14. Taste

6.5K 914 235
                                    



“Ini, sudah kuselesaikan semuanya”




Pria berumur itu tersenyum kecil melihat map coklat didepannya, pupilnya kemudian bergerak menuju pemuda dihadapannya yang masih sibuk menyeruput americano miliknya dengan mata yang tak lepas dari ponselnya.





as expected, kau memang puteraku”



Mark akhirnya menoleh. Ia meletakkan cangkir kopi miliknya, memfokuskan atensinya pada sosok yang tidak lain adalah ayahnya, “aku bukannya keberatan, tapi kenapa ayah jadi lebih sering memberikanku pekerjaan langsung seperti ini?”

Lawan bicaranya tampak memasang wajah berfikirnya, dengan tangan kanan menumpu kepalanya, “Hmm, agar kau tertarik menjadi penerus perusahaan?”




“no thanks”





“kau menyia nyiakan bakatmu”




“dan aku tidak ingin menyia nyiakan waktuku” jawabnya malas




TING

Bunyi pesan masuk dari ponsel mark membuatnya langsung meraih benda persegi itu, melihat pesan dari seseorang yang ia maki maki dalam hati sejak pagi. Mark terlihat dengan kesal menekan nekan layar ponselnya, menandakan bahwa ia marah dengan isi pesan yang didapatnya, namun ada raut kelegaan bahwa seseorang yang menjadi fokus utamanya itu akhirnya membalas pesannya



TING


Satu pesan masuk lagi, kali ini raut wajahnya tidak bisa disembunyikan. Tubuh yang terbalut kaus hitam polos itu bahkan hampir saja berdiri karena terlalu terkejut atas sesuatu yang ada pada layar ponselnya.



Semua itu terlihat jelas dari manik tajam sang ayah, lelaki tua pemilik perusaan beranak pinak itu—Lee Taeyong, tidak bisa menyembunyikan senyumnya melihat kelakuan anak semata wayangnya



“Apa itu pacarmu?”




Mark akhirnya menyadari bahwa ia tidak sendiri, ia menoleh pada ayahnya yang ternyata tengah tersenyum menggoda kearahnya



“Bukan!” tegasnya, lalu memilih melempar ponselnya ke meja makan miliknya—yang lebih terlihat seperti ia ingin menghancurkan ponsel keluaran terbaru itu, dan kembali menyeruput kopinya dengan kesal




“oh ya?




—jadi kalian tinggal bersama tanpa status?”


Dengan itu mark terbatuk keras karena tersedak kopi panasnya. Taeyong justru tersenyum lebar, jari telunjuknya mendorong gelas berisi air putih yang sebelumnya adalah miliknya mendekat kearah sang anak dengan perlahan.





Lalu mark cepat cepat menyambarnya, anak satu satunya dari keluarga lee itu menegaknya dengan brutal. Semua itu lagi lagi tak dapat tidak terlihat dari pengelihatan sang ayah.



Oh, dia sangat mengenal putranya dengan baik. Meski mark bukanlah anak yang terlampau dingin atau berhati besi, anak yang ibunya lahirkan di kanada ini tidak pernah suka jika privasinya diganggu—yang menjadi salah satu alasan mengapa mark tidak tinggal di mansion besar milik keluarganya



Dan bukannya taeyong tidak tau bahwa putranya kini membawa seseorang memasuki zona privasinya. Jangan salah, meski mereka tidak tinggal di satu atap yang sama, pemuda didepannya tetaplah anak semata wayangnya, ia tidak bisa membiarkan informasi tentang mark berada di luar jangkauannya. Hanya saja ia tidak percaya bahwa diluar sana ada seseorang yang mampu menembus tembok yang ia sendiri tidak bisa melewatinya





TROUBLEMAKER [Markmin]Where stories live. Discover now