5

17.5K 840 4
                                    

************
Ali menarik tangan siswi itu agar berdiri.
"Ini pacar baru gue," teriak Ali agar semua orang yang ada di kantin mendengarnya.
"Apaa...." ujar Prilly terkejut,sangat terkejut. Prilly berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Ali. Namun cengkraman Ali lebih kuat darinya.
"Apa Ali?, lo pasti bohongkan?" tanya Jessi tak percaya
"Ngapain gue bohong,Prilly adalah pacar baru gue, dan lo gak usah ganggu hidup gue lagi!!" jawab Ali sambil menunjuk Jessi.
Kemudian Ali membawa Prilly pergi dari sana.
"Gak,gak mungkin Alii...lo pasti bohoong..," teriak Jessi memanggil Ali.
**********
Ali membawa Prilly ke taman belakang sekolah. Dan Prilly masih berusaha melepaskan tangannya dari Ali.
"Ali..lepas..," ujar Prilly. Namun Ali tetap memegangnya. Air mata Prilly sudah di pelupuk matanya.
"Ali lepass!, ini sakit tangan aku.." ujar Prilly lagi sambil menangis.
Akhirnya Ali melepas tangan Prilly,karena mendengar Prilly menangis.
"Maaf," hanya itu yang keluar dari mulut Ali. Ali berbalik menatap Prilly yang benar-benar menangis,ia melihat pergelangan tangan Prilly yang kemerahan.
"Apa ini benar-benar sakit?" tanya Ali lirih sambil meraih tangan Prilly.
"Pikir aja sendiri," jawab Prilly dingin. Kemudian berajak pergi. Namun Ali meraih lengan Prilly untuk mencegahnya pergi.
"Tunggu prill,gue minta maaf karena gue udah nyakitin lo dan bilang kalo lo pacar gue ke anak-anak," jelas Ali panjang lebar. Baru kali ini seorang Aliando Sanders meminta maaf sampai seperti itu.
"Aku udah maafin kamu kok," ujar Prilly cuek.
Kemudian Prilly meninggalkan Ali begitu saja.
************
Pulang sekolah,Ali terlihat di samping motornya menunggu seseorang. Namun....
"Ali kamu nungguin gue ya," ujar Jessi tiba-tiba.
"Apaan lo,gue gak nungguin lo," ujar Ali dingin.
Akhirnya orang yang ditunggu Ali pun keluar,yaitu Prilly. Ali segera melajukan motornya untuk menghampiri Prilly.
"Prill,gue anter ya," ujar Ali.
"Tapi..."
"Please tolongin gue," potong Ali.
Akhirnya Prilly naik ke motor Ali. Sepert biasa Ali menarik tangan Prilly untuk memeluk Ali.
"Awas ya lo...lo gak tau berurusan dengan siapa," ujar Jessi saat Ali dan Prilly melintas di depannya.
***********
Ali melajukan motornya pelan. Entah Ali ingin tidak membahayakan dirinya dan Prilly,atau Ali ingin berlama-lama dengan Prilly. Ali mengarahkan motornya bukan ke rumah Prilly,tapi ke rumahnya. Beberapa saat kemudian Ali dan Prilly sampai di rumah Ali.
"Loh Ali kok kita ke sini?" tanya Prilly.
"Gue kan mau pulang," jawab Ali enteng.
"Ali aku kan juga mau pulang,tadi kamu yang ngajak aku," ujar Prilly sebal.
"Udah,nanti gue telfon om Peter (papa Prilly) kalo lo di sini," ujar Ali kemudian memasuki rumahnya.
Prilly hanya bisa pasrah dan mengikuti Ali.
"Lo bisa istirahat atau ngapain di kamar itu," ujar Ali menunjuk salah satu kamar. Kemudian Prilly memasuki kamar itu.
*************
Ali sedang duduk bermain gitar di ruang tengah,lalu Prilly keluar kamar sambil memegang perutnya.
"Ali..." panggil Prilly.
"Apa?" jawab Ali tanpa menoleh karena asyik bermain gitar.
"Aku laper..." ujar Prilly memelas. Ternyata sedari tadi Prilly sedang kelaparan.
"Terus gue harus gimana,masakin lo gitu?" jawab Ali.
