25. Boxing

5.8K 811 327
                                    

Hellu? :)






Mark merasa dirinya adalah seorang calon ayah yang menuruti keinginan istrinya yang tengah mengidam. Dia tidak mengerti apa yang membuat wajah itu terus saja tertarik keatas, terlihat sangat bahagia untuk seseorang yang sedang mempersiapkan diri untuk pertandingan fisik seperti ini.



Ekor matanya terus memperhatikan gerak gerik jaemin di kursi panjang tepat disebrang ring tinju didepannya, sedang tersenyum senang sembari melilitkan perban pada kedua tangannya, sementara jeno dan renjun disamping kiri dan kanannya, entah meributkan apa, yang jelas mark tidak terlalu peduli.


Oh ya, jaemin yang mengundang jeno. Pria itu dengan wajah sombongnya menelpon jeno dan megatakan bahwa dirinya akan bertanding melawan kekasihnya sendiri.



Sementara disisi mark, pria yang ia tau adalah teman jaemin yang lain selain jeno—lucas, tampak tidak fokus pada pertandingan abal abal ini. Matanya terus menatap tidak suka pada sosok lain yang sibuk dengan kameranya, berusaha keras untuk tidak melakukan tindak kekerasan pada orang baru yang ditemuinya.



“Aku bisa paham soal kekasih jeno, tapi apa kepentingan orang ini?” ucapnya akhirnya, gerah memendamnya lewat tatapan.




Mark menoleh pada arah pandang lucas, disebelah kirinya, haechan tampak tidak terganggu ataupun merasa disindir pada ucapan pria tinggi itu barusan. Dia hanya sibuk memotret dan menulis sesuatu pada ponselnya.



“maaf, dia haechan—teman sekolahku, kami kebetulan bertemu dengannya dijalan dan dia bersikeras ingin ikut”



Jawaban itu tidak membuat lucas puas, terlihat sekali dari kerutam di dahinya yang semakin terlihat menonjol. Mark hanya bisa meringis melihatnya, dia juga ingin mengusir haechan—tau karena pemuda itu hanya ingin mengambil informasi dan bukti bukti tentang hubungan mereka demi kepentingan majalah sekolah, tapi ia masih memiliki hati untuk tidak melakukan itu.






Tanpa dia sadari jaemin telah berjalan memasuki ring tinju, tempat yang sama dimana pemuda itu biasa berlatih bersama jeno. Sejujurnya ia masih berharap jaemin berubah pikiran, tapi ketika mengingat bahwa ini Na Jaemin dan kepala batunya, ia tidak jadi berharap.


Karena itulah dia berjalan malas kearah ring, bertatapan dengan jaemin yang menyeringai kesenangan. Kini dia dihadapkan dengan dua pilihan, bertarung dengan benar, atau mengalah saja. Kalau bertarung dengan benar, ada dua kemungkinan buruk lagi, Jaemin akan kesal dan meminta bertanding ulang, atau lebih buruknya—Jaeminnya akan terluka.



Tapi ia tau Jaemin tidak sebodoh itu untuk tidak mengetahui jika dia akan mengalah nantinya. Dan mungkin berakhir dengan mengamuknya pria itu karena tau mark tidak serius dengan janji yang dibuatnya.





“hanya akan ada dua ronde, waktu pertandingan tiga menit setiap rondenya, yang mendapat pukulan pertama kali dinyatakan kalah” ucap lucas di pinggir ring



Mendengar itu jaemin seketika menunjukkan wajah tidaksukanya, “apa apaan?! Kau pikir aku wanita?!”




“permintaan suamimu”




Sontak matanya memicing kesal kearah pria kelahiran canada didepannya, “petinju profesional itu bisa 12 ronde!” teriaknya kesal




“Kau bukan petinju profesional” jawabnya santai



Kepala jaemin seakan berapi api, Itu memang fakta, tapi dia tetap merasa kesal mendengar hal itu. “setidaknya lima! Kau meremehkanku?!”




TROUBLEMAKER [Markmin]Where stories live. Discover now