29. Bathroom⚠️

9.4K 648 74
                                    

❗Warn! No Children❗
(PLEASE get out if you're under 18)

Please ya, pliss:(







'Mengesankan pantatku!’

Inginnya, ia menolak keras keras, memukul wajah tampan itu dengan kepalan tangannya seperti biasanya, tapi apalah daya, jika itu urusan ranjang, dirinya akan berujung menikmatinya, mau bagaimanapun situasinya.

Tapi hari ini, mark memberikan ide untuk bercinta di kamar mandi—yang licin dan sulit untuk berpijak dan berteriak karena air yang terus mengucur deras dari shower yang menyala.

Kebas melanda bibirnya saat ini. Cukup terkejut karena dirinya bisa kelelahan dalam membalas sebuah ciuman panas, sepertinya sang dominan benar benar sangat bersemangat dengan idenya ini.

“Eumhh” Jaemin mengeluh, tangannya mendorong bahu mark agar menjauh. Wajah mark segera beralih, meski setelahnya leher putih Jaemin menjadi sasaran berikutnya. Tangannya tidak tinggal diam—bertengger nyaman pada bongkah pantat Jaemin, meremas remasnya dengan kasar, semakin menikmatinya karena basah dari air yang mengguyur keduanya



“ma—markhh, sebentar nnghhh”

Seolah tuli, Mark mengacuhkan perkataan jaemin dengan terus mengecupi tubuh kekasihnya, membubuhkan tanda tanda kemerahan yang baru, meski bekas yang lama masih belum sepenuhnya pudar.

“ahhh”

Kedua mata jaemin terpejam dengan mulut terbuka, kedua tangannya dengan setia memeluk leher mark yang masih sibuk membuat tanda, dirinya mulai merasa tidak nyaman saat satu jari mark mulai masuk ke dalam lubangnya untuk melakukan penetrasi.

“Ahhn ahh” desahan jaemin semakin kencang, merasakan kekasihnya menambah satu jari dan mulai mengeluar masukkan jari jari itu di dalam lubangnya dengan gerakan kuat.

“hhnngh” Kedua matanya membelalak ketika titik di dadanya mulai terjamah oleh mulut hangat sang dominan yang menjilat dan mengulum putting kemerehannya dengan rakus, membuatnya semakin tidak berdaya oleh kukungan pria didepannya.

“Markhh—aku mau ahhh”

Kuluman pada titik sensitive jaemin dilepasnya, menahan tubuh jaemin yang sudah akan tumbang. Mark tertawa geli melihat lelaki didepannya telah lemas oleh pelepasan pertamanya. “really? Sudah keluar hanya karena foreplay?”

Wajah jaemin memerah—entah karena malu atau marah atas Kata kata yang menurutnya menurunkan harga dirinya. “kugigit penismu setelah ini” ancamnya mengerikan, mark meneguk salivanya kasar, merasa selangkangannya terasa nyeri hanya karena membayangkannya

“Benar benar tidak ada sisi manisnya”

Tidak mau menghabiskan banyak waktu lagi, mark membalik tubuh jaemin, menekan tubuh kurus itu pada dinding kamar mandi yang dingin. Jaemin hanya pasrah, memejamkan matanya kala merasakan kemaluan kekasihnya sedang bergesekan dengan lubangnya

Dapat ia rasakan kecupan kecupan halus pada bahunya, tangan mark juga setia mengelus elus perut ratanya—sebuah cara agar Jaemin merasa tenang.

Kemudian kelopak itu semakin memejam, bibir bengkaknya hampir berdarah karena ia mengigitnya dengan keras, merasakan kepala kemaluan besar itu perlahan menerobos masuk kedalam bagian hangat dirinya

Mark yang menyadari Jaemin menggigit bibirnya menghentikan gerakannya sejenak, mengarahkan jemarinya untuk mengusap lembut bibir jaemin agar pria itu tidak terus menyakiti dirinya sendiri, kemudian kepala pemuda itu ditolehkan—mark menjilat pelan bibir yang telah memerah itu, sementara ia kembali mendorong kemaluannya masuk

“ennghhh” gila, rasanya masih sakit, padahal ia mengira rasa sakitnya hanya akan terasa pada pengalaman pertama.