"Huh...emangnya gak ada makanan sama sekali ya?" tanya Prilly.
"Ga ada," jawab Ali singkat.
"Kalo gitu aku mau masak aja,bolehkan aku pakqi dapur kamu?" tanya Prilly meminta ijin.
"Boleh aja,kalau lo bisa masak," jawab Ali sedikit meremehkan.
"Aku bisa masak kok,awas aja nanti kalau minta.. :p," ujar Prilly sambil menjulurkan lidah.
Ali tersenyum mendengar jawaban Prilly. Ya..untuk kedua kalinya Ali tersenyum karena Prilly.
**********
Prilly membuka kulkas yang di dapur melihat bahan apa yang ada di dalamnya. Kelihatannya Prilly akan memasak nasi goreng.
Prilly sedang mengiris bawang merah tiba-tiba...
"ALII......Toloong kesinii..." teriak Prilly kencang memanggil Ali.
Ali yang sedari tadi bermain gitar segera berlari menghampiri Prilly.
"Apa..ada apa?" tanya Ali khawatir.
"Aduuh...ini mata aku perih kena bawang merah..," ujar Prilly.
"Lo itu ya...gitu aja pake teriak-teriak,berisik tau," ujar Ali pura-pura sebal.
"Ihh...Ali cepet ini tiupin mata aku...entar gak selesai-selesai masaknya," kesal Prilly.
"Ya ya..gitu aja ngambek," ujar Ali. Kemudian Ali menghampiri Prilly. Ali memegang pipi Prilly. Ali terdiam. Entah mengapa wajah Prilly terlihat sangat cantik bila di lihat sedekat itu. Bagaimana tidak,wajah Ali dan Prilly hanya berjarak kurang dari satu jengkal. Ali begitu menikmati ciptaan Tuhan yang ada dihadapannya itu. Sampai...
"ALI!!,cepet tiupin,kamu ngapain sih," bentak Prilly. Seketika Ali tersadar dari kecantikan wajah Prilly.
"Ya..sabar napa," ujar Ali,lalu meniup mata Prilly beberapa kali.
"Udah belum?" tanya Ali.
"Umm...udah..udah kok," jawab Prilly sambil mengedip-ngedipkan matanya.
Ali kembali terdiam. Ia menatap Prilly begitu dalam. Prilly pun juga diam. Tak ada penolakan dari hati dan otak Prilly. Prilly juga terbuai oleh tatapan Ali. Semakin dekat Ali menatap Prilly. Ali ingin sekali.....
"Ali papa pulang...," ujar papa Ali yang baru pulang dari kantor.
"Loh Ali,ada Prilly juga,kalian ngapain di dapur berdua," tanya papa Ali.
"Ini pa..kita mau....belajar kelompok,terus Prilly mau masak karena kita laper," jelas Ali.
"Terus kenapa kalian deket-deket gitu?" tanya papa Ali dengan tatapan menyelidik.
"E..e...tadi itu...Prilly...maksudnya..mata Prilly perih terus Ali tiupin.." jelas Ali terbata. Sedari tadi Prilly hanya diam membisu.
"Ya udah papa percaya.." ujar papa Ali tersenyum,lalu beranjak pergi.
Hening. Itu yang terjadi setelah papa Ali pergi.
"Ya udah sana selesai.in masaknya gue juga laper," ujar Ali akhirnya.
"Huh...tadi aja ngremehin," ujar Prilly sebal.
Ali mengambil gitarnya lagi sambil menunggu Prilly selesai memasak.
Beberapa menit kemudian...
"Taraa...nasi gorengnya sudah siap...Ali kesini..nih makanannya sudah siap.." teriak Prilly dari dapur.
"Lo itu ya...gue bilangin jangan teriak-teriak...bandel lo ya...," ujar Ali sambil mencubit pipi Prilly.
"Aaww...Ali sakit tau," ujar Prilly sambil mengelus pipinya. Ali hanya tertawa melihat tingkah Prilly.
"Li kamu bisa ketawa juga ternyata?" ujar Prilly heran,karena selama ini Prilly belum pernah melihat tertawa seperti itu.
"Emangnya gue gak boleh ketawa," ujar Ali langsung menghentikan tawanya.
