04. Amarah Zamrud Hijau

66.9K 10.9K 18K
                                    

Selamat membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Selamat membaca


Jantungnya berdegup keras, ada beberapa tetes peluh yang dirasa mengalir dari pelipis. Perempuan itu sempat menahan napas sejenak ketika dia dibekap oleh seorang pria aneh yang entah datang dari mana. Namun beberapa saat ketika mendengar derap langkah mendekat - sepertinya lebih dari satu orang - Son Je Ha bisa langsung membaca situasi.

"Brengsek! Kemana dia pergi?!!"

"Kau yakin dia kemari?!"

"Aku benar-benar melihatnya ke arah sini!"

Tangan Je Ha mulai gemetar, sementara pria di belakangnya sama sekali tak bergerak. Napas di dekat telinganya pun meski samar, terdengar begitu nyata. Dia benar-benar tak boleh bergerak sedikit pun atau itu akan menimbulkan bunyi gemerisik.

"Ku pikir dia tidak mungkin semakin masuk ke dalam hutan, tidak ada yang pernah berani masuk kemari. Ayo, lebih baik kita pergi, dia pasti memutar arah."

Son Je Ha nyaris bernapas lega ketika pria berjumlah tiga orang yang berpakaian hitam-hitam itu berbalik dan bersiap untuk pergi, namun dirinya kembali menegang dan jantungnya seolah melompat kaget ketika mendengar suara pedang yang ditarik dari sarungnya.

"Siapa kalian?"

Ketiga pria yang sepertinya kelompok bandit itu nampak terkejut, mereka mundur dua langkah saat melihat seorang pria bertubuh jangkung mendadak ada di sana sembari menodongkan pedang besar dengan ukiran naga emas yang menawan.

"H-hei, apa yang dia lakukan disini?" Salah satu anggota bandit itu berbisik, benar-benar seterkejut itu saat melihat sosok Hwang Je No di tengah hutan neraka.

"Hwang Jang-Gun, kau berani juga datang kemari," satu orang lagi mendecih, meremehkan.

Son Je Ha mengernyit saat mendengar, sementara keringatnya semakin deras, "Hwang Yong-Geum? Dia disini?!"

"Serang saja dia! Dia sendirian!!" Seru salah satunya, dia mendecak marah meski merasa panik.

Sang Panglima Perang masih berdiri di tempatnya, merasa cukup bingung karena tiba-tiba bertemu bandit di hutan neraka dan mendapatkan serangan. Namun dengan ketangkasannya, dia bisa menghindari dengan cepat ketika dua orang bandit tersebut berlari dengan gesit dan menghunuskan belatinya.

Itu belati beracun!

Je No tahu banyak tentang seluruh bandit-bandit yang tersebar. Mereka menggunakan senjata yang dilumuri racun. Yang Je No dengar, racun itu bisa melumpuhkan.

Pertarungan itu tak terelakkan. Meski bagi Je No mereka cukup mudah dikalahkan meski berjumlah tiga orang, dia tetap harus berhati-hati agar tidak tergores racun pada belati itu. Akan sangat menyusahkan jika salah satu bagian tubuhnya lumpuh.


Trang!!


Satu tebasan dari naga emas, berhasil melemparkan belati kecil mematikan itu. Dia juga sempat menggores lengan dan kaki bandit-bandit tersebut hanya dalam hitungan detik.

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologWhere stories live. Discover now