15

14.1K 602 25
                                    

********

"Bagaimana keadaan Prilly, dok? " tanya Ali cemas.
Dokter itu menghela nafas berat.
"Apakah di sini ada keluarganya?" tanya dokter itu kepada Ali.
"Ehmm...keluarganya masih ada di luar kota dok,jadi mereka meminta saya yang mewakili," jawab Ali. Memang orang tua Prilly sedang ada di Bandung yang sedang ada urusan.
"Oke kalau begitu, silahkan ikut saya," ujar dokter itu kemudian mengajak Ali ke ruangannya.
Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di ruangan dokter itu.
"Begini, apakah pasien pernah mengalami kecelakaan sebelumnya? " tanya dokter itu sebelum menjelaskan.
"Pernah dok, sekitar 1 bulan yang lalu, ada apa dok, apa yang terjadi dengan Prilly?" tanya Ali tidak sabaran.
"Pasien mengalami pendarahan yang disebabkan trauma pada otaknya, itu karena kecelakaan yang pernah dialami pasien dulu," jelas dokter itu.
"Tapi Prilly dulu kelihatan gak apa apa, luka dikepalanya tidak terlalu parah," balas Ali khawatir.
"Pendarahan yang dialami pasien ini disebut dengan perdarahan epidural atau “Epidural hematoma (EDH)” ujar dokter itu.
"Maksudnya dok?" tanya Ali tidak mengerti.
" Perdarahan epidural hematoma atau kita singkat dengan EDH adalah perdarahan yang terjadi di antara selaput pembungkus otak (duramater) dan tulang kepala. Jenis perdarahan otak ini kadang tidak terdeteksi dan...mematikan." jelas dokter itu tentang keadaan Prilly. Seperti petir di siang bolong, Ali tidak percaya bahwa Prilly mengalami pendarahan yang...mematikan itu
"Mematikan dok, gak...gak mungkin," ujar Ali di sela tangisannya.
"Tidak mungkin Prilly mengalami itu dok...apakah ada obatnya atau bagaimana cara mengobatinya dok?" tanya Ali bertubi-tubi.
"Pendarahan ini bisa disembuhkan dengan cara operasi, tetapi pada kasus pasien ini terjadi keterlambatan diketahuinya tentang pendarahan tersebut, jadi tergantung pasien bisa atau tidak bertahan setelah dilakukannya operasi," jelas dokter itu.
"Lakukan apa saja yang bisa menyelamatkan Prilly dok, orang tuanya juga pasti menyetujuinya," ujar Ali. Ali melakukan apapun demi kesembuhan Prilly.
"Kita lakukan operasi jika orang tuanya sudah ada di sini," balas dokter itu.
***
Ali berjalan melewati lorong rumah sakit. Pikiran Ali melayang mengenang semua keceriaannya dengan Prilly. Ia baru merasakan kebahagiaan dengan Prilly, tapi kenapa Tuhan begitu cepat mengambil kebahagiaannya. Kebahagiaan yang sempat hilang dari diri Ali.
Sampai di depan ICU, Ali hanya melihat Prilly dari  kaca luar ruangan itu. Air mata Ali sudah tak terbendung lagi. Ia baru melupakan kejadian mamanya,tapi kenapa ia harus mengalami lagi kehilangan orang yang ia cintai. Ali beranjak memasuki ruangan itu.
"Hai sayang..." ujar Ali lirih. Ali menatap Prilly sedih. Ali duduk di samping Prilly yang masih menutup matanya.
"Sayang kamu harus bangun, Prilly..." pinta Ali sambil menggenggam tangan Prilly. Ia mengecup punggung tangan Prilly berulang kali.
"Sayang...tangan kamu dingin...kamu...kamu kedinginan ya," ujar Ali merasakan dinginnya tangan Prilly. Ali menangkup tangan Prilly, seaakan menyalurkan kehangatan dari Ali untuk Prilly.
