3. Egg

6.4K 914 79
                                    

“Selamat malam seito kaicho!”

Oh sial, here we go again

Mark mendengus sebal, sudah seminggu lamanya ia dihantui oleh berandal aneh yang tiba tiba saja menjadi sangat menempelinya, jika biasanya renjun—teman sekelas jaemin akan bercerita bahwa dirinya sangat bersyukur bahwa si pembuat onar ini tidak masuk sekolah, satu minggu ini kupingnya terasa kebal oleh keluhan sang anggota kesiswaannya itu yang mengatakan bahwa jaemin jadi rajin masuk sekolah

Bukan hal buruk tentu saja, itu seperti keajaiban bahwa tidak ada tinta merah diatas absensinya yang biasanya hanya akan masuk sekolah satu sampai tiga kali dalam seminggu. Hal buruknya adalah dia selalu saja melanggar sesuatu, entah terlambat, datang hanya mengenakan kaus, sepatu warna warni atau lebih buruknya ketahuan merokok didalam kelas, kuulangi, didalam kelas!, saat renjun mengintrogasinya, jaemin justru dengan santai mengatakan ‘biar seru’. Kalian akan bersumpah tidak ingin melihat bagaimana mengamuknya renjun saat itu

Dan bukannya mark tidak tau, bahwa jaemin semakin menempelinya, tidak benar benar menempel sih, hanya saja saat istirahat datang, atau kebetulan mereka bertatap muka, jaemin yang biasanya bersikap urakan dan kasar akan berubah menjadi agar agar, dia akan meninggikan pitch suaranya saat menyapa mark, dan akan bertanya macam macam seolah mereka adalah kawan lama.

Tidak, bukan hanya itu yang membuatnya pusing, pertanyaan dari haechan yang terus memburunya untuk menceritakan apa yang terjadi diantara dirinya dan si preman, tapi mark akan terus menghindari topik itu, entah, dia hanya tidak mau ada bahan bicaraan lain sekolah yang menyeret namanya.

Dan kini, pria itu ada disini, tepat didepan pintu apartemennya, dengan pakaian yang lebih santai dibanding saat terakhir kali ia kemari, tubuh kurusnya dibalut hoodie hitam dan celana jeans biru, mengangkat kantung hitam yang entah apa isinya

Mark dengan cepat menutup pintu tanpa berniat membalas sapaan si pengacau, tapi sayangnya, pergerakan jaemin lebih cepat, kakinya telah menghadang pergerakan pintu, tapi senyumannya tidak luntur, membuat mark merinding sendiri

“jangan begitu, aku hanya ingin membayar hutangku oke?”

Tidak, tidak perlu dibayar. Lagipula hutang apa? Sayangnya pernyataan dan pertanyaan itu tidak sampai diutarakan karena pemuda itu telah dengan sangat sopannya masuk kedalam apartemennya dengan mendorong pintunya lebat lebar, menggunakan kesempatan dengan sangat baik, disaat sang tuan rumah tengah sibuk dengan pikirannya

“Hei!”

“pfft Ternyata kau sedang belajar memasak?”

Double sial, ditertawakan preman urakan, mau ditaruh mana wajahnya

Dengan kesal mark mematikan televisi yang sejak tadi menayangkan si jutu masak gordon ramsay

“kupikir ini bukan urusanmu, keluar dari rumahku!”

Jaemin tidak terlihat takut, kakinya justru semakin masuk kedalam apartemen milik ketua osis disekolahnya, berjalan menuju dapur yang terlihat sangat rapi, oh tentu, mark baru akan belajar melalui channel youtube atau dengan membaca beberapa resep, dan bukannya mempraktekkan, terlalu takut dirinya berakhir masuk jeruji karena menjadi penyebab kebakaran di gedung apartemennya

“Jadi alasanmu membeli berlusin lusin telur itu untuk ini?”

“I said, it’s none of your bussiness, so… go away from my kitchen”

Bibir jaemin merucut kesal, “jahat sekali, padahal aku menyisihkan separuh gajiku untuk membeli telur telur ini”

Jantung mark seakan tersengat sesuatu, apa dia baru saja merasa bersalah karena berfikir berlebihan soal preman ini?”

TROUBLEMAKER [Markmin]Where stories live. Discover now