13. Uncontroled

6.1K 856 189
                                    

“Apa perlu aku jemput?”


Gerak tangan si surai biru terhenti dari kegiatannya melepas kaitan seatbelt mobil hitam itu. Jaemin menoleh lalu tertawa kecil menanggapi ucapan yang menurutnya terlampau lucu, “umurku sudah tujuhbelas tahun seito kaicho, aku tidak akan tersesat”



“kebetulan aku luang... umm kalau kau mau aku mengantarmu ke toko langsung” ucapnya terbata bata—dibumbui rasa gengsi didalamnya





“Tidak perlu, cukup sampai sini saja”



Setelah mengatakan itu jaemin kembali disibukan dengan barang barangnya, dia melirik sekilas si pemilik mobil yang sudah tidak membantahnya, wajah pria itu tidak berubah semenjak ia mengatakan bahwa ia telah mendapatkan pekerjaan sebagai kasir di mini market dua puluh empat jam. Pahit, terlihat sekali bahwa pemuda itu tidak menyetujuinya, tapi sepertinya ia menahan diri agar tidak ada adu mulut




“Bahkan iblispun bisa ketakutan melihat wajahmu, tersenyumlah sedikit” ucap jaemin setelah selesai dengan keperluannya, akhirnya memfokuskan atensinya pada pria yang sepertinya tengah merajuk




Hembusan nafas terdengar, mark mencoba memaklumi, lagipula ia akan terlihat aneh jika terus terusan merecoki kehidupan preman sekolah ini kan?




“kau tidak pakai seragam?” tanyanya mengalihkan pembicaraan saat menyadari bahwa seharusnya seorang kasir itu mengenakkan seragam


“oh, mereka belum memberikannya”



“hmm, yasudah berhati hatilah”



Tanpa sadar tawa jaemin terdengar. Alis mark bertaut, merasa tidak ada yang lucu dari perkataannya


“kau benar benar menikmati peranmu sebagai suami ya?—


—Aku bisa menawarkanmu surat pernikahan sungguhan kalau begini caranya”



Wajah pria kanada itu memerah hebat, raut gugup kentara terlihat diatasnya. Dengan cepat ia mengalihkan wajahnya kedepan lalu mulai berbicara tidak jelas, “c-cepat turun! Bisnya akan datang!”



Jaemin kembali tertawa, tangannya membuka handle pintu mobil lalu kembali menoleh pada satu satunya pria disebelahnya—yang masih mengalihkan pandangannya kedepan. Dengan berani ia memajukan wajahnya, mengecup singkat pipi memerah itu sebelum keluar dari mobil mahal itu





“hehe, aku akan pulang larut, jadi jangan menungguku ya… yeobo”






.
.
.








“Terlambat!”



Teriakan itu tak diindahkan jaemin, pemuda itu langsung menjatuhkan tas besarnya—merenggangkan leher dan kedua lengannya—lelah karena ia harus berlari mengejar bus yang membawanya sampai ke tempat ini


“tidak usah melebih lebihkan,—oh, mana jeno?” tanyanya ketika tak mendapati teman seperbrengsekkannya itu dimanapun




“menelpon seseorang… dia punya kekasih ya? Aku dengar suara menjijikkan dari mulutnya saat mengangkat telpon tadi”





Tangan kekar jaemin mulai mengeluarkan barang barang dari dalam tasnya—Dua buah sarung tinju berwarna merah dan sebuah pelindung kepala



“jangan tanya aku luke, aku bukan ibunya”



Lucas—Pria yang menjadi lawan bicaranya menatap jaemin cukup lama, tangannya terlipat didepan dada sambil memandangi gerak gerik si surai biru yang terlihat biasa saja


TROUBLEMAKER [Markmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang