7

18K 792 4
                                    

*********

Dalam perjalanan mereka saling diam. Tak ada kata yang keluar dari mulut Ali dan Prilly.
Hanya sesekali terdengar suara Prilly yang kesakitan. Ali hanya melirik Prilly dengan wajah khawatirnya.
Setelah sampai di halaman rumah Prilly,Ali segera membukakan pintu untuk Prilly.
"Gak usah digendong,kamu bantu aku jalan aja," ujar Prilly saat Ali kembali akan mengendongnya.
Setelah sampai di dalam rumah,Ali mendudukan Prilly di sofa.
"Dimana kotak P3K dan dapur lo?" tanya Ali.
"Dapurnya kamu lurus belok kiri,kotak P3K ada di dekat dapur," jelas Prilly.
Ali segera mencaru apa yang dibutuhkan. Kemudian kembali membawa air hangat dan kotak P3K.
"Kamu mau ngapain?" tanya Prilly.
"Ya mau bersihin luka lo lah," jawab Ali singkat.
"Lo tahan ya," ujar Ali.
Kemudian Ali membersihkan luka Prilly dengan air hangat terlebih dahulu,lalu diberi obat merah oleh Ali.
"Aw...aw..perih," ringis Prilly.
"Tahan...lo gini aja nangis," ujar Ali datar.
"Tapi ini beneran sakit...," ujar Prilly menangis.
"Selesai...ya udah maaf,jangan nangis nanti gue dikira apa-apain lo lagi," ujar Ali lembut sambil mengusap air mata Prilly dengan ibu jarinya.
Sedetik kemudian mereka bertatapan. Entah kenapa tatapan Ali sangat lembut dimata Prilly.
Namun,suara Raja membuat mereka tersadar.
"Assalamu'alaikum..." ujar Raja pulang dari sekolah.
"Walaikum'salam.." jawab Ali dan Prilly salah tingkah.
"Eh ada kak Ali," ujar Raja.
Ali hanya tersenyum.
"Kok kak Prilly udah pulang?,bolos ya..." goda Raja.
"Enak aja,ni kamu gak liat lutut kakak," ujar Prilly sambil menunjuk lututnya.
"Loh kenapa lutut kakak,abis jatuh ya..aku bilangin mama...," ujar Raja.
"Dasar tukang ngadu,nanti mama khawatir," ujar Prilly sebal.
"Ekhmm..." tiba-tiba Ali berdehem.
Selalu seperti itu,jika Prilly dan Raja sudah ketemu pasti orang lain dilupakan.
"Eh kak Ali,masih disini ya.." ujar Raja bercanda.
"Ya masih lah,kebiasaan ni pasti gue dicuekin kalo lo sama adik lo ini ketemu," jawab Ali kemudian bicara dengan Prilly.
"Ya maaf," ujar Prilly singkat.
"Hehe...iya kak Ali maaf ya,masa pacar kak Prilly suka marah-marah..." ujar Raja kemudian berlari masuk ke kamarnya.
"Raja...awas kamu.." ujar Prilly.
Keheningan mulai tercipta...
"Oh iya,kita besok mulai belajar piano," ujar Prilly tiba-tiba.
"Emang gak kecepetan,gue gak mau," ujar Ali.
"Oke kalo gak mau,aku juga gak mau..." ujar Prilly belum selesai.
"Iya gue mau,dasar bawel," potong Ali cepat sambil mencubit pipi Prilly.
"Aaww..sakit kamu itu hobinya cubit pipi aku mulu," ujar Prilly.
Entah mengapa Ali akhir-akhir ini memang suka sekali mencubit pipi Prilly.
"Ya udah gue pulang dulu," ujar Ali.
"Oke,aku anter ke depan," ujar Prilly sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Lo gak pa pa,kaki lo kan sakit," ujar Ali cemas.
"Gak pa pa,cuma luka kecil ini," jawab Prilly.
Prilly berjalan dengan kaki pincang,ia sedikit menahan sakit.
"Gue besok jemput lo," ujar Ali singkat.
Saat Prilly akan bicara...
"Gak boleh nolak!" sahut Ali cepat. Prilly hanya bisa mengangguk.
Sesaat kemudian mobil Ali meninggalkan halaman rumah Prilly.
