CINAN - Captured in Her Eyes

5.1K 314 25
                                    

-Cindy Pov-

Cool.

Itulah kata yang pertama kali terbesit di benakku ketika melihatnya.

Huh, gawat. Selama beberapa hari terakhir, aku jadi sering memikirkannya nih.

Setelah masa ospek berakhir, mungkin aku nggak bisa ketemu dia lagi. Haaah...

"Oi, Cind. Nape lu?" aku menoleh ke sumber suara.

"Gapapa kok, Puch." jawabku singkat lalu menungkupkan kepalaku di meja.

"Gipipi kik, Pich. Hilih, gapapanya cewek." sindirnya.

"Udah sana main moba aja deh lo daripada gangguin orang galau gini." dengusku.

"Widih, seorang CinHap akhirnya bisa galau juga ternyata!" sindirnya.

Saat ku ingin membalas ucapannya, ia langsung memasang earphone dan membuka aplikasi gamenya.

Aku mendengus malas.

Ting!

Sebuah notifikasi muncul dari ponselku.

[Jinan S.]

Selamat pagi, kak Cindy.
Permisi, kak. Maaf mau nanya nih. Barang-barang yang bakal dibaksos-in dikumpul di mana ya, kak?
Makasih, kak. Maaf kalo ganggu waktunya.

Senyumku mengembang saat melihat rentetan chat darinya. Tuh, kan. Gemes banget typing nya. Uuu... Sopan banget lagi.

"Heh kenapa lu senyum-senyum sendiri? Tadi katanya galau."

Aku melirik Pucchi yang memandangku heran. Ia memasang ekspresi sok takutnya.

"Gapapa." balasku tanpa memudarkan senyumanku.

"Cind, keknya lu harus segera periksa ke dokter deh. Takutnya lu ada gangguan apa-apa kan gue jadi susah."

Aku memukul lengan Pucchi pelan, "paan sik? Lagi seneng juga." dengusku.

"Sebebas lu aja lah."

"Heh tadi lo dicariin Aya, katanya suruh nemuin dia sebelum mulai kegiatan ospek." ucapku ketika mengingat apa yang disampaikan Aya pagi ini.

"Eh yampun, neng Aya! Lu kok kagak bilang dari tadi sih? Mana bini gue sekarang?" paniknya.

Aku tertawa melihat ekspresi Pucchi tiba-tiba terlihat grasak-grusuk, "tadi gue ketemu dia di lobby. Sorik baru inget sekarang."

Tiba-tiba Pucchi menarik tanganku, "tanggung jawab ga lu. Ntar kalo bini gue ngamuk pokoknya salah lu ya, Cind." ancamnya.

"Yaelah, Puch. Ini udah mepet banget waktunya. Masih aja lo sempet ngapelin bini lo." dengusku melihat Pucchi yang begitu bucin.

"Denger ya Cindy Hapsari Maharani Pujiantoro Putri, sono gih pacaran, ntar lu baru deh ngerasain."

Aku memutar bola mataku malas.

Sesampainya di lobby, kulihat Pucchi langsung menghampiri Aya. Merangkulnya mesra sambil membujuknya agar tidak marah.

Aku cuma bisa mengambil jarak agak jauh dari mereka. Membuka layar ponselku dan seketika membalas chat Jinan tadi.

Kenapa belum dibales dari tadi?

Iya lah. Jual mahal dikit dong! Masa langsung dibales, kesannya kaya ngarep banget.

Katanya Sih OSWhere stories live. Discover now