18. Friend

5.7K 885 119
                                    

Gak lagi aku bikin begitu begituan :')
Nyoh double update








“Kupikir kau sudah berhenti merokok?”

 



Tidak ada jawaban atas pertanyaan itu. Jeno mungkin sudah lelah menghembuskan nafasnya melihat tingkah laku pria didepannya.

 


Sudah tiga hari ini jaemin menginap di ruang latihan tinju mereka, dan sudah tiga hari juga ia tidak pernah absen memeriksa keadaan pemuda ini. Ia akan datang membawa makanan, meski hanya mie instan dan minuman minuman. Well, ia tidak setega itu membiarkan pria yang sudah ia anggap saudaranya ini mati kelaparan

Jeno tidak tau jelas apa yang terjadi diantara teman brengseknya ini dengan pacar jadi jadiannya itu, pikirannya bercabang antara dua opsi, jaemin diusir, atau jaemin yang pergi.

 

Tapi jika diusir, kenapa mark tidak menyuruh jaemin membawa baju bajunya? Memikirkan itu selama tiga hari berhasil membuat jeno menegak obat pereda nyeri kepala.


“Kau tidak berniat mengikuti pertandingan minggu depan kan?”

 

Matanya melirik ke sekitar, banyak sekali puntung rokok dan botol soju, sampah mie instan cup dan botol botol air mineral. Atensinya kembali kepada tokoh utama masalah ini. Jeno hanya bisa menggeleng melihat keadaan pria itu yang jauh dari kata ‘pantas’. Rambut yang tidak tertata, mata yang seolah telah mati, dan bibir pucat kering karena terlalu banyak menghsiap nikotin.


“sial, aku tau kau itu tidak punya otak. Tapi setidaknya lihat lawanmu, semenjak kejadian beberapa bulan yang lalu pria itu seperti tergila gila untuk membunuhmu”

Lagi lagi tidak ada jawaban. Jeno menghela nafas sebelum ikut mengambil sebatang rokok dari kotak yang sama.

Sebelum ia menyakalan sumber racun itu, ia tampak berfikir keras, lalu mulutnya terbuka mengatakan hal yang menurutnya memalukan. “Aku tidak keberatan berbagi udara denganmu di kos kosanku” tawar jeno, merasa iba dengan keadaan jaemin yang terlihat bagai tubuh tanpa nyawa

“Dan mendengar suara menjijikkanmu saat menelpon rubah huang itu? Tidak terima kasih, lebih baik aku mati membeku dijalanan”

“Kau benar benar tidak menghargai usahaku disini ya?” kesalnya. Tidak tau ya? Dia sudah malu setengah mati untuk mengajak pria ini tinggak di tempatnya, ia juga tidak mau melakukannya kalau tidak mengingat seberapa dekat mereka sejak dulu


“Aku punya uang untuk menyewa satu”


Netra tajam jeno semakin menyipit, dahinya berkerut tak suka “lalu kenapa kau tidur disini?!”


“Agar kau Datang membawakanku makanan hehe”


“mati saja kau na jaemin!”

Jaemin tertawa keras. Oh? Jeno jadi sedikit bersyukur dirinya dibodohi sedikit, karena ini senyuman pertama semenjak pria itu menginjakkan kaki disini

TROUBLEMAKER [Markmin]Where stories live. Discover now