**********
Prilly sedang bersiap untuk berangkat ke sekolah. Dengan kaki pincang Prilly berusaha menuruni anak tangga di rumahnya.
"Pagi sayang.." ujar mama Prilly lembut.
"Pagi ma," jawab Prilly singkat.
"Kamu kenapa sayang,jalan kamu kok pincang gitu?" tanya mama Prilly khawatir.
"Kemarin jatuh ma," jawab Prilly.
"Iya ma,kemarin kak Prilly di anter pulang sama pacarnya," ujar Raja ikut bicara.
Prilly langsung melotot pada adiknya itu.
"Pacar,kamu emang sudah punya pacar,kok gak cerita sama mama,siapa pacar kamu?" tanya mama Prilly bertubi.
"Ih..enggak ma...Raja di dengerin,bukan pacar,kemarin itu Ali nganterin aku pulang karena kaki Prilly sakit," jelas Prilly.
"Ooo...Ali,yang anaknya William teman papa kamu itukan?" tanya mama Prilly lagi.
"Iya," jawab Prilly singkat.
"Kalo Ali mama setuju dia jadi pacar kamu," ujar mama Prilly.
"Ih mama,Prilly bilang Ali bukan pacar Prilly," ujar Prilly sebal.
Tiin..tiin...tiin...suara klakson mobil terdengar di luar rumah Prilly.
'Itu pasti Ali," batin Prilly.
"Itu siapa sih yang datang?" tanya mama Prilly heran,karena pagi pagi sudah ada yang bertamu.
"Itu Ali ma," jawab Prilly singkat.
"Ciiee...yang dijemput pacarnya..." goda Raja.
"Rajaa..." teriak Prilly.
"Prilly jangan teriak teriak dong,udah kamu berangkat sana,kasian Ali nungguin kamu," ujar mama Prilly.
"Ya ma...assalamu'alaikum," pamit Prilly sambil mencium tangan mamanya.
"Walaikum'salam," jawab mama Prilly.
Kemudian Prilly beranjak keluar untuk berangkat sekolah bersama Ali.
"Lo lama banget sih," ujar Ali.
"Emangnya kesini tu gak pake waktu,gak jalan,langsung wusss,gitu??" jawab Prilly sambil mempraktikkan perkataanya.
"Iya iya,udah ayo ntar telat kita," ujar Ali tersenyum.
Kemudian Prilly masuk ke mobil Ali.
"Kamu itu kalo senyum sebenarnya ganteng loh,sayang kamu jarang senyum." ujar Prilly mulai pembicaraan.
Deg...'gue di bilang ganteng sama Prilly,ah...gue gak boleh GR,gue harus stay cool' batin Ali.
"Emang gue ganteng dari dulu kali," ujar Ali PD.
"Dasar kepedean," ejek Prilly.
Setelah itu tak ada pembicaraan di antara mereka.
*******
Ali memakirkan mobilnya diantara mobil-mobil lain. Sebelum Ali dan Prilly keluar,Ali mengingatkan sesuatu.
"Lo inget,drama kita mulai dari sekarang," ujar Ali.
"Iya buncit..." jawab Prilly sambil mengejek.
"Apa lo bilang,buncit?" tanya Ali.
"Iya,B-U-N-C-I-T," jawab Prilly mengeja.
"Oo...jadi gue buncit,dasar lo....TEMBEM..., " ujar Ali sambil mencubit pipi Prilly kencang.
"Aaa...sakiit..Ali.." teriak Prilly kesakitan sambil berusaha melepas cubitan Ali.
"Makanya jangan sekali-kali ejek gue," ujar Ali setelah melepas cubitannya.
Ali melihat Prilly sedang mengelus pipinya yang merah.
"Udah kita keluar ntar keburu bel," ujar Ali kemudian.
Setelah keluar dari mobil,Ali merasa Prilly sedari tadi hanya diam.
"Lo marah?" tanya Ali.
Tak ada jawaban dari Prilly.
"Lo marah ya...?" tanya Ali sekali lagi.
"Nggak," jawab Prilly singkat.
"Ya udah gue minta maaf.." ujar Ali sambil mengelus pipi Prilly dengan kedua tangannya.
"Apaan sih li...nanti di liat anak-anak gak enak," ujar Prilly.
