VIKUY - Between Us

2.4K 184 24
                                    

-Author Pov-

"Hadeehhh..."

Kretek... Kretek...

Yessica meringis menyadari betapa kaku tubuhnya saat ini. Ia mencoba menggerakkan bahunya untuk meregangkan ototnya.

Target pekerjaan di komputernya akhirnya dapat diselesaikan sebelum tengah malam.

"Jadi gini ya, rasanya ngelembur kerjaan sampe malem," gumamnya lelah. Ia mulai membereskan barang-barangnya dan mulai bergegas pulang sebelum lewat tengah malam.

Gadis berusia 23 tahun itu keluar dari kantornya setelah memberikan kunci ruangan kepada satpam. Begitu ia berhasil diterima sebagai karyawan di kantornya, Yessica sengaja mencari kontrakan yang dekat dengan tempat kerjanya sehingga ia tidak perlu repot memikirkan ongkos pulang perginya.

Namun untuk pertama kalinya, ia berjalan dengan tidak nyaman untuk kembali pulang ke tempat tinggalnya.

Yessica berjalan dengan was-was mengingat ini bukan jam yang cocok untuk gadis berjalan sendirian. Ia masih merasa beruntung ada beberapa kendaraan yang masih berlalu-lalang di jalanan, juga toko-toko 24 jam yang masih menyala terang.

'Tenang, lima menit lagi sampe rumah,' batinnya menenangkan diri.

Grep... Srett..

Mata Yessica membelalak ketika ia merasakan seseorang menyeretnya ke gang sepi terdekat. Jantungnya berdebar ketakutan, tubuhnya membeku ketika orang tersebut menahan tangannya dan menodongkan pisau ke lehernya.

"Serahin tas lo!" ucap seseorang itu.

Yessica sedikit merendahkan bahunya, membiarkan tasnya turun. "T-tolong, jangan apa-apain aku..." pintanya dengan nada yang bergetar.

Lelaki di belakang Yessica tercekat saat mendengar suara lirih itu. Ia menjauhkan pisau dari leher Yessica.

"Chika?"

Yessica melirik ke arah lelaki di belakangnya. Nama Chika adalah panggilannya semasa SMA, tidak ada orang lain yang memanggilnya begitu kecuali teman-teman SMA dan keluarganya.

Genggaman di pergelangan tangan Yessica terlepas. Lelaki itu mundur selangkah, menjauhinya.

"...sorry. Jadi bener lo ya," ucap lelaki itu sambil mengalihkan pandangan ke sisi lain. Tangannya terulur melepas masker yang menutupi wajahnya.

Yessica menatap kaget lelaki yang tampak familier itu.

"Badrun..." ia berjalan pelan mendekati sosok yang ia kenali itu. Selangkah ia maju, selangkah pula lelaki bernama Badrun itu mundur.

"Jangan deketin gue. Gue bukan lagi Badrun yang lo kenal, Chik. Gue cuma sampah masyarakat. Maaf soal yang barusan, tolong anggep kejadian tadi gak pernah terjadi." lelaki itu sama sekali tak mampu menatap Yessica.

Yessica terdiam menatap Badrun dari ujung kaki hingga ujung rambut. Penampilan Badrun yang sekarang memang jauh berbeda dari yang ia kenal semasa SMA dulu, tapi tidak salah lagi, lelaki di hadapan Yessica saat ini memanglah Badrun.

Badrun yang kocak, jenaka, dan membawa positive vibes bagi teman-temannya, itu adalah sosok yang sama dengan seseorang di hadapannya ini.

"Cari makan yuk, Drun. Kebetulan aku masih ada sisa uang."

Ajakan dari Yessica membuat Badrun mengeraskan rahangnya dengan miris. Baru saja ia berniat untuk merampok gadis itu, namun sekarang dengan lembutnya ia malah diajak untuk makan bersamanya. Badrun terpaksa mengingat kembali bagaimana sifat baik Yessica yang menjadi idaman para siswa semasa SMA dulu.

Katanya Sih OSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang