit terbuka. Prilly berjalan mendekati ruangan itu. Mata Prilly berbinar seperti melihat mainan kesukaannya, yaitu piano. Di ruangan itu terdapat piano putih. Prilly segera mendekat dan ingin memainkan piano itu.

'Ali kasih izin nggak ya, kan cuma pengen main satu lagu' pikir Prilly. Ia segera menekan tuts piano dan memainkan sebuah lagu. Namun, tiba-tiba Prilly merasa pusing. Prilly seperti deja vu. Ia seperti pernah mengalami kejadian ini. Prilly berusaha mengingatnya, tapi kepalanya tiba-tiba sakit. Ia bangkit dan berjalan berpengangan dengan lemari kaca yang ada di ruangan itu.

"Sakiit...," Prilly mengerang kesakitan. Ia berusaha berteriak namun suara tercekat.

Saat Prilly melihat ke dalam lemari kaca itu, tersimpan banyak foto...dirinya dengan Ali.

"Ali..." berbagai foto dilihatnya. Prilly mulai ingat semua kenangannya dengan Ali. Ia berusaha berjalan ke nakas yang terdapat foto dirinya dengan Ali. Ia mengambil dan mengamatinya. Tetapi,

"Aargh..." teriak Prilly saat kepalanya teramat sakit. Mata Prilly berkunang-kunang dan Prilly sidah terduduk di lantai. Pandangan Prilly seketika gelap. Ia pingsan.

"Prilly..." seru Ali terkejut saat melihat Prilly sudah tergeletak di lantai sambil memegang foto mereka berdua.

Hampir selesai...
Huaah...panjang banget nih cerita...
Tunggu ya 1 part lagi dan mungkin di tambah epilognya
Makasih udah mau baca dan nunggu...

Hug and kisses....❤❤

I Feel You RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang