12. Spell

5.8K 903 205
                                    

BUGH BUGH BUGH



Netra tajam jeno hanya bisa menyaksikan sang sahabat yang sudah lebih dari satu jam melakukan aktifitas yang sama. Agaknya jeno kasihan pada pounching bag yang terus saja terkena pukulan kuat dari tangan tangan kekar na jaemin.


Terhitung sudah tiga hari pria itu melakukan ini, jeno yang memang sudah seperti pemilik pelatihan boxing kecil kecilan ini akan menemukan pemuda bewajah imut bertenaga titan ini di ruangan yang sama sepulang sekolah. Padahal sudah hampir satu bulan jaemin absen dari kegiatan ‘kepremanannya’. Jeno pun juga tidak mengerti mengapa pemuda ini kembali dan bersikap seperti tengah kemasukan makhluk astral.



“istirahatlah sebentar, lalu kau bisa menyiksa tanganmu lagi nanti”



Tidak mendengarkan, suara pukulan pukulan itu masih saja terdengar di ruangan berukuran kurang dari 5x5 meter itu. Jeno kembali berfikir apa yang membuat Jaemin menjadi seperti ini, bertengkar dengan Mark? Yang ia tau mereka telah berbaikan, dan bertengkar dengan Mark bukanlah alasan yang kuat untuk membuat Jaemin kembali ke kehidupan kerasnya ini.



Satu satunya alasan yang masuk akal adalah—



“Apa orang gila itu melakukan sesuatu padamu?”



Suara berat jeno mampu membuat tubuh pria didepannya terhenti dari aktifitasnya. Netra jeno menyipit tak suka, bukankah jaemin tinggal bersama mark? Lalu kenapa pria sialan itu bisa menemuinya?, tanyanya dalam hati



“aku bertanya padamu”



Jaemin justru memalingkan kepalanya ke jendela besar disampingnya, maniknya masih menatap kearah lantai dengan nafas tak teratur karena tenaganya habis untuk memukuli samsak tinju didepannya.



“Mark—”



“kau tau informasi mengenai pertandingan yang akan datang?” tanya jaemin mengalihkan pembicaraan



Alis jeno semakin menukik sebal. Oh dia bersumpah dia itu setia kawan kalau urusan seperti ini, tapi sejujurnya jeno lebih suka sahabatnya ini menghindari kehidupan lamanya dan lebih sering tersenyum seperti beberapa waktu kebelakang bersama si siswa teladan.



“Tidak, tapi mungkin lucas tau”



Lawan bicaranya tak kunjung membalas. Pengelihatan jeno terus mengikuti pergerakan jaemin yang mulai berjalan kearah tas punggungnya di ujung ruangan, lalu mengambil botol air minum dari sana


“aku akan ikut, tolong beri tahu si wong itu”



Jeno berdiri dari kursi panjang yang sejak tadi didudukinya, melangkah mendekat kearah jaemin yang masih sibuk dengan minumannya



“pacarmu tidak akan suka mendengar ini"



Bibir jaemin melepas kepala botol yang digenggamnya, bernapas lega lalu bergumam berat. “Then don’t ever let him know”



how? Kau akan memberikan alasan untuk luka lukamu dengan apa? ‘oh seseorang memberikan kissmark diseluruh tubuhku’, begitukah kau akan menjawabnya?”



“itu urusanku nanti, yang jelas mulai sekarang aku akan lebih berhati hati dalam pertarungan agar sampah sampah itu tidak menyentuh wajahku”



.
.
.




“dari mana?”



Jaemin mendongak sekilas dari kegiatannya melepas sepatu, mendapati pewaris utama keluarga lee telah menghadangnya di depan pintu, melipat kedua tangannya didepan dada dengan tatapan menyelidik.

TROUBLEMAKER [Markmin]Where stories live. Discover now