"Prilly...aku sayang sama kamu...kamu jangan tinggalin aku, aku gak mau ditinggal oleh orang yang aku cintai untuk kedua kalinya," Ali berbicara, seakan Prilly bisa mendengarnya.
"Kamu...kamu bisa dengar aku kan, prill...kamu harus bangun..." pinta Ali kepada Prilly. Namun, apa mau dikata, Prilly tetap diam dalam tidurnya ,yang entah kapan ia ingin bangun. Ali berusaha untuk tidak menangis dihadapan Prilly, tapi sejak ia masuk ke ruangan Prilly, Ali berulang kali mengusap air matanya.
***
Orang tua Prilly dan Rose sudah sampai di rumah sakit. Orang tua Prilly membatalkan semua urusan kantor mereka karena mendengar Prilly kecelakaan untuk kedua kalinya.
Orang tua mendengarkan penjelasan Ali tentang keadaan Prilly dan mereka sangat terpukul akan itu.
"Maafin Ali tante om, Ali gak bisa jagain Prilly," ujar Ali meminta maaf kepada orang tua Prilly.
"Gak Ali, kejadian ini bukan salah kamu," balas mama Prilly sambil mengelus punggung Ali. Ali kelihatan kelelahan karena ia juga belum pulang dari semalam.
"Ali kamu pulang dulu, biar tante sama om yang gantian jagain Prilly, pamit dulu sama papa kamu, nanti ke sini lagi," suruh mama Prilly karena kasihan kepada Ali. Ali mengangguk pasrah.
"Ya udah Ali pulang dulu om tante, nanti Ali kesini lagi," pamit Ali sambil mencium tangan orang tua Prilly.
"Hati-hati ya li," pesan mama Prilly.
"Rose, kalo ada apa-apa sama Prilly cepet kabarin gue ya," pinta Ali kepada Rose.
"Tenang, gue akan kabari lo, sekarang lo pulang sana, liat penampilan lo lusuh banget, nanti Prilly lupa sama lo," gurau Rose. Ali hanya tersenyum tipis.
"Jangan ngomong gitu napa Rose," Sebelum Ali pergi ia meminta ijin kepada mama Prilly untuk melihatnya sebentar.
"Ali boleh lihat Prilly dulu tante?" ijin Ali kepada mama Prilly. Mama Prilly mengangguk menyetujui.
Kemudian Ali masuk ke ruangan Prilly untuk berpamitan.
"Sayang, aku pulang dulu ya, nanti aku ke sini lagi, kamu harus segera bangun," ujar Ali sambil mengelus puncak kepala Prilly.
"I love you," ujar Ali kemudian mencium kening Prilly dan mengusap pipi Prilly yang chubby walaupun ia sedang sakit. Lalu, Ali beranjak keluar dan pulang ke rumahnya.
***
Hari ini adalah hari dimana Prilly akan dioperasi. Semua orang menunggu Prilly di luar kamar operasi. Papa mama Prilly, Raja, Rose, Ali, papa Ali, dan...Jessi. Yah, Jessi sekarang benar-benar berubah dan kecelakaan yang dialami Prilly adalah murni kecelakaan yang disebabkan pengemudi pick up yang mengantuk.
Ali sempat mencurigai Jessi, namun dari keterangan polisi kecelakaan yang dialami Prilly murni kecelakaan lalu lintas.
Setelah menunggu hampir 3 jam akhirnya dokter yang menangani Prilly keluar dari ruang operasi.
"Bagaimana dok keadaan putri saya?" tanya papa Prilly.
"Begini, operasi putri bapak berhasil, tapi..." jawab dokter itu yang menggantung perkataanya.
"Tapi apa dok?" sambar Ali yang tidak sabar atas jawaban dokter.
"Tapi kita harus menunggu sampai Prilly melewati masa kritisnya, dikarenakan penanganan pendarahan pada otaknya sedikit terlambat," jelas dokter yang bernama Primus tersebut. Semua yang ada di ruang tunggu itu tertunduk lemas, berharap Prilly bisa melewati masa kritisnya.
********

I Feel You RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang