23. Setetes Darah Di Telaga Surgawi

36K 6K 13.6K
                                    

Suatu ketika, air telaga bertanya pada rembulan yang bersinar di atasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suatu ketika, air telaga bertanya pada rembulan yang bersinar di atasnya. "Wahai Raja malam, mengapa sekarang manusia tak pernah lagi mengunjungiku?" Katanya dengan sedih.

Mendengar pertanyaan itu, rembulan menjawab. "Itu karena setetes darah yang telah bercampur dengan airmu."

Telaga kebingungan mendengarnya, dia berkata lagi, "tapi itu adalah darah dari seorang ksatria yang sedang kehausan, dan dia adalah ksatria yang telah menyelamatkan banyak umat manusia."

"Wahai telaga, itulah hakikatnya seorang manusia. Mereka akan memandang air telagamu telah kotor karena bercampur dengan setetes darah, tanpa peduli sebesar apa pengorbanan dan perjuangan dibalik jatuhnya setetes darah tersebut."


Selamat Membaca


Wang Yeol bisa melihat dengan jelas, pandangan tajam Wang Jin yang seperti ingin membunuhnya. Si kakak sulung hanya bisa mengalirkan air matanya dengan menyedihkan, meski dia tahu hal ini akan terjadi.

Sejak awal... Yeol tahu bahwa adik yang ingin mencelakakannya adalah Jin, hanya saja dia mencoba untuk tetap diam, dan pada akhirnya dia tetap tak menyangka meski sudah tahu sejak awal.

Adiknya yang sangat dia sayangi. Adiknya yang sangat usil dan nakal seperti anak-anak.

"Jangan menatapku seperti itu, hyung," dingin Jin. "Aku tidak akan pernah mengasihanimu."

Tangan Yeol yang mencengkeram lengan Jin tampak gemetar hebat seolah dia sedang memperjuangkan sisa-sisa tenaga terakhirnya. Dia ingin terus mencengkeram lengan itu, menuntut jawaban kesalahan apa yang telah ia perbuat, hal apa yang telah ia lakukan hingga membuat adiknya memperlakukannya seperti ini.

"J-Jin..." Wang Yeol merintih.

Melihat kakaknya tidak berdaya dengan punggung yang hancur sembari menangis, Pangeran kedua menyeringai tipis.

"Kau sangat menyebalkan, berhentilah berpura-pura baik," bisiknya. "Kepedulianmu pada kami, itu semua membuatku muak."

Sial, Wang Yeol sangat ingin bersuara, tapi bahkan kini dia tak sanggup untuk bergerak lagi. Tangannya jatuh meluruh, pita suaranya benar-benar nyaris putus, dan tenggorokannya selalu terasa tercekik saat dia mencoba untuk berbicara.

Dia ingin bertanya, apa maksud Jin dengan dirinya yang berpura-pura baik. Kepeduliannya yang membuat mereka muak?

Wang Yeol mengalirkan air matanya lagi, mendengar kalimat menyakitkan itu dari bibir adiknya, hatinya merasa sangat sakit.

Dia sangat menyayangi adik-adiknya, semuanya, tanpa terkecuali. Dia selalu memedulikan mereka semua tanpa membeda-bedakan.

"Pangeran Jin, kami yang akan membawa kakak anda keluar."

[✔] 5. 真実 [TRUTH] : The PrologWhere stories live. Discover now