23. The Test

6.9K 856 329
                                    

Suara seseorang yang telah ditunggunya tak kunjung ia dengar. Renjun mendesah berat sembari melihat ponselnya. Sudah tiga hari ia tidak mendapatkan kabar dari mantan rekan organisasinya, dan itu membuatnya kalut setengah mati, mengetahui fakta bahwa dialah dalang yang menyebabkan semua kekacauan ini



Jeno sama sekali tidak membantu memberikan informasi. Menyebalkan sekali pria itu justru merajuk akibat cemburu buta karena renjun terus saja bertanya soal mark.




Jadi pagi ini, dimana seharusnya siswa lain telah duduk di kursinya—mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan yang akan diadakan kurang dari satu jam itu, entah sungguhan belajar atau mempersiapkan strategi mencontek— Renjun justru berdiri di samping gerbang sekolahnya, masih menunggu kehadiran batang hidung pria yang telah membuatnya ketakutan selama tiga hari kemarin.







“Ah sial, aku benar benar takut arwahnya akan menghantuiku jika orang itu sungguh mati” umpatnya sembari mengetik pesan dengan brutal






“kalau kamu menungguku sampai seperti ini untuk minta maaf, baiklah aku akan memaafkanmu sayang”



Kepalanya reflek menoleh, menemukan jeno dengan senyuman khasnya, membuatnya menyipit kesal, apa itu tadi? Sayang?! Itu merupakan satu dari ribuan panggilan menjijikkan yang bisa keluar dari mulut jeno—dan sungguh, renjun benci itu!







“Jeno lee, aku benar benar harus tau… bagaimana keadaan mark?”




Wajah yang sebelumnya sesegar bunga mawar langsung terteluk bak rumput rawa, jeno merotasikan matanya kesal, Mark lagi??



“Daripada kau khawatirkan pria itu, lebih baik khawatirkan temanku”



“temanmu?? Jaemin?” tanya renjun dengan heran.




Jeno menghela nafasnya, dia benci ketika renjun mulai membicarakan orang lain dalam obrolan mereka, karena mereka jarang bertemu, dia tidak ingin ada pembahasan lain selain soal mereka berdua, tapi sepertinya sekarang renjun benar benar dalam mode menyebalkan.



“apa kau tau mantan ketua osis kita bisa melakukan elbow block, waving, atau bahkan knockout?? Pada seorang petinju gila di tempatku?”



Segala pertanyaan berputar dalam kepala renjun. Apa itu tadi? Istilah istilah itu sama sekali asing ditelinganya, memangnya apa yang jeno harapkan?




“aku hanya bertanya bagaimana keadaan mark, jeno. Jangan membuatnya menjadi rumit”




“Aku baik baik saja”



Terkejut sekaligus lega, Renjun berkedip cepat melihat kedatangan orang yang ia tunggu selama berjam jam itu telah datang bersama pria lain disampingnya.





Tetapi dirinya lebih dibuat terheran kala netranya melihat pria itu dengan rambut kepala yang telah berubah warna dan benda yang berada dalam genggaman jaemin—pemuda yang bersama mark itu seperti tidak terpengaruh oleh pembicaraan mereka dan berfokus pada buku besar ditangannya



Rupanya, tidak hanya dia yang terkejut. Renjun dapat melihat bahwa kekasihnya itu jauh lebih terkejut dibandingkan dirinya.





“LELUCON MACAM APA INI NA JAEMIN?!” teriakan itu membuat jaemin mendongak kesal, menutup bukunya dengan kasar dengan jarinya yang ia selipkan ditengah tengah buku sebagai pembatas.





“Aku duluan ke kelas ya yeobo... Disini berisik”



Mark mengangguk mengiyakan. Tapi, setelah beberapa detik berlalu, ia tidak merasa bahwa jaemin meninggalkan tempatnya. Karena itulah ia menoleh, melihat pemuda itu tengah berwajah datar, namun seperti menunggunya berbuat sesuatu







TROUBLEMAKER [Markmin]Where stories live. Discover now