46. Pelarian Panjang

13.9K 2.8K 1.5K
                                    

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Selamat Membaca

"Selamat datang, Yang Mulia Putra Mahkota."

Pria itu berhenti di depan gerbang istana yang dijaga dua prajurit di sisinya, dan seorang pria lain bertubuh tak kalah tinggi yang tersenyum di ambang gerbang, menyambutnya penuh hormat.

Yeo Woon membungkuk, memberikan salam pada Wen Fei Yu yang baru saja turun dari kuda hitamnya. Kemudian Jenderal itu sempat mengernyit, bertanya-tanya mengapa tak ada satu pun yang mengawal Sang Putra Mahkota.

"Anda datang sendirian?"

"Ya."

Kemudian, Yeo Woon tergelak kecil, agak hambar. "Saya pikir setidaknya anda membawa satu atau dua pengawal, Yang Mulia."

"Aku tidak memerlukan itu," sahut Fei Yu cepat.

"Bagaimanapun, Yang Mulia adalah seorang pewaris tahta, akan—"

"Dimana Wang Han?"

Seolah tidak ingin mengobrol lebih banyak dengan Yeo Woon, Pangeran tertua Dinasti Song itu memotong kalimat Sang Jenderal dengan cepat. Terkesan tidak sopan, namun Fei Yu tidak ingin mengulur waktu.

Saat itu, Yeo Woon jadi agak menyesal karena mengajak Pangeran dari negeri tetangga ini berbasa-basi.

"Pangeran Han berada di aula pedang bersama Putra Mahkota. Mari saya antar, sebentar lagi waktunya acara perjamuan."

Karena Wen Fei Yu tidak terlalu mengerti denah Kerajaan Baekje, ia pun membiarkan Yeo Woon memandunya setelah salah satu prajurit di sana membawa kuda Fei Yu masuk.

Istana Baekje memang lebih kecil dari Goryeo, namun bagi Wen Fei Yu tempat ini terasa lebih damai. Sungai yang mengalir di dalam istana itu cukup menarik perhatiannya, dengan bunga bakung liar yang tumbuh, tempat ini begitu menyejukkan.

Yah, membandingkan dengan Goryeo yang telah berubah sejak saat itu...

Bicara tentang pengawal, Fei Yu sebenarnya memang tidak terlalu suka bepergian sembari membawa pasukan. Baginya, itu berlebihan meski dia adalah pewaris tahta yang harus selalu waspada karena banyak yang mengincar nyawanya. Tapi dia memercayai kemampuannya sendiri, dan lagi... ini adalah misi rahasia.

Tidak banyak yang boleh tahu.

Sampai di aula pedang, Wen Fei Yu tak langsung masuk. Dia masih berdiri di ambang pintu aula, karena di dalam sana ada dua orang pria yang tengah beradu pedang, menimbulkan bunyi yang cukup nyaring begitu pintu dibuka.

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang