10. Wave

5.9K 892 248
                                    



Sudah seminggu semenjak kejadian di toilet itu berlangsung, dan selama itu pula hubungan mereka menjadi canggung.

Jaemin menghindar, lebih tepatnya ia malu setengah mati sampai tidak kuat melihat wajah mark barang sejengkal. Jaemin masih membuatkan mark sarapan tentu saja, ia tau pria itu hanya akan melahap sepotong roti kecil dari kantin sekolah jika ia tidak membuat sarapan. Lagipula dirinya cukup tau diri, ia kan menumpang, setidaknya ia harus melakukan sesuatu bukan?

Kegiatannya seminggu kebelakang biasa biasa saja. Bangun lebih pagi dari sipemilik apartemen, membuat sarapan tanpa membuat kebisingan agar si pemuda lee tidak terbangun, lalu bergegas pergi dari sana secepat yang ia bisa sebelum mark bangun. Kesekolah? Oh jangan harap, jaemin kan alergi sekolah. Tentu kakinya akan lebih bersemangat untuk pergi ke mini market dua puluh empat jam, membeli sekotak rokok kesayangannya, lalu menghisapnya di tempat duduk yang tepat berada di depan toko bersama teman seperbejatannya—lee jeno

“Kau tampak gelisah akhir akhir ini” ucap jeno memecah keheningan setelah keduanya hanya duduk menghisap rokok mereka sedari mereka bertemu satu jam yang lalu

Hembusan asap dikeluarkan dari mulut si surai biru, “kau tampak percaya diri menganggapku begitu” jawab jaemin santai tanpa berniat menatap jeno. Lebih memilih memandangi jalanan yang cukup sepi

Jeno tidak menyerah mendengar jawaban jaemin, dia justru tertawa kecil seolah tengah mengolok olok jaemin yang masih tidak terganggu, “aku berani bertaruh kau sedang ada masalah dengan pacarmu. Kenapa? kalian bertengkar?”



“Kami baik, setidaknya aku masih berbagi kehangatan ranjang dengannya”


“UHHUKK” oh, jeno merasa dirinya nyaris saja mati karena hampir menelan rokok setelah menghisapnya terlalu kencang.


“Aku tau kau bukan anak yang baik, but having sex?? I never expected you’re into that kind of—“


“KAMI TIDAK!” Teriak jaemin tanpa sadar, bahkan beberapa pengunjung yang baru saja datang sempat terhenti mendengar suaranya


Si surai biru mengulum bibirnya sebelum menghempaskan kepalanya menghantam meja, membuat jeno ingin sekali meninggalkan pemuda itu sendiri karena takut ia sudah gila

Tapi katakanlah jeno setia kawan dan cukup punya hati, disamping ia ingin tau apa yang membuat teman seperbajingannya ini uring uringan seperti seorang gadis yang tengah dijodohkan

“kau menyukainya?”

Jaemin memiringkan kepalanya tanpa mengangkatnya dari atas meja, menatap jeno nyalang dengan wajah memerah sempurna meski yang jeno lihat adalah kelinci imut dengan tenaga preman

Tanpa sadar jeno tertawa. Tawa yang ditelinga jaemin cukup menjengkelkan.

“tidak usah khawatir, aku tidak akan mengolok olok kau yang menyukai anak baik baik, karena aku juga begitu” ucap jeno setelah dia meredakan tawanya

Jaemin meraih soda yang tersisa setengah lalu meneguknya brutal sebelum menghancurkan kaleng itu dengan satu tangannya. “yaa, tertawalah. Aku memang pecundang”

“Lalu apa yang membuatmu begini? Dia mengatakan apa? Kalau dia membencimu?—hmm itu sih sudah pasti. Lalu dia bilang kalau dia straight?—Tapi sepertinya tidak”


Jaemin merotasikan matanya sebelum beranjak dari kursi besi yang didudukinya, melempar kaleng soda dan rokok yang masih tersisa setengah ke tempat sampah dan berlalu meninggalkan jeno

TROUBLEMAKER [Markmin]Where stories live. Discover now