14. Payung Merah

46K 7.3K 19.1K
                                    

"Hentikankanlah tangisan Sang Dewi, atau semesta akan mengutukmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hentikankanlah tangisan Sang Dewi, atau semesta akan mengutukmu."


Selamat membaca~


Pria itu terus berlari. Bahkan, ketakutannya lenyap begitu saja karena debaran ekstrim di dadanya itu. Hwang Je No bahkan tidak memedulikan Yong-Gam yang ia tinggalkan di lembah surga, dia hanya terus berlari sembari menggenggam seruling gioknya dengan erat.

Apa? Apa itu tadi? Apa yang dimaksud Son Je Ha?

Kenapa ini sangat tiba-tiba? Apakah gadis itu bercanda?

Sepanjang pelariannya, Hwang Je No tak berhenti memikirkan tindakan tiba-tiba dan ungkapan Si gadis gisaeng yang membuatnya sakit kepala.

Panglima itu sendiri tidak mengerti, mengapa dirinya menjadi sepanik ini. Dia tidak mengerti kenapa ada sebuah lonjakan aneh di dadanya yang membuatnya berdebar tanpa henti.

"Hwang Yong-Geum, aku mencintaimu..."

Sepenggal kalimat yang terlontar dari bibir gadis itu terus menghantui pikirannya. Tanpa alasan, tubuh Hwang Je No gemetaran dan dia benar-benar merasa segelisah itu.

"Apa kau sudah gila... Son Je Ha," batinnya.

Bahkan sampai dia memasuki gerbang istana, kakinya masih gemetaran seolah dia bisa terjatuh kapan saja. Pria itu tak menghiraukan pertanyaan dari prajurit penjaga gerbang, menanyakan darimanakah dirinya dan dimana Yong-Gam.

Hwang Je No menghembuskan napas beratnya, memukul-mukul kepalanya yang terasa berputar, membuatnya pusing.

Entah kenapa pernyataan cinta Son Je Ha sampai membuatnya seperti orang trauma. Hwang Je No benar-benar terlihat menyedihkan karena tersesat dengan segala kebingungan di hatinya.

"Panglima Hwang? Kau kah itu?"

"Hah?!"

Hwang Je No menoleh dengan cepat ke belakang, terlonjak kaget, dan ketika menyadari siapa yang baru saja memanggilnya sembari mendekat, Sang Panglima benar-benar terkejut seolah sedang melihat hantu.

Seon Jae Hyun baru saja keluar dari paviliun perpustakaan, membawa lampion kecil di tangan yang menjadi penerangannya.

"Apa kau baru saja kembali dari berpatroli?" Tanya Jae Hyun sekali lagi.


Dukk!!


Namun Hwang Je No menerobos tubuh itu, mendorong tubuh tuan cendekiawan hingga mundur beberapa langkah.

Jae Hyun yang terkejut, nyaris saja menjatuhkan lampionnya. Dia terkejut karena Hwang Je No tiba-tiba mendorongnya, lalu berlari, dan menatapnya dengan sebuah sorot ketakutan.

Si Pengajar kerajana mengernyit, memerhatikan Sang Panglima Perang yang belari menjauh seperti orang bodoh.


***


[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologWhere stories live. Discover now