"Bukan begitu...tapi...udah ah aku laper,sana panggil papa kamu,kita makan bersama," suruh Prilly.
"Gak gue gak mau,paling papa gue juga udah makan di kantor," tolak Ali.
"Kalo kamu gak mau,kamu gak boleh makan," ujar Prilly.
"Tapi..."
"Ya udah aku abisin sendiri," potong Prilly cepat.
"Ya ya gue panggil," ujar Ali pasrah.
Setelah Ali memanggil papanya mereka bertiga makan pun bersama.
"Wah li,masakan Prilly enak ya..cocok jadi istri kamu kelak," celetuk papa Ali.
"Uhuuk..," Prilly tersedak karena perkataan papa Ali.
"Lo bisa makan bener gak sih,makan tu pelan-pelan," ujar Ali khawatir. Ali memberikan air putih untuk Prilly.
Papa Ali yang melihat mereka hanya bisa tersenyum.
***********
Setelah mengantarkan Prilly pulang,Ali mengunjungi makam mamanya. Tak lupa Ali membawa bunga kesukaan mamanya,yaitu mawar putih.
"Ma...mama apa kabar di sana?,Ali dan papa di sini baik-baik aja...," ujar Ali lirih.
"Mama...Ali ketemu dengan seorang gadis...dia seperti mama,cantik,imut,pinter masak,dan...dia juga bisa main piano,entah kenapa Ali sangat ingin ngelindungi dia ma...." curhat Ali di depan nisan mamanya. Ali cukup lama terdiam.
"Mama kenapa cepet banget ninggalin Ali. Ali kangen permainan piano mama...,Ali sampai sekarang belum bisa main piano ma..." ujar Ali menahan air mata.
Setelah memanjatkan do'a,Ali segera pulang karena hari sudah mulai sore.
**********
Rumah Prilly tampak tenang. Namun,suara ketukan pintu memecah ketenangan.
Tok...tok..tok..
"Raja...tolong buka pintunya nak.." suruh mama Prilly.
"Ya ma.." jawab Raja.
Kemudian Raja berjalan untuk membukakan pintu.
"Anda siapa?" tanya Raja langsung karena merasa asing dengan tamu tersebut.
"Prillynya ada?" tanya tamu itu dan tak menjawab pertanyaan Raja.
"Ada,masuk kak," jawab Raja datar.
"Kaak Priillyy....kaak.." teriak Raja kencang memanggil kakaknya.
"Apa sih,siapa yang datang?" jawab Prilly dari kamar.
Karena tamu tadi tidak menjawab siapa namanya,Raja berinisiatif memanggil Prilly dengan...
"Inii...pacar kakak datang niih.." ujar Raja tiba-tiba.
'Apa...pacar?,siapa yang punya pacar,wah..Raja awas nanti' batin Prilly. Ia segera bergegas turun untuk menemui yang kata Raja tadi adalah pacarnya. Dan....
"Ali??" ujar Prilly kaget.
"Ooo...nama pacar kak Prilly Ali toh," ujar Raja santai. Prilly yang mendengarnya langsung melotot kepada adiknya itu.
"Dia bukan pacar kakak,Raja sayaang..." ujar Prilly gemas sambil mencubit pipi adiknya.
"Aaww...lagian kak Ali tadi ditanya siapa malah gak jawab,ya aku kira pacar kakak," jelas Raja.
"Ehemm," Ali pura-pura batuk,karena sedari tadi ia tidak dihiraukan.
"Eh Ali,kamu ngapain kesini?" tanya Prilly.
"Ya ngapel lah,iya kan kak Ali :p," sambar Raja tiba-tiba.
"Rajaa...awas ya..pergi sana..!" ancam Prilly.
Raja langsung melesat pergi,meninggalkan Ali dan Prilly di ruang tamu.
Ali hanya tersenyum melihat tingkah kedua kakak beradik ini.
"Kamu ngapain ke sini?" tanya Prilly kepada Ali setelah Raja pergi.
"Gue mau ngomong penting sama lo," jawab Ali.
"Penting,emang mau bicara apa?" tanya Prilly lagi.
"Gini,lo...mau jadi pacar gue?" tanya Ali tiba-tiba.
"Haah..pacar?" ujar Prilly terkejut.

I Feel You RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang