Mark mengerang dalam tidurnya, sial sekali tenggorokannya terasa begitu kering sesaat setelah ia memimpikan terjebak di gurun pasir bersama preman itu, matanya terbuka malas dan berjalan pelan dengan mata setengah tertutup.
Lampu dapur mati jadi ia benar benar harus hati hati dalam melangkah atau berakhir memecahkan sesuatu, saat tombol saklar berhasil disentuhnya, barulah keadaan ruangan menjadi lebih baik
Mark mengerutkan wajahnya mengingat mimpinya semalam, lucu sekali bahwa ia harus memimpikan pemuda yang baru saja dikenalnya hari ini, well tidak benar benar hari ini, ucapan jaemin pasal dirinya yang ‘pembuat onar’ memang benar adanya, dan dia sebagai ketua organisasi siswa tentu tau betul siapa dia, hanya saja yang selama ini mengurusnya adalah renjun, mark mana mau mengotori tangannya untuk siswa semacam jaemin
Setelah hasrat minumnya terlegakan, kaki kaki mark kembali melangkah malas menuju kamarnya, dalam setiap langkah itu ia terus berdoa agar dirinya bisa memimpikan sesuatu yang lebih baik
Namun, langkah pelannya harus terhenti saat telinganya mendengar hembusan nafas halus, sampai lupa bahwa ada penghuni lain di rumahnya disaat baru saja orang itu secara tidak sopan masuk kedalam harinya
Saat matanya menangkap wajah penuh luka itu, mark hanya dapat terdiam, memandangi gurat kelelahan pemuda yang sejak tadi menguji kesabarannya, namun kini lihatlah wajah itu, seperti bayi polos yang dianiaya orang tuanya
“Bagaimana kau bisa berwajah begitu saat tertidur?”
Sesekali, jaemin terlihat semakin meringkuk diatas sofa dengan kedua tangan sebagai bantalan, dan jaket kulit miliknya sebagai selimut dadakan
Mark memutar matanya malas dan mendecih sebal, “just for tonight”
Dalam tidurnya, jaemin bermimpi seseorang memeluknya dengan hangat, ia mengeratkan selimut beraroma menenangkan itu dengan nyaman, seolah itu adalah pegangan hidupnya
Arloji yang melingkar dipergelangan tangannya mungkin sudah bosan dilihat terus menerus oleh pemiliknya, mark mengetuk ngetukkan kaki berbalut sepatu hitamnya tak sabaran, bus yang ditumpanginya pagi itu begitu penuh sesak, belum lagi keadaan jalanan yang sungguh ramai, padahal ia hanya terlambat lima belas menit dari biasa ia berangkat, kelas masih akan dimulai tuga puluh menit lagi, tapi tentu saja murid teladan itu mengganggap bahwa ini adalah rekor terlambatnya dirinya masuk sekolah
Saat bus itu telah berhenti tepat didepan halte sekolahnya, ia melangkah tergesa untuk keluar dari neraka manusia itu, kakinya berjalan cepat, namun masih terlihat santai, airpods miliknya ia simpan saat ia telah melalui gerbang sekolah
Ini buruk, ia sedang malas mendengar suara bising, namun suasana sekolah sepertinya telah ramai, dan ada yang lebih buruk dari itu
“MARK!” Oke, ia terlalu cepat berbicara
Ia mendengus kesal, menghentikan perjalanannya, koridor yang sudah lumayan ramai itu tidak sama sekali meredam pekikan nyaring dari si sekertaris osis
“sengaja terlambat ya?! Lihat! Semua jadi aku yang mengurusnya!” ucap pemuda itu sembari menunjukkan beberapa lembar data
“Terima kasih lee donghyuck, atas sapaan tidak mengenakkannya”
“ck, sudah cepat tanda tangani, kau juga ingin segera lepas jabatan kan?!”
Tanpa menanggapi lagiㅡtau bahwa hal itu hanya akan membuat pria didepannya ini semakin ribut, ia menarik pulpen dari tangannya, menggoreskan tinta hitam diatas kertas kertas bertuliskan nama nama calon ketua dan wakil ketua osis periode berikutnya
![](https://img.wattpad.com/cover/241120190-288-k784199.jpg)
VOCÊ ESTÁ LENDO
TROUBLEMAKER [Markmin]
FanficBerisik, urakan, problematic dan kasar adalah hal yang paling Mark hindari, tapi kenapa dia bisa terikat dengan Na Jaemin? Manusia dengan seluruh sifat yang dibencinya, yang membuatnya merasakan hal lain dalam hidup. [RATED]