🔞GRESHAN - Kelinci Kesayangan

13.7K 397 32
                                    

"HAHAHAHA! Akhirnya... Akhirnya berhasil juga percobaanku selama ini!"

Seorang pria tua dengan uban memenuhi kepalanya itu tertawa puas melihat hasil percobaannya. Makhluk lain di depannya hanya menatapnya yang mengoceh sendiri.

"Hei, hei.. Jangan hanya menatapku seperti itu. Kau adalah satu-satunya makhluk hasil mutasi gen yang berhasil aku ciptakan. Hahahaha!" pria tua itu mengusap puncak kepala dari makhluk hasil percobaannya, membuat makhluk tersebut tiba-tiba bergidik ngeri.

"Tenang saja, kau akan hidup sepanjang hidup manusia pada umumnya, dan memiliki pengetahuan umum setara dengan manusia."

Sudut mata hewan tersebut menangkap sesuatu yang sedari awal ia pertanyakan di dalam otaknya, yang jawabannya kini telah ia temukan. Ia hanya bisa menatap kawan-kawannya yang tak sadarkan diri di dalam tabung-tabung aneh —yang sebelumnya juga ia masuki— dan beberapa diantaranya telah memiliki wujud yang berbeda dari apa yang biasa ia lihat.

Menyadari arah pandang dari makhluk tersebut, pria itu mendengus, "sayang sekali kawan-kawanmu tidak ada yang bisa bertahan sejauh dirimu. Hanya kaulah satu-satunya yang bisa. Tapi tenang saja, kau tidak akan merasa kesepian karena setelah ini aku akan mengegerkan dunia dengan penemuanku! Kau akan jadi sorotan publik. Semua orang akan takjub dengan eksistensimu. Dan tentunya aku akan mendapat banyak uang dari semua itu hahahahaha!" tawa keras dari pria itu kembali menggelegar.

Makhluk percobaan itu menggeleng pelan. Ia memahaminya. Ia paham secara utuh apa yang dikatakan pria itu, rangkaian kata-kata yang sebelumnya tak bisa ia pahami sama sekali, kini ia mengerti apa maksudnya.

Melihat bahwa pria itu sedang lengah, ia mencari jalan keluar. Matanya menangkap sebuah jendela di sisi lain ruangan. Dengan gesit, ia berlari dan menabrakkan dirinya menembus jendela kaca itu.

Praaangg!

"HEI MAU KEMANA KAU, KELINCI SIALAN!" pria tersebut keluar mengejarnya, menjauhi laboratorium pribadinya yang terletak di atas bukit.

Makhluk percobaan itu terus berlari sekuat tenaga tanpa memedulikan rasa nyeri di tubuhnya akibat luka setelah menghantamkan diri ke jendela. Ia terus berlari menuruni lereng bukit, melewati hutan lebat yang sangat gelap. Ia hanya berlari mengikuti instingnya, mengandalkan indra pendengarannya yang cukup tajam.

"Aaakhh!!"

Jantungnya berdenyut kencang. Tubuhnya tiba-tiba merasakan nyeri yang begitu hebat.

Dug...

"Aarghh!!!"

Rasa sakit yang ia rasakan membuatnya tak awas dengan jalannya. Makhluk tersebut tersandung akar pohon dan jatuh terguling menuruni lereng bukit.

Jantungnya kembali berdegup lebih cepat. Ia terus terguling sementara tubuhnya mulai berubah secara perlahan.

Duagh..

Punggungnya menghantam batang pohon yang kokoh, membuatnya berhenti terguling. Sekujur tubuhnya terasa sakit, namun nyeri hebat dan denyut jantung yang amat kuat tadi telah hilang.

Ia mengamati keadaan sekitar. Pria tua itu sepertinya tak lagi mengejarnya, tapi ia bisa mendengar suara-suara geraman dari hewan lain di sekitarnya. Saat itu pula, ia menyadarinya. Ia sadar kalau tubuhnya telah kembali seperti sedia kala.

"Grrrrr...."

Suara geraman itu semakin mendekat, diiringi dengan suara langkah kaki yang menginjak ranting atau dedaunan. Binatang liar itu menampakkan wajahnya di bawah sela-sela cahaya bulan yang melewati rimbunnnya pepohonan.

Ia tak bisa menghadapinya, ia harus terus berlari.

***

Sementara itu, di tempat lain...

Katanya Sih OSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang