GRESHAN - Someone I Admire

5.5K 347 14
                                    

-Shani Pov-

Hai, aku Shani Indira, siswi SMA yang sudah menginjak tahun ke-3 nya. Di tengah kesibukanku sebagai anak kelas 12, diam-diam aku selalu memperhatikannya. Orang yang selama tiga tahun ini mengisi hatiku. Meskipun aku tau bahwa rasa ini adalah rasa yang salah.

Ya, dialah Shania Gracia. Seorang siswi yang seangkatan denganku, yang kelasnya tepat di sebelah kelasku.

Gadis yang sangat supel, ceria, periang, dan tentunya sangat cantik. Dia termasuk jajaran anak hits yang pastinya dikenal oleh seluruh siswa dan siswi sekolah.

Selain cantik, dia juga punya segudang prestasi. Aktif di kegiatan OSIS sejak kelas 10, bahkan menjadi sekretaris OSIS saat kelas 11. Ia juga beberapa kali memenangkan lomba fotografi, mulai dari tingkat regional hingga maju ke tingkat internasional. Yah, meskipun harus menelan kenyataan pahit kalau ia tidak bisa memenangkan lomba tingkat internasional itu. Selain itu, dia juga merupakan salah satu pendiri ekskul e-sports yang baru berjalan satu tahun ini.

Siapa sih, yang nggak kenal sosok Shania Gracia ini?

Berbanding terbalik denganku. Si gadis pendiam yang tidak memiliki banyak teman. Tidak berkontribusi apapun terhadap sekolah tempatku menimba ilmu selama tiga tahun ini.

Di manapun aku berada, aku hanya selalu bisa memandangnya dari kejauhan. Karena berbagai perbadaan di antara aku dan Gracia begitu terlihat jelas.

Bel istirahat tiba-tiba berbunyi.

Jika kebanyakan siswa akan bersorak saat mendengarnya, lain halnya dengan diriku. Aku hanya akan membenamkan kepalaku di atas meja. Duduk di pojok paling depan, tepat di depan meja guru —tempatku duduk, karena nggak ada yang mau duduk berhadapan dengan guru— sambil sesekali melamun membayangkan hal-hal yang tak masuk akal.

Aah.. Kelas yang tadinya ramai kini terasa sepi. Hampir semuanya keluar menuju kantin atau tempat nongkrong mereka, beberapa yang lain terlihat menggelar tikar di belakang ruangan untuk tidur.

Aku menghela nafasku, 'be productive, Shan!' semangatku dalam hati.

Hanya dua bulan lagi waktuku hingga ujian masuk perguruan tinggi. Itu artinya, aku harus segera mempersiapkannya matang-matang.

Aku mengambil sebuah buku penuh soal yang sudah kukerjakan sebagian. Membawanya keluar dari kelas, menuju balkon, tempat paling nyaman karena jarang dihuni orang lain. Kebetulan, kelasku berada di lantai dua, membuatku lebih dekat untuk menuju balkon.

Di sana, hanya terdapat sebuah meja dan kursi panjang. Perabotan lawas yang dulu ditaruh oleh kakak kelas yang sering nongkrong di tempat ini.

Aku duduk di kursi tersebut, mulai membuka buku dan merasakan semilir angin yang membelai rambutku.

Jika menghadap ke depan, aku bisa melihat pemandangan kota kecilku yang sedang mengalami pembangunan besar-besaran. Pembangunan di daerah ini sedang gencar-gencarnya dilakukan setelah perubahan kepemimpinan walikota.

Bermenit-menit aku lalui dengan latihan mengerjakan soal. Soal demi soal terus aku kerjakan, meskipun terkadang jawabanku tidak sesuai dengan yang tertera di kunci jawaban.

Tap.. Tap.. Tap..

Suara langkah kaki memekakan indra pendengaranku.

'Ah, mungkin cuma Pak Bon yang mau nyapu.' batinku mencoba tak menghiraukannya.

"Hei, boleh duduk di situ?"

Aku mendongak, menatap seseorang yang berbicara baru saja.

Aku tau, pupil mataku sedikit melebar saat melihatnya. Tapi aku mencoba bersikap tenang.

Katanya Sih OSWhere stories live. Discover now