“Sshhh, you okay” bisik mark didepan belah bibir yang lebih muda

“sakit”

Mark mengecup singkat bibir jaemin, menenangkan kekasihnya yang sepertinya sangat tersiksa “I know, I’m sorry

Tangan mark terulur, menggapai penis jaemin yang menggantung, mengocoknya dengan perlahan dan lembut, membuat sang kekasih terlena atas perbuatannya, “nnnghhh”

Melihat jaemin yang telah tenang, mark mulai menggerakan penggulnya, membuat jaemin merasakan sakit dan nikmat yang datang pada bagian bawah tubuhnya.

“Ah, mark”

Jaemin dapat merasakannya—urat urat kemaluan itu menggaruk lubangnya dengan konstan. Tiba tiba ia menginginkan lebih, cepat. Ia ingin lebih cepat

“lagi aangh”

Gerakan mark terhenti, ia menurunkan separuh tubuh jaemin agar menungging, bertumpu pada dinding.

“AH AHH AHH” Jaemin hnaya bisa berteriak kala mark tidak main main menambah kecepatannya, seharusnya dia sudah hafal bagaimana kekuatan mark ketika tengah bercinta, kenapa juga dia meminta.

“Ah, pelanhh ahh sebantar—markhh angh”

Selelah tangannya memegang Paha mark, menahan pergerakan itu agar tidak semakin brutal, tapi sepertinya hal itu tidak membuahkan hasil, suara tepukan kulit yang saling menghantam semakin keras, tidak lagi dapat teredam oleh gemericik air dari shower yang menyala.

Jaemin semakin mendesah tidak terkontrol saat prostatnya terjamah terus menerus. Kakinya lemas, tapi pegangan pada perutnya tidak memperbolehkannya untuk tumbang, yang bisa ia lakukan hanya mendesah sambil memegangi dinding keramik licin itu kesusahan.

“ahh marhh—markkhh”

Yes babe—hhh moan my name

“markhh... markh ah ngh maarkhh sialaannh”

Mark mengumpat dalam hati, sial suara jaemin terdengat semakin erotis ketika berada di kamar mandi. Dengan cepat ia menarik lengan jaemin, memaksanya untuk berbalik. Lalu ia kembali memasukkan kembanggaannya, “annhh”  lubangnya kembali terisi, kali ini jaemin menumpukkan seluruh tubuhnya pada yang lebih tua

Mark mengangkat satu kaki pria didepannya, kembali menyodoknya dengan brutal, “engh engh ahh haah ah”

Tubuh jaemin terhentak tidak karuan, tangan kurusnya melingkar indah pada leher sang kekasih. Merasakan pelepasan yang akan datang

Bahunya merasakan panas oleh lidah mark yang terus bekerja. Sementara kakinya semakin melemas, ia merasa tidak akan kuat lagi—mark benar benar menghajar tubuhnya dengan kasar

“markh ahh a-aku—”

“Yes babe, keluarkan”

Beberapa sodokan terakhir sebelum semburan panas keluar, “ANGHH”, Jaemin lemas, perutnya terasa penuh. Tubuhnya bergetar saat kejantanannya terus mengeluarkan sarinya.

Sudah pasti dirinya akan terjatuh jika kedua tangan mark tidak menahannya. Keduanya mengais udara dengan rakus, masih diam dalam posisi yang sama dengan mark yang memeluk jaemin dari depan. Ah, rasanya sangat lengket dan kotor—bahkan meskipun mereka melakukannya dibawah guyuran air.

Lelah, pinggangnya terasa remuk bahkan hanya dengan memikirkannya. Jika biasanya mereka bisa melakukan beronde ronde di atas ranjang, rasanya bercinta di kamar mandi—ditambah sambil berdiri ternyata jauhh lebih melelahkan, jaemin tidak ingin lagi. Namun ternyata pemikirannya jauh berbeda dari apa yang pria dipelukannya pikirkan, dalam bising gemericik air yang masih menghujani mereka, mark berbisik, “part dua?”

Dua kata itu mampu membuat mark tidak bisa buang air kecil dengan benar selama seminggu karena kejantanannya bengkak digigit oleh kelinci buas.






















DAH BUBWARR

kalian yang masih kicik gak pada baca ini kan? Ya kann?? :((

ANW ada yang kangen gak?

Kangen aku gitu hehehe, eh tapi gausah dikangenin deng, ga penting.

Seperti biasa kalian harus stay healthy and happy, cause' you are worthy and preetyy❤️


TROUBLEMAKER [Markmin]Where stories live. Discover now