"Kalo gak enak kasih kucing aja," ujar Ali asal.
"Ali aku serius!" ujar Prilly sebal.
"Iya gak pa pa,ini buktiin kalo kita pacaran,biar gak kelihatan pura-puranya," bisik Ali.
"Ya udah aku mau ke kelas," ujar Prilly beranjak dari tempat parkir.
Namun beberapa langkah Ali menarik tangan Prilly. Ali menggenggam tangan Prilly erat.
"Ali lepas..." Prilly berusaha melepas genggaman Ali.
Namun Ali tidak mau melepas,malah menggenggam semakin erat.
"Lo biarin kaya gini,atau gue gendong lo sampai ke kelas," bisik Ali mengancam.
"Gak gak,gini aja," ujar Prilly cepat.
Ali tersenyum puas karena tingkah Prilly.
Sepanjang lorong kelas Ali dan Prilly telah menjadi pusat perhatian seluruh siswa ZS.
"Eh..eh liat Ali sama Prilly cocok ya,sama sama ganteng dan cantik," ujar salah satu siswa ZS.
"Iya,apalagi mereka sama sama suka dalam hal musik," ujar salah satu siswa lagi.
Prilly tidak tuli. Ia mendengat semua pembicaraan siswa lain. Ia hanya menundukkan kepala. Terkadang ada sedikit senyum saat mereka membicarakan ia dan Ali cocok,tapi Prilly juga merasa sakit hati jika mereka mencemooh ia dan Ali.
*******
Sepulang sekolah,Rose berlari menghampiri Prilly meminta kejelasan tentang hubungan Prilly dengan Ali.
"Prill...Prilly..." teriak Rose.
"Ada apa Rose?" tanya Prilly.
"Lo itu ya..ada apa ada apa,lo belum jelasin ke gue tentang hubungan lo sama Ali," ujar Rose.
"Oo..itu...emm..besok aja ya ceritanya,maaf aku ada urusan..." ujar Prilly tidak enak hati.
"Yah lo prill gak asik,masa sama sahabat sendiri gitu," ujar Rose kecewa.
"Lo gak mau cerita sama gue mentang-mentang lo gue gak masuk 3 hari," ujar Rose lagi.
"Bukannya gitu,tapi besok aja ya ceritanya Rose sahabatku..." ujar Prilly merayu.
"Ah..gue sebel sama lo," ujar Rose sebal.
"Jangan ngambek dong...,bener deh aku beaok cerita,hari ini aku mau..." ujar Prilly belum selesai.
"Mau ngedate sama gue," potong Ali tiba-tiba.
"Bukannya..."
"Gue sama Prilly mau jalan,besok aja ceritanya," potong Ali lagi sambil merangkul bahu Prilly.
"Dasar pengganggu lo,gue kan juga mau hangout sama gue yang tembem inii..., ujar Rose sambil mencubit pipi Prilly.
"Aaww...sakit Rose...kamu sama Ali suka banget cubit-cubit pipi aku," ujar Prilly sebal.
"Oo..jadi Ali sukanya cubit pipi kamu...ciiee.." ujar Rose menggoda.
Ali yang ada di samping Prilly hanya tersenyum simpul.
"Udah,gue mau jalan entar kesorean," ujar Ali kemudian menarik Prilly pergi.
"Hey..gue ditinggal,awas gue besok harus introgasi Prilly," ujar Rose,lalu ia berjalan pulang
********
Ali dan Prilly tiba di rumah Prilly. Sesuai janji,Prilly akan mengajari Ali piano kembali.
"Assalamu'alaikum ma..." salam Prilly memasuki rumah.
"Walaikum'salam sayang..." jawab mama Prilly. Kemudian Prilly mencium tangan mamanya.
"Halo tante," salam Ali lalu mencium tangan mama Prilly juga.
"Iya Ali,mau belajar kelompok ya?" tanya mama Prilly.
"Gak ma,mau belajar main piano," jawab Prilly.
"Oo..gitu,ya udah Prilly kamu ganti baju dulu terus kita makan siang dulu,sama Ali juga," ujar mama Prilly.
"Ya ma.." ujar Prilly sambil mencium pipi mamanya. Lalu berlari ke kamarnya.
********

I Feel You RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang