16. Too Deep

6.1K 910 139
                                    

It's been a while :)






“AIR DINGIN! DAN ES BATU! CEPAT!”


Teriakan teriakan itu semakin membuat kepalanya pening. Ia bisa mendengar pria yang paling tinggi diantara mereka itu terus berteriak dan berdecak sebelum akhirnya pergi mengambil barang barang itu sendiri


Tangannya langsung menangkap pergerakan lengan orang disampingnya. Dengan lemas Jaemin mencoba duduk dengan bertumpu pada lengan itu. Sial sekali, tubuhnya terasa remuk. Ia sendiri sampai terheran, bagaimana bisa wajahnya bisa terkena pukulan telak oleh seorang petinju tingkat satu.



—ah, dengan lantang ia bisa menjawab dalam hati, bahwa mark lah pelakunya.



Lelaki itu terus menghantui pikirannya, meski ia sendiri yang memilih jalan ini.


“Usap darahnya dengan ini— sial, aku bisa mati jika pacarmu melihat ini”



Suara jeno bagai dengungan di telinga jaemin. Ia hanya bisa menutup matanya menahan sakit di tulang pipinya, ia juga tidak merasakan pinggulnya baik baik saja.



Mulutnya mendesis kala sekantung es mendarat di lebam pipinya. Ia bahkan tidak sadar bahwa darah di bibirnya telah dibersihkan



“You ok? Bro?” tanya lucas hati hati. Well, Jaemin telah bermain main diarea ring tinju selama bertahun tahun. Dan keadaannya kini yang terparah dari pertarungan yang pernah ia lakukan



Tapi pertanyaan itu hanya menggantung, tak ada jawaban yang terdengar dari mulut yang terluka itu. Justru pria itu kembali sibuk dengan pikirannya sendiri.


Jeno dapat melihat itu dengan jelas. Tentang sikap aneh yang ditunjukkan teman sebedebahannya ini selama beberapa hari belakangan. Tentang bagaiamana lelaki itu melamun dan meluapkan emosinya pada ring tinju.



Hanya, malam ini sepertinya puncaknya. Pemuda ini membawa habit melamunnya di pertandingan. Dimana hal itu sangatlah fatal.


“apa yang sebenarnya kau pikirkan hah?”


Jaemin diam tak menjawab. Tangannya kini mengambil alih kantung es itu untuk diletakkan di ujung bibirnya.“aku menginap di tempatmu”


Menyerah, Jeno hanya bisa mendesah kasar. Jaemin itu memang seperti ini, bagai buku yang memiliki cover polos. Yang bahkan tidak memiliki judul diatasnya. Kau harus bisa membaca seluruh bagian cerita untuk memahaminya.


“hanya malam ini, besok aku akan mengantarmu pulang”



Atas itu jaemin terkekeh, meski ujung bibirnya masih sangat perih terasa. “pulang? Hm?”



.
.
.




“jam dinding itu tidak akan lari kemanapun”


Lirikan itu berganti mengarah kepada pria berumur didepannya. Mark mendesah lelah. Yah, tidak biasanya dia akan kelelahan melakukan pekerjaannya, tapi ia tidak bisa untuk menyangkal, kali ini berbeda. Otaknya bercabang untuk memikirkan hal di depannya, juga hal ditempat lain



“lakukan pekerjaanmu dengan benar jadi kau bisa menemui kekasihmu lebih cepat”


Ya, mark sudah membuat perjanjian untuk bekerja sebagai sekertaris ayahnya selama sebulan kedepan. Hal ini juga yang membuatnya tidak bisa memantau preman itu lebih ketat.



Lagipula semenjak kejadian di toilet waktu itu, suasana diantara mereka seperti terbatasi tembok meski mereka tetap bertegur sapa dengan umpatan seperti biasa

TROUBLEMAKER [